21. Dirumah

573 57 8
                                    

***

╭┉┉┅┄┄•◦ೋ•◦❥•◦ೋ

Kos-kosan Papa

  •◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┅┉╯

*
*
*


AWAS BOSEN YA, KARENA MUNGKIN TAK BANYAK DIALOG.


**

Malam berlalu, kini pagi menyapa mereka yang terbangun untuk melakukan aktivitas. Begitu juga Harris yang memulai hari di rumahnya yang sangat besar. Ini menujukan pukul lima pagi, langit kelabu yang semakin terang terlihat olehnya dari jendela kamarnya.

Ada kabut di sekitar kebun dan tanah yang terbentang luas di sekitar Mansion. Harris melebarkan gorden putih itu, ingin rasanya membuka pintu kaca itu agar ia bisa keluar ke balkonnya. Tapi itu tidak bijaksana, diluar lumayan dingin, mungkin ia akan menunggu sampai matahari terbit lebih tinggi terlebih dahulu.

Ia berjalan ke ranjangnya dan menarik selimut miliknya kemudian memilih duduk di sofa bludru putih tulang yang halus dan nyaman, itu langsung menghadap ke datangnya matahari sekaligus halaman depan Mansion yang masih diterangi lampu-lampu yang cantik.

Harris tersenyum, ia jadi merasa kecil lagi dan merasa belum tumbuh menjadi seseorang berusia 20 tahun jika duduk di tempat ini. Kenangan waktu remajanya kabur dan tidak ada, jadi Harris hanya mengenang waktu usianya di bawah 11 tahun. Ia selalu dikamarnya karena kondisinya tidak memungkinkannya untuk pergi kemana-mana.

Harris mendengar pintu kamar terbuka, ia menoleh dan melihat Papanya datang. Tidak sembarangan orang masuk ke kamarnya, hanya keluarganya saja yang melakukannya. Berbeda dengan bodyguard dan maid yang akan mengetuk dan meminta izin terlebih dahulu.

Jordan mendekat, ia berpakaian santai, sepertinya sudah mandi karena pria itu terlihat fresh.

"Selamat pagi Papa." Sapa Harris.

"Selamat pagi Adek Ayis." Sapa balik Jordan sambil tersenyum, ia melepaskan sendal rumahnya dan ikut naik ke sofa yang luas itu. Memeluk anaknya yang sedang dikelilingi selimutnya kemudian ia mencium kepala kecil itu dari belakang.

Harris bersandar pada Papanya dengan nyaman kemudian ia menghela napas karena puas.

Mereka berdua menikmati pemandangan diluar yang semakin terang.

Seperti ini, dulu juga posisinya setiap pagi Papanya akan memeluknya. Kadang dengan segala alat-alat medis menempel padanya, Papanya tidak akan menyerah untuk tetap memeluknya.

Jika mengingat masa kecil ...

"Papa." Panggil Harris pelan.

Jordan mendengung pelan, "Iya, sayang."

"Adek sudah 20 tahun sekarang, apa menurut Papa untuk ukuran usia ini Adek kelihatan masih seperti anak kecil?"

Jordan mengangkat sebelah alisnya, mengapa anaknya bertanya hal semacam itu?

"Adek kenapa bertanya hal itu, hmm? Apa itu menganggu Adek?" Tanya Jordan balik.

Harris menggeleng pelan, "Enggak juga, Adek cuma kadang bingung sama banyak hal baru. Ternyata banyak yang Adek lewatin ya sewaktu Adek sakit ..." Suara Harris menghilang, ia menggigit bibirnya, takut membuat suasananya tidak nyaman untuk Papanya.

"Itu wajar sayang, Adek enggak perlu khawatir sama pandangan orang, ya. Jadi diri sendiri aja. Emang kenapa kalau Adek bertindak sesuai seperti yang Adek ketahui? Untuk Papa, Adek sekarang sudah bertambah dewasa tau."

Kos-Kosan Papa (SKZxTXT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang