16. Malam Yang Hangat

519 52 5
                                    

***

╭┉┉┅┄┄•◦ೋ•◦❥•◦ೋ
         
Kos-kosan Papa

    •◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┅┉╯

*
*
*





**

Harris terbangun dari tidurnya ketika merasa ada yang memanggil dan mengusap lengannya.

"Adek." Panggil suara Papanya lembut. 

"Mmhm." Respon Harris tidak jelas.

"Adek, bangun dulu yuk. Udah sore, nanti pusing kepalanya kalau tidur terus." Ujar Papanya.

Ah, setiap tidur kenapa harus ada orang yang membangunkannya dulu ya.

Harris membuka matanya, berkedip beberapa kali dan ia bisa melihat sang Papa yang tersenyum ke arahnya. Papanya terlihat tampan dan rapi dengan kemeja putihnya.

"Papa."

"Iya, sayang. Bangun dulu ya."

Harris berkedip lagi karena matanya masih terasa berat, dia terdiam beberapa saat sebelum bergerak duduk dibantu Jordan, Jinanda yang duduk di samping Harris mengatur bantal dibelakangnya agar adiknya bersandar dengan nyaman.

"Temen-temen udah berangkat ya?"

"Udah Dek." Respon Jinanda.

"Papa lepas ya." Ujar Jordan sambil melepaskan pengait dibelakang kepala Harris dan melepaskan masker oksigennya. Harris mengernyit tidak nyaman dan berusaha mengatur napas ketika benda itu terlepas, sedangkan Jinanda sibuk merapikan surainya yang sedikit berantakan.

"Papa udah mau berangkat?" Tanya Harris dengan suara yang parau.

Jordan mengangguk, "Iya sebentar lagi, Adek hati-hati ya sini."

Harris tertawa kecil kemudian mendengung, "Adek yang harusnya bilang hati-hati ke Papa sama Kak Tov, kan kalian yang mau berangkat ke Jakarta. Tapi Adek akan hati-hati kok."

Harris sebelum tidur tadi sudah diberitahu jika Jordan dan Tovan akan pulang ke Jakarta hari ini karena tugas mendadak yang tidak bisa di tunda. Sedangkan Jinanda akan pulang besok.

Jordan ditempatnya terkekeh gemas.

"Bagus."

Tak lama Tovan datang, ia sudah rapi dengan celana bahan dan kemeja biru tua yang pas di badannya yang tegap. Di tangannya ada kantong berukuran sedang yang berisi peralatan medis Tovan.

"Hey. Dah bangun Adeknya Kakak." Sapa Tovan sambil tersenyum.

Harris tersenyum lucu sambil menganggukkan kepala.

"Kakak priksa dulu ya."

Jordan menyingkir dari posisinya, membiarkan Tovan melakukan pemeriksaan. Harris kembali berbaring dan mulai melepaskan kancing piama tidurnya. Memperlihatkan bekas luka panjang disekitar dada dan perutnya, jaringan parut bekas oprasi nya yang sangat mencolok menyita perhatian Jordan dan Jinanda.

"Asmanya baru-baru ini kambuh enggak?" Tanya Tovan seraya membongkar tas nya untuk mengambil stetoskop.

"Hmm, enggak sih. Cuma waktu berangkat ke sini sempet kambuh."

"Kambuhnya kenapa?"

Harris meringis, "Kena asep mobil." Jawabannya yang jujur meluncur.

Gerakan Tovan berhenti, dan Jinanda dan Jordan memiliki wajah kaget.

Kos-Kosan Papa (SKZxTXT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang