17. Serangan Panik

878 67 8
                                    

***

╭┉┉┅┄┄•◦ೋ•◦❥•◦ೋ

  Kos-kosan Papa

   •◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┅┉╯

*
*
*

⚠Warning⚠

Serangan Panik tidak detail



**

"Nah, Adek hati-hati disini ya. Kalau ada apa-apa langsung bilang Kak Chris. Kalau sakit jangan diem, Adek harus bilang."

Harris menganggukan kepala patuh sambil menatap Jinanda yang saat ini tengah berjongkok di depannya sambil menggenggam tangannya.

"Iya, Kakak juga hati-hati, harus makan teratur dan selalu jaga kesehatan. Eh, iya salam buat Mba Iren dan Kak Bayu ya, Kak Jhonny juga, Kak Mira, Kak Ten, Kak Daus juga Kak hmm, siapa lagi ya." Bingung Harris dengan dahi berkerut.

Jinanda tertawa, ia tidak tau adiknya menghapal orang-orang yang bekerja di bawah Adikara.

"Ah, udah deh lupa namanya, hehe."

"Huhu, imut banget Adek Ayiiiiis. Kakak jadi enggak rela pulang sekarang." Pekik Jinanda sambil memeluk Harris, ia menciumi wajah Harris dengan gemas. Tidak memperdulikan dengan kehadiran Abah, tante, Lino, Chris dan Sammy yang daritadi hanya melihat interaksi dua saudara itu.

"Seperti biasa." Ujar Sammy tenang.

"Oy, Bang eling." Ujar Chris pada Jinanda.

Jinanda melepaskan adiknya yang hanya bisa pasrah itu. Ia menatap wajah kecil Harris lama-lama, kemudian menghela napas karena waktunya sudah tiba untuknya pergi.

"Kakak berangkat ya." Ujarnya sambil mencium punggung tangan putih Harris.

Harris juga mencium punggung tangan Jinanda lalu mencium kedua pipinya, dahi dan pucuk hidungnya yang terakhir.

"Okay, hati-hati." Putus Harris.

Jinanda mengusap kepala Harris sebelum berdiri dan menyalami yang ada di sana. Tidak semua pemuda hadir, sekarang jam tujuh kurang beberapa menit, para pemuda yang lainnya belum bangun karena begadang semalam.

"Lo kagak mau gue cium juga Bang?" Tanya Lino main-main setelah memeluk Jinanda sekilas.

Jinanda membuat wajah masam melihat wajah tampan tapi menyebalkan Lino.

"Kagak, makasih. Kalo nonjok lo sih boleh aja." Ujar Jinanda membuat orang-orang di ruangan itu tertawa. Sedangkan Lino mendengus geli.

***

Setelah Jinanda pergi, Harris sekarang tengah sarapan bersama Abah, Tante, Chris, Lino dan Sammy. Mereka sarapan duluan, membiarkan para pemuda yang lainnya tidur sampai jam delapan pagi nanti. Mereka semua kecuali Harris, Jinanda, Abah dan tante begadang sambil bakar-bakar jagung bersama Mang Agus dan saudaranya. Sudah dipastikan mereka akan sulit dibangunkan sekarang.

Sebenarnya sangat terlihat jika tiga pemuda yang sekarang ikut sarapan juga masih mengantuk, memar hitam menghias bawah mata mereka. Namun, karena mereka sangat disiplin dan menganggap sarapan itu penting, maka mereka melakukannya.

"Kalian jadi ke pasar beli oleh-oleh?" Tanya Abah, ia menjeda makannya ketika bertanya.

"Iya, Bah." Jawab Chris.

Kos-Kosan Papa (SKZxTXT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang