Chapter 6

1.3K 52 4
                                    


Matahari sore begitu redup, jam 5:23 mansion Bimantara di hebohkan dengan si bungsu yang menghilang, tadi dia sempat pulang bersama abangnya Danuel namun sekarang Sudah hilang kembali, Kenzura, Gemma, dan Viola dari tadi ngamuk ngamuk karena si bungsu tak ada.

"Cepat cari alve! jika tidak ketemu tidak ada jatah untuk mu!"ucap kenzura pada suaminya, Aden.

Aden langsung kalang kabut begitu dengan pria pria lainnya yang sibuk mencari keberadaan alve, tadi mereka sempat meninggalkan alve sendirian.

"ALVE!! KAMU DI MANA NAK?!"teriak kenzura, suaranya begitu menggema di mana mana.

Mereka mencari di belakang mansion tidak ada, lalu di depan tidak ada, di lantai 3 tidak ada, di dapur tidak ada, di kamar mandi pun tidak ada.

astaga anak itu kemana hilangnya, bisa bisanya dia hilang seperti jin, hadeh bahkan Abang abangnya yang di luar negri ikut panik.

Namun di sisi lain yaitu di tempat alve berada, dia sedang di mana? yup dia sedang berada di lapangan luas bersama Daddy nya, dia sedang memainkan helikopternya.

"Huuuu Daddy! ayo kejar!"ucap alve riang.

"aduh!"Alve terjatuh nyungsep di sana, aleskar tertawa terbahak bahak saat anaknya jatuh.

"Hahaha lain kali hati hati sayang,"ucap aleskar Yang membantu anaknya berdiri.

"ko perasaan alve ga enak ya dad?"ucap nya.

"Daddy juga sama,"

Mereka sama sama diam sebentar kemudian tak lama seseorang datang, sambil teriak nama aleskar.

"ALESKAR BIMANTARA SIALAN, KAU BAWA KEMANA ANAKMU BAJINGANN!!"teriak kenzura sambil membawa teflon di tangannya siap untuk memukul aleskar.

aleskar melihat kakaknya membawa teflon langsung berlari menjauh, karena alve ikutan panik dia juga ikut berlari bersama daddynya.

"DIAM KALIAN BERDUA ARGHHHH!"marah kenzura semakin mengejar.

sedangkan viola dan juga gemma ikutan marah, viola membawa pisau dapur dan gemma membawa centong masakan, mereka sama sama mengejar aleskar.

Ekspresi Aden, Xavier, Lucius, dan abim hanya tersenyum paksa, di hati mereka menggerutu karena adik bungsu mereka membawa alve tanpa pengetahuannya.

"Kalau begitu.., AKAN KU CINCANG DAGING KAU ALESKAR!"ucap Lucius ikut berlari lalu Aden dan Xavier ikut ikutan mengejar aleskar.

Abim hanya diam melihat anak dan cucunya kejar kejaran, sepertinya jika aleskar tertangkap dia mati di tempat.

"Huh? hilang citra Bimantara di marga kalian, ganti marga menjadi ceroboh, contoh aleskar ceroboh, cocok."ucap abim.

sedangkan alve yang tadi berlari bersama ayahnya langsung berhenti memeluk kakeknya, dia sungguh kelelahan.

"Huh.. huh.. huh.., Kenapa mereka mengejar ku?"ucap alve.

"Bukan mengejar mu, tapi mengejar Daddy mu,"

"HENTIKAN KAKAK AKU LELAH!! AYAH TOLONG AKU!!"teriak aleskar.

"Biar apa? biarin."ucap abim.

Kejadian ini sangat membuat alve terhibur dan juga lumayan senang, mereka sama sama lelah akhirnya aleskar menyerah dan nyusruk di rumput lapangan itu, tenang di sini sepi dan aman karena ini tanah milik aleskar.

Lucius, Xavier dan juga Aden menggendong tubuh alaskar kemudian membuangnya di sungai dekat sana.

Byurrr

"KAKAK SIALAN!"teriak aleskar.

"HAHAHAH KASIAN DADDY!"ucap alve.

para wanita sangat senang melihatnya, itu setimpal dengan apa yang di lakukan oleh aleskar.

jika di tanya kenapa mereka bisa mengetahui alve ada di sini, karena Kalung alve yang memiliki akses lokasi yang terhubung ke handphone abim.

"Rasakan itu adik sialan."

__

malam hari tiba alve ngamuk karena tidak menemukan keberadaan lion, rajash, dan Erik tidak ada di rumah, dia merindukan semua abangnya.

"Huwaaa!! Abang mana Abanggg huwaa hiks.. mau Abang!"tangis nya di gendongan daddy nya.

"Itu ada Abang nunu,"ucap aleskar.

"Gamau maunya abang rajash, Abang lion, sama Abang erikk!!"

Aleskar mengurut keningnya lelah, dia menatap keluarganya satu persatu meminta persetujuan agar dapat menjemput ketiga anaknya yang berada di mansion Edward.

disclaimer Edward itu sobat nya Abim, mereka udah kaya kakak adek Seperti layaknya jaegar dan juga Edgar di cerita sebelah.

"Pergi lah jemput mereka,"ucap Abim.

mendapat persetujuan dari kepala keluarga aleskar menggendong alve menuju keluar dari mansion untuk menuruti keinginannya, tanpa basa basi mereka langsung melesat menuju mansion Edward.

saat sampai alve begitu sumringah tak sabar bertemu dengan Abang abangnya, dia sangat merindukan ketiga abangnya, dia rindu di elus oleh Erik dan di ajak jajan oleh rajash, apa lagi lion dia sangat rindu di hukum oleh manusia setengah iblis itu.

Mereka memencet bell kemudian tak lama keluarlah edward dengan pakaian formalnya, dia tersenyum lalu bertanya.

"Ada apa kesini nak?"tanya Edward.

"Saya kesini ingin menjenguk ketiga anak saya, apakah mereka di rumah?"tanya aleskar.

"Maksud mu? memang sejak kapan ketiga anakmu bermain kesini? siapa nama anak anak mu?"

"Anak yang saya maksud adalah lion, rajash, dan juga Erik, apakah ada?"

"Tidak ada, tidak ada seorang pun bagian Bimantara yang bermain ke kediaman ku, apakah sebelumnya kau memberi kabar terlebih dahulu?"tanya Edward.

"Ya, sebelumnya ayahku, memberi kabar padamu lewat ponsel, bahwa dia akan menitipkan cucunya di sini selama satu bulan, lalu saat itu kau menyetujuinya."

"Benarkah? tapi aku tidak melihat ada pesan masuk dari sahabatku, mungkin kau salah kirim,"

"Tidak ayahku tidak salah kirim, bahkan dia menunjukan chat nya padaku, bahwa kau mengatakan 'ya',"

Edward nampak berpikir sebentar, dia memang tidak berbohong bahwa tidak ada seorang pun anak dari Bimantara datang ke kediamannya, bahkan saat kedatangan alaskar saja Edward bingung.

"Saya tidak berbohong nak, memang tidak ada anak anakmu di sini, sebaiknya kau chat terlebih dahulu, siapa tau anakmu bermain ke tempat lain,"

"Nomor saya di block oleh ketiga anak saya, bahkan bukan hanya saya, tapi semuanya. setiap hari kami selalu ingin mengabarinya, namun selalu ceklis satu, menandakan bahwa nomor kami di block."

"Lalu saya harus bagaimana? mereka memang benar benar tidak pernah datang kesini, apa kau tidak memiliki alat lacak?"

"saya memberi kalung pada masing masing anak saya saat berpergian, namun kalung itu tidak merespon pada alat penghubung antar lokasi, hingga membuat kami kesulitan,"

Alve hanya mendengarkan pembicaraan keduanya, Edward dan juga aleskar nampak berpikir, jika bukan kesini lalu kemana anak anaknya?

"Apa kau bisa menunjukan bukti chat ayahmu pada ku?"tanya Edward.

dengan sigap aleskar memberikan ponselnya pada Edward, saat Edward melihat ternyata benar ada bukti bahwa dirinya mengatakan ya.

Edward ikut mengambil ponselnya lalu menunjukan isi chat dirinya dengan abim, Aleskar juga terkejut saat ternyata memang tidak ada chat masuk.

"apa kau membuang pesannya?"

"untuk apa saya membuang chat nya, itu sangat tidak bermanfaat."

"Saya berpikir anak saya di sini, kalau begitu saya pamit pulang."

"Ya pulang lah, hati hati di jalan, hari sudah gelap dan kau membawa bungsumu."

"lalu kemana mereka?"
___

AVENDER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang