07. Dapat Izin!

641 45 7
                                    

***

╭┉┉┅┄┄•◦ೋ•◦❥•◦ೋ

       Kos-kosan Papa   

    •◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┅┉╯

*
*
*


**

Hari berlalu, operasi penanaman alat pacu jantung untuk menangani penyakit aritmia Harris sudah lancar dilaksanakan. Sayang nya, walaupun nanti kondisinya membaik, tapi itu tidak akan membuat Harris berhenti mengkonsumsi obat-obat nya yang banyak. Karena kondisi kelainan imun yang dimilikinya, jangan lupakan liver nya yang tidak bisa bekerja semaksimal awal.

Untung nya operasi itu hanya sebentar dan tidak perlu melakukan pembedahan seperti operasi serius.

Lalu bagaimana izin dari keduanya kakaknya itu sekarang?

Entahlah, Harris masih diam dari kemarin. Kedua kakaknya sudah banyak mengajaknya bicara, tapi Harris tidak menghiraukan semua itu.

Bagaimana Papanya? Papanya belum ke rumah sakit, tadi pagi Mamanya bilang Papanya sebentar lagi akan ke rumah sakit. Tapi ini sudah sore, Papanya tidak muncul juga.

Pasti Papanya sudah tau soal kambuhnya kemarin, Harris semakin galau tidak dapat izin.

Helaan napas keluar dari mulut Harris, matanya menatap keluar jendela. Ia sudah bangun pagi hari tadi, tidak merasa ada yang berbeda. Hanya terasa perih di bekas operasinya di daerah selangkangannya.

Ia hanya ingin pulang cepat ke kos-kosan saja, istirahat ditemani para sahabatnya.

Saat pintu ruangannya terbuka Harris menoleh, Papanya datang bersama ibunya dan diikuti kedua kakaknya.

"Papa." Panggil Harris pelan.

Jordan tersenyum, ia mendekati ranjang anaknya. Pria umur 50an itu memeluk sang anak lembut, mencium pucuk kepala anaknya dan bertanya, "Gimana, masih ada yang sakit?"

Harris menggelengkan kepala, bibirnya tersenyum tipis, "Enggak, cuma perih dikit aja." Jawabannya palan.

Jordan melepaskan pelukan, ia duduk di sisi ranjang dan menggenggam kedua tangan putih anaknya.

"Adek mau jalan-jalan ke taman sama Papa?"

Harris berkedip, "Mau."

Dan dengan itu sang Papa membawanya ke taman rumah sakit yang sepi, Ada beberapa bodyguard yang berjaga tidak jauh dari mereka berdua.

Harris menghirup udara, ia tersenyum ketika ia terkena sinar matahari sore yang cantik. Sedangkan Jordan mendorong kursi rodanya dengan dorongan pelan, mereka mengitari taman yang cukup luas yang terdapat di samping rumah sakit. Harris sudah biasa berada di taman rumah sakit milik Opa dari pihak ibunya itu, mengingat dari kecil ia bolak-balik ke tempat ini.

"Kesana Pa." Pinta Harris sambil menunjuk ke ke bulatan di tengah taman yang dibangun kolam yang terdapat air mancur berbentuk lambang kedokteran.

Mereka sampai, Jordan membiarkan Harris memandangi kolam yang bersi ikan koi.

Jordan tak banyak bicara, kepalanya masih dipenuhi banyak sekali pertimbangan sekarang. Sedangkan diam-diam Harris tau papanya sedang berpikir. Jelas terlihat karena papanya yang terdiam, tidak seperti biasanya yang cerewet. Tapi ia tidak mau langsung bertanya dulu, Harris maklum papanya sangat berat memberi izin.

Mengingat izin itu, Harris kembali dilanda sedih. Apa papanya tidak akan memberinya izin seperti kedua kakaknya juga?

Dan opa oma nya dari kedua pihak ayah ibunya, Harris belum meminta izin juga.

Kos-Kosan Papa (SKZxTXT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang