Chapter 24

590 37 2
                                    

Suara monitor yang mengisi ruangan tersebut dan sebuah selang infus yang menancap di punggung tangan seseorang, terbaring nya dia membuat dua keluarga sangat cemas dan khawatir.

Bau khas obat obatan menyengat di mana mana, suara tangisan dari luar ruangan terdengar ke dalam, kepala yang di perban dan juga luka di sekujur kaki.

Alve terbaring dengan keadaan yang lumayan mengenaskan, kecelakaan yang menimpanya membuat alve tak sadarkan diri.

Jari jemari nya mulai bergerak, matanya mulai melihat cahaya dari lampu, saat matanya terbuka alve mencoba menetralkan cahaya yang masuk.

Perlahan butiran bening terjun membahasi sudut mata, dia masih shock saat kepalanya merasa sakit dan memutar memori di masa lalu.

"Tega sekali kalian.. kenapa kalian menghilangkan ingatanku? aku bersumpah dan berjanji, bahwa aku tidak akan memaafkan kalian."batinnya.

Alve terkejut dengan apa yang terjadi di alam bawah sadarnya, dia benar benar marah saat mengetahui fakta itu, dia pasti akan mempertanyakan ini pada keluarganya.

cklek

2 dokter dan masuk kedalam dengan alat alat medis menuntun alat itu menuju brangkar alve, Melihat alve yang sudah sadar dua dokter itu tersenyum dan memeriksa keadaan alve.

"Apa ada yang sakit?"tanya dokter tersebut.

"Kaki, tangan, semuanya sakit.  terasa seperti remuk,"

"Hahaha, Baiklah. Namanya juga kecelakaan salah sendiri bawa motor ngebut,"

"Sejak kapan? orang supir truck nya yang bawa mobil ga pake otak, udah tau lampu merah main trabas aja."omelnya.

"Loh? tapi saksi bilang kalo kamu yang ngebut bawa motor, hadehh.., yaudah dokter periksa dulu."

Alve di periksa oleh dokter itu dengan sangat terperinci, setiap luka di oleskan salep dan juga obat merah China, yang sudah pasti rasa sakitnya sangat dahsyat.

"Oke, udah saya kasih salep sama obat merah, kalo gitu sama pamit, bye!"ucap dokter tersebut.

"Eh eh bentar dulu dok!!"teriak alve.

dokter itu membalikan badannya dan mengangkat sebelah alisnya, "Kenapa?"tanya dokter itu.

"Kalo misalkan ada orang hilang ingatan secara paksa, ada kemungkinan ga orang itu bakal inget lagi?"tanya alve.

"Tergantung, biasanya bakal inget lagi kalo kena benturan nya keras banget, emang kenapa?"tanya dokter.

"Gapapa, makasi dok."

"Hm."

Dua dokter itu pergi keluar meninggalkan alve, Setelah kepergian keduanya datang lah 2 jenis makhluk yaitu aleskar dan alesya.

Keduanya masuk dan duduk di kursi sebelah alve, menggapai tangan alve dan mengelus tangan itu perlahan.

"Bunda, Di mana Alva?"tanya alve tiba tiba.

deg!

Terkejut dua mahluk itu mendengar nama alva, keduanya saling pandang dan melihat ke arah alve secara bersamaan.

"Siapa alva? kami tidak mengenalnya..,"ucap alesya.

"Ya, siapa alva de? apa teman barumu?"tanya aleskar.

"Tidak usah di tutup tutupi bunda, Daddy. Hanya jawab pertanyaan ku saja, siapa alva?"ucap alve.

"Alva kembaranmu. Puas?"ucap aleskar yang membuat alesya shock, bisa bisanya mulutnya ini minta alesya gampar.

AVENDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang