Chapter 20

677 38 5
                                    


Saat sampai di kantor alve berjalan dan mata semua orang tertuju pada alve, memuja muja alve karena dekat dengan sang CEO menanyakan siapa alve dan lebih beranggapan bahwa alve adalah anak dari Arga.

Alve di anggap berusia 14 tahun padahal bocahnya sudah berusia 16 tahun, padahal sebentar lagi akan ulang tahun.

Alve duduk di sofa di dalam ruangan itu, Dia merasa ada yang aneh dengan nya, merasa dirinya di gantung, bukan gantung diri tapi jiwanya yang di gantung.

"Kau harus tetap berhati hati alve, seseorang mengatakan darah manis segar dan darah pahit dari bangkai, semoga kau mengerti."

"SIALAAN SUARA ITU LAGI!!"teriaknya dalam hati.

Dia sebenarnya muak dengan suara itu, namun dia berpikir tentang ucapan nya, dia langsung mengingat point ucapan suara aneh tadi.

"Darah manis segar, dan darah pahit dari bangkai.. apa maksudnya?"monolognya.

"Ada apa dede?"tanya Arga tadi sedikit mendengar saat alve mengatakan 'apa maksudnya?'

"Ah tidak ada abang, aku boleh keluar? aku ingin berjalan jalan."

"Keluar lah, namun hati hati, takut seseorang melukai mu."

"Ya aman."

Alve keluar dari sana dia berjalan untuk mencari seseorang, dia masuk ke lift dan turun ke lantai 7, saat sampai di lantai 7 dia berjalan mendekati salah satu orang yang dia pun tidak kenal namun jiwanya tertarik untuk kesana.

"permisi."

"Ah ada apa adik kecil? kenapa kau bisa masuk kesini?"tanya nya.

"Aku bersama Abang Arga, aku ingin bertanya padamu. Apa kau mengerti tulisan ini?"tanya alve memberikan kertas nya, dia memang membawa kertas itu kemana mana.

Mba mba itu mengambil kertasnya lalu membacanya, dia sedikit shock dengan arti di kertas itu, dia adalah asli darah Sunda dan sudah pasti kenal apa arti dari kertas itu.

"Ini.. Kau mendapatkan di mana?"tanya mba mba nya.

"Aku mendapatkan di belakang rumah saat tengah malam,"ucap alve tanpa takut seseorang di depannya ini memarahi atau membuatnya curiga.

"Apa sebelumnya ada sesuatu yang terjadi?"

"Sesuatu seperti.. Abangku meninggal di kamarnya dengan keadaan di tusuk leher dan juga perutnya,"

Sontak ucapan alve membuat seseorang di depannya terkejut, kejadian dengan tulisan yang ada di kertas sini hampir nyambung.

"Jadi, apa kau tau artinya?"tanya alve.

"Ya, aku tau, tapi.. jangan beri tau siapapun oke?"

Alve mengangguk, mba mba itu membisikan arti dari kertas itu pada alve, pantas saat mama papa nya terkejut di bisikan oleh arga tadi, alve pun ikut terkejut.

"Halo Septi, eh ini siapa?"ucap seseorang yang datang.

"Dia adalah adik dari bos kita,"ucap Septi, orang yang tadi.

"Ah apakah kakak tau arti ini?"ucap alve menunjukan kertas itu pada orang di depan Septi.

"Apa? di sana tidak ada tulisan."

Alve dan Septi saling memandang dan sama sama terkejut, padahal jelas jelas ada tulisan dan sangat besar.

"Benarkah?"tanya Septi pada rekannya.

"Benar, jika tidak percaya tanya semua orang di sini."ucap Sinta.

Alve yang penasaran pun ingin mencobanya, melihat mereka juga tidak sedang bekerja karena memang sedang istirahat.

AVENDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang