Chapter 9

941 31 3
                                    


3 Hari berlalu alve Sudah Kembali ke rumah dan akan sekolah kembali, Dia sudah melupakan ketiga abangnya, dia benar benar tidak mengingat rajash atau yang lainnya.

Alve juga sudah tidak mengingat bundanya, dia Kembali ceria seperti tak ada beban lagi di kepalanya, biasanya dia akan terus terusan merengek menginginkan abangnya.

Dan selama 3 Hari ini juga rajash, lion, dan Erik masih belum di temukan, terhitung hampir seminggu ketiganya hilang tanpa kabar dan juga tanpa jejak.

Danuel juga Sudah mencari ketiganya dengan geng nya, tetap saja tidak ketemu, ketiganya antara keluar kota dan keluar negri.

Abang Abang nya yang berada di luar negri juga ikut membantu dengan meng-hack akun sosmed adiknya, namun ternyata akun sosmed ketiganya sudah mati 4 hari lalu, dan sangat sulit untuk di lacak, lalu mereka juga mencoba meminta bantuan pada Edward, hasilnya sama saja ketiganya masih belum di temukan.

Kembali lagi pada alve yang sedang duduk di bangku nya bersama Alex, Alex dari tadi mencoba membujuk alve agar anak itu mau pergi ke kantin.

"Ayolah alveee! ayo ke kantin, gua laperr,"

"Gamau Alex, males tau."

"Alex traktir deh, jajan pop ice, ya ya ya?"

"Gamau,"

"yah.., alve mah gitu."

"Hufh.. yaudah ayo ayo!"

Alex tersenyum, dia menarik tangan alve menuju ke kantin, Alex hanya ingin membeli tejus saja.

saat sampai di kantin alve duduk menunggu Alex yang memesan tejus, namun seseorang tiba tiba datang dan menggebrak meja.

brakk!!

"Heh! lu jangan Deket Deket sama Danuel ya bencong!"marah gadis itu.

Alve yang tidak tau apa apa dia melihat ke sekitarnya, apa gadis itu berbicara pada orang lain atau pada dirinya.

"Kamu ngomong sama siapa?"tanya alve.

"YA SAMA LU LAH BENCONG!"

"SINI IKUT GUE!"

Tangan alve di tarik dengan paksa alve ingin meminta pertolongan namun tidak bisa karena mulutnya di sumpel oleh kain, gadis itu berjumlah 3 orang.

Alve di bawa ke kamar mandi, kunci luar kamar mandi di tutup kemudian alve di dorong ke pojok, salah satu gadis mengambil air dan menyiramnya pada tubuh alve.

byurr

"Rasain tuh!"ucapnya.

Kemudian gadis berambut panjang mencengkram kerah alve,"dengerin gue!, lu jangan Deket Deket sama Danuel, karena Danuel cuma milik gue, ngerti?!"

"Tau tuh! Danuel itu milik resya, boti kaya lu mana pantes sama dia!"

"Hahaha!!"tawa ketiganya menggelegar, alve hanya dapat diam dengan air matanya yang mengalir.

"Udah di apain aja sama Danuel? bibir lu ini udah ngerasain bibir Danuel ya? RASAIN!"resya memegang bibir alve dan langsung mencubitnya menggunakan kuku, membuat bibir alve berdarah.

"A-al ga tau apa apa, kalian kenapa tiba tiba kaya gini? Al aja ga pernah ngerasain bibir Abang Danuel!"ucap alve bergetar.

"Ga usah ngelak, lu pasti pernah seranjang sama Danuel kan?"ucap bunga.

"P-pernah, setiap hari malah,"ucap alve.

plakk

Tamparan keras di pipinya, kenapa alve di tampar? dia berkata jujur, dia memang setiap hari tidur bersama abangnya sambil di puk puk.

"Kenapa nampar alve? alve ada salah sama kalian?"

"panggil Zayn kesini, bilang ada boti montok lagi nunggu di sini,"ucap resya meninggalkan alve sendirian.

Alve yang ketakutan hanya dapat terdiam saja, pintu kamar mandi di kunci dari luar, dia sangat panik, alve mencoba untuk menggedor gedor pintu kamar mandi.

Brugh!!

Brguhh!!

"TOLONG! TOLONG BUKA PINTUNYA!"teriak alve.

dia sangat lemas dan terduduk di lantai, keadaannya sudah sangat kacau, baju seragamnya sudah kotor.

Di sisi lain alex kelimpungan mencari alve, dia panik saat alve tak ada di kantin.

"anjir alve kenapa Cok!"

Dia berlari di lorong kelas, kemudian dia melihat morra bersama Danuel seperti sedang ribut di depan kelasnya.

"MOR ALVE MANA?!"tanya Alex.

"Alve tadi sama lu bangsat!"ucap morra.

"APA MAKSUDNYA?!"ucap Danuel marah.

"Bang alve ga ada bang, tadi udah gua cari,"ucap Alex.

Danuel langsung kalang kabut dan menelpon Vincent agar mencari alve bersama anggota black wolf lain yang berada di sekolah ini, sekitar 50 orang anggota black wolf serta mencari.

Vincent dan kelompok nya mencari di sekitar gudang sekolah, lalu Arsa dan kelompoknya mencari di rooftop, lalu Danuel dan kelompoknya mencari di sekitar kamar mandi.

"Coba dobrak, ini ga bisa di buka."

"Jangan bos, di buka aja kuncinya, takut nanti adik bos ada di belakang pintu."

Danuel mengangguk saja, anggotanya mencoba membuka menggunakan kawat, di paksa supaya itu terbuka.

saat sudah terbuka alangkah terkejutnya melihat alve yang berada di lantai kamar mandi dengan bersimbah darah di kepalanya, kenapa bisa alve bersimbah darah? padahal sebelumnya biasa saja.

Karena Zayn masuk kedalam kemudian membenturkan kepala alve pada dinding hingga membuat alve pingsan, Zayn masuk hanya untuk melakukan kekerasan pada alve.

Danuel menggendong alve dan berlari menuju UKS, menyuruh dokter dari rumah sakit untuk datang ke SHS.

Melihat Danuel yang menggendong anak kecil Dengan bercucuran darah, semua anak shs langsung penasaran dengan siapa yang di gendong oleh Danuel.

Apa lagi melihat darah alve yang ber-tetesan ke lantai, Membuat mereka panik dan shock, tenang saja darah alve yang ber tetesan langsung di lap oleh Vincent dkk.

Saat sampai di UKS alve di baringkan dan langsung di periksa, lukanya cukup parah sepertinya apa lagi darah yang keluar begitu banyak.

"Lap semua darah, jangan sampai ada yang tersisa."ucap Danuel.

"udah beres bos, btw alve ga kenapa napa kan?"

"Lu buta?"ucap Danuel.

"Cari pelakunya berapa banyak orang, jika lebih dari 2 orang bawa mereka ke mansion Bimantara, dan ke markas black wolf."lanjutnya.

Mereka semua mengangguk mendengar perintah dari Danuel, mereka langsung mencari siapa pelaku nya, Pasti ada saksi yang melihat kejadian tersebut.

"Siapapun yang nyakitin adik gua, ga akan gua biarin nafas di dunia."

Sepertinya Danuel emang ngamuk banget, mereka juga takut kalo Danuel sudah seperti itu, mereka bisa kena imbas nya.

"Morra."

"Resya."

dua nama yang di sebutkan oleh Arsa, Sudah pasti di antara keduanya, mereka berdua akan ada hubungannya mungkin saja, mendengar bahwa keluarga morra adalah musuh bubuyutan bimantara, dan juga resya yang menyukai Danuel seperti orang gila.

Masuk akal jika morra yang menyakitinya, namun jika resya Arsa nampak harus berpikir dua kali.

Resya mencelakai alve karena dia mencintai Danuel? itu lah pikiran Arsa sekarang, dia berpikir semuanya adalah hal yang aneh, jika benar morra, mungkin anak itu Sudah mati.

__

AVENDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang