Chapter 17

676 33 4
                                    


Pagi harinya alve sudah terbangun di kamarnya, dia berniat untuk keluar kamar menemui kakeknya, Berjalan perlahan memastikan dia sudah sadar 100%, tiba tiba saja seseorang lewat di depannya dan membuat dia seolah olah jatuh.

brukk

"Akh!"teriakan gadis itu mengejutkan alve dan juga mengundang datang nya orang orang dari bawah.

"Eh zea, kamu gapapa?"tanya alve membantu zea untuk berdiri.

"Apasi! Abang kenapa dorong aku?!"ucap zea, Tepat sekali abim dan keluarga yang lainnya datang.

Mendengar ucapan dari zea alve ngeleg sedikit, memangnya tadi dia mendorong zea? bukannya zea jatuh sendiri tadi.

"Kamu apakan zea!"ucap Lucius menatap alve tajam.

"aku gatau, tadi aku cuma lewat terus dia jatuh!"

"Bohong! tadi kamu dorong zea Abang!, kenapa kamu ga ngaku?!"ucap zea.

"Apakah itu benar alve?"tanya aleskar.

"Tidak dad! aku tidak mendorongnya, bahkan aku saja terkejut saat dia terjatuh sendiri."

"Sebaiknya kau jujur sialan!"ucap seseorang yang datang, dia adalah rajash.

"Sialan? huh.."

plak

"Apa maksud mu mengatakan cucuku sialan?"ucap langkar yang datang dan langsung mendengar rajash berbicara seperti itu.

"Akh! sakit..."lirih zea pura pura kesakitan.

Dengan cepat aleskar menggendong anak itu dan membawanya ke rumah sakit, Luka sedikit saja padahal.

"Sialan, Kau berubah rajash, sejak kapan kau berani mengatakan sialan pada alve?!"Ucap lion menjewer telinga rajash dengan kuat.

Alve hanya diam membiarkan mereka, dia berjalan kebawah melanjutkan langkahnya, siapa tau di bawah ada sesuatu.

Saat alve duduk di sofa semua anggota keluarganya ikutan duduk di sofa, Alve tidak peduli dia hanya ingin menenangkan pikiran.

"Alve kenapa kau mendorong zea?"tanya kenzura.

"Apa? apa mama menuduhku? apa ada bukti?"ucap alve geram.

"Saya yang melihat tuan muda alve mendorong nona zea, nyonya."ucap body guard yang datang.

"Apa maksudmu? sejak kapan aku mendorong zea? memangnya tadi kamu ada? lalu, kenapa wajahmu begitu asing?"ucap alve.

"Sudahlah, penjahat tidak akan mengaku sebelum di hukum, Bukan?"ucap rajash.

Ingin sekali langkar menonjok rajash, takut cucunya di apa apakan sebaiknya dia membawa alve pergi dari sana, Masalah ini tidak akan habis sebelum gadis itu berhenti berdrama.

Langkar membawa alve ke taman belakang, Dia bersama cucunya duduk di sana melihat hewan hewan yang di pelihara oleh alve, seperti kelinci, atau kucing.

Alve hanya dengan tatapan kosong melihat itu semua, dia merasa sudah kehilangan semaunya saat ini, Dia di tinggalkan oleh Abang tersayangnya, lalu kedua orang tuanya lebih peduli pada anak angkat mereka di banding alve.

Bahkan dia saja masih berpikir siapa yang membunuh abangnya, lalu siapa juga yang mengambil kalung liontin miliknya, Alve bisa gila lama lama.

"Alve,"

Alve tidak menjawab.

"Avender."

"Hah? iya kek, kenapa?"tanya alve.

"Jangan melamun terus, kau mau apa? biar kakek turuti keinginan mu,"

"Aku, aku hanya ingin Abang Danuel hidup kembali."

AVENDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang