Chapter 1

5.3K 186 1
                                    

Budayakan vote
sebelum membaca.

___

Avender alere Bimantara, anak bungsu keluarga Bimantara, Bimantara family' adalah keluarga yang di kenal dengan didikannya yang terlalu keras, banyak orang mengatakan bahwa didikan Bimantara seperti didikan militer.

Namun didikan itu tidak berlaku pada si bungsu avender, karena sang ibu, Alesya. pernah mengatakan bahwa anaknya tidak boleh di didik terlalu keras, namun kakeknya abim sangat menolak keras atas ucapan alesya, saat itu alesya hanya bisa diam tanpa membantah.

namun saat melihat avender yang baru berusia 4 tahun sudah berlatih menembak dengan pistol asli membuat alesya dag Dig dug ser melihat anaknya di latih seperti itu, dulu avender akan di tembak oleh abim karena avender selalu tidak mengenai sasaran, sialnya alesya harus tertembak oleh abim karena melindungi avender, sejak saat itulah, abim dan sekeluarga merasa bersalah dan membiarkan avender tumbuh seperti anak pada umumnya.

tetapi tetap saja avender di bawah jagaan Bimantara family', Abim memiliki 4 anak, dan memiliki 8 cucu laki laki, jika di itung dengan avender maka jadi 9 cucu laki laki, di keluarga itu tidak memiliki cucu perempuan karena memang mereka hanya bisa melahirkan anak laki laki, mereka juga ingin ada anak perempuan, tapi tuhan tidak memberinya.

Sekarang usia Avender menginjak 16 tahun, hanya dia yang masih kelas 10, Abang abangnya yang lain sudah menginjak kelas 12 dan juga sudah ada yang kuliah, atau kerja.

Avender juga sebenarnya tidak nyaman keluarganya yang begitu sangat sangat ketat padanya, dari SD hingga SMP kelas 9 dia hanya belajar di rumah dengan guru private, dan kelas 10 ini avender meminta untuk sekolah umum.

dia sedang mencoba membujuk keluarganya, karena sekarang keluarganya sedang berkumpul jadi ini kesempatan avender untuk berbicara tatap muka.

avender juga sebenarnya sangat takut dengan keluarganya, tapi dia harus melawan rasa takut itu untuk kenyamanannya sendiri, dia juga sudah muak jika harus belajar di rumah kembali.

jika alasan kenapa harus belajar di rumah, karena musuh musuh Bimantara berkeliaran di mana mana, mereka takut si bungsu di culik atau di bunuh, walaupun publik tidak mengetahui avender adalah anak terkahir, dan anak terkahir di kenal hanya Rajash saja.

sebaiknya kita perkenalan dulu dengan Abang abangnya Avender, Abang pertama avender yaitu Elio sudah bekerja, lalu devano masih kuliah, arega kuliah, darex Kuliah, Lion SMA, Erik SMA, Danuel SMA, Rajash SMA, Lalu si bungsu kita yaitu Avender, akan masuk SMA.

//back to avender.

Makan malam sedang di adakan, karena ini adalah hari ulang tahun Erik juga jadi semuanya berkumpul.

"Alve mau ngomong,"ucap avender, alve adalah panggilan khusus dari keluarganya, jika guru akan memanggilnya vender.

"Katakan saja,"ucap rajash.

"Alve m-mau sekolah umum..,"ucapnya sedikit ketakutan.

Sontak kedelapan abangnya dan juga keempat papahnya menatap alve tajam, salah satu dari mereka tersenyum smirk dan menodongkan garpu pada wajah alve.

"Apa, hm? mau mati? sini saya bunuh,"ucap Elio.

dengan ketakutan Alve langsung memalingkan wajahnya, dia takut dengan sendok garpu yang sangat dekat dengan wajahnya, salah satu dari mereka tidak ada yang membantu alve.

"M-Maaf, tapi alve jujur, kalo alve mau sekolah umum,"ucapnya.

Prangg!!

Lion, si kesabaran setipis tisu melempar gelas minumnya ke sembarang arah, lion itu adalah duplikat dari iblis, wajahnya tenang namun hatinya tidak.

"KATAKAN SEKALI LAGI!!"teriak Lion.

Alve menunduk matanya memerah, lalu butiran bening bercucuran di matanya, dia sungguh tidak suka seperti ini, dia ketakutan.

"Tenang Lion, jangan menyentuh al,"Peringat Aleskar, ayah kandung alve.

Lion dengan kesabaran penuh dia berdiri dan Pergi dari sana untuk menenangkan pikirannya agar tidak menyakiti si bungsu, garpu di depan wajah El juga sudah di singkirkan saat mendengar ucapan dari aleskar.

"Wanita bisa pergi duluan,"ucap seorang kepala keluarga, Abim.

Alve begitu membutuhkan pertolongan, dia sudah ketakutan di tempat, Aden Ayah dari Elio dan devano, dia berdiri dan menghampiri alve kemudian menggendong anak itu.

"Jangan sekali sekali berkata itu lagi, sudah jangan menangis,"ucap Aden menenangkan anak itu.

"Turunkan ayah, biar Rajash menghukumnya,"ucap rajash.

"Tidak rajash, jangan sentuh dia, dia hanya mengatakan keinginannya,"

Aden membawa Alve pergi dari sana, dia takut anak anaknya akan melukai alve dengan alasan menghukum, mereka jika menghukum alve bisa saja alve sudah kehilangannya nyawanya.

Erik anak itu berdiri dari duduknya, mengikuti Aden untuk berbicara dengan alve, jika sudah seperti ini dia harus berbicara karena takut alve sakit karena keinginannya tidak di turuti.

Ternyata alve dan Aden sedang berada di kamar Aden, alve masih belum berhenti menangis di gendongan Aden.

"Huwa!! alve mau sekolah umum hiks..,"

"Tidak Alve, ayah katakan tidak ya tidak, berhenti berkata seperti itu, tidak ada orang yang akan mengabulkan permintaan mu,"

"ayah.. kita biarkan saja alve sekolah umum, Erik kasihan pada alve,"

"Tidak!"

Erik membisikan sesuatu Pada Aden, kemudian Aden nampak berpikir kemudian mengangguk, dia menatap alve ternyata anak itu tertidur.

"Ayah setuju jika seperti itu, ayah akan berbicara pada yang lain,"

Erik mengangguk, Aden menidurkan alve di kasur king size nya lalu meninggalkan alve sendirian di kamarnya, sebentar juga istrinya kenzura akan masuk ke kamar.

___

Pagi harinya di meja makan alve nampak cemberut di pangkuan kenzura, sejak tadi pagi alve begitu dekat dengan kenzura dan tidak mau lepas, padahal kenzura juga jadi sedikit sulit untuk bekerja ini itu membantu adik adiknya.

"Tidak bisa kah kau duduk di kursimu seperti orang orang?"ucap abim pada Alve.

Alve tidak menjawab dia semakin erat memeluk kenzura, "biarkan saja pah, mungkin alve hanya ingin bermanja,"ucap elio.

Mereka melakukan sarapan dan kenzura di suapi oleh suaminya karena ya sulit jika makan sendirian, namun kenzura tidak mempermasalahkan itu, apapun untuk bungsunya, bahkan nyawa saja akan dia serahkan.

Lion sebenarnya sedikit geram dengan alve karena anak itu sangat manja, manja nya keterlaluan, bukan karena lion iri, hanya saja ini akan terus berlanjut saat alve dewasa nanti.

"Kau boleh sekolah umum dengan 1 syarat,"ucap abim.

sontak alve langsung bangun dan melihat ke arah abim mengangkat alisnya, dia seperti bertanya 'apa syaratnya?'

"Apa syaratnya kakek?"

"Kau bersekolah di Sean high school, dan akan di jaga oleh Abang Abangmu dan juga bawahan Daddy mu,"

Apa apaan, Alve pikir syaratnya hanya jangan nakal, jika seperti ini alve tidak mau juga karena masa iya dia harus di jaga seperti anak bayi.

"Ga mau,"

"Ya Sudah jika tidak mau sekolah,"

"Eh iya mau,"

Mengatakan itu hanya terpaksa saja, alve tetap tidak mau sebenarnya, hanya saja demi merasakan sekolah umum.

__

TBC.

AVENDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang