5. KESIALAN SHANIA

211 145 7
                                    

Seorang pemuda dengan seragam sekolah yang sudah lengkap di tubuhnya menuruni anak tangga satu persatu menuju meja makan yang sudah tersedia sarapan buatan Bi ina, pembantu yang sudah bertahun-tahun bekerja di keluarga mahagra.

"Bi, ayo makan, Zio nggak mau sarapan sendiri" Elzio memang sudah sangat akrab dengan Bi ina, bahkan dia menyayangi wanita itu, karena di saat orang tuanya tidak memperdulikan nya Bi inalah yang selalu ada untuknya juga mengurusnya tanpa ada keluhan dari wanita itu. Bi ina juga sudah menganggap Elzio sebagai anaknya.

Bi ina duduk di kursi yang berhadapan dengan Elzio, lalu ikut sarapan bersama anak majikannya itu.

Setelah sarapan Elzio berpamitan pada Bi ina kemudian menaiki motornya mengendara dengan kecepatan yang sedang.

Pagi ini Shania berangkat ke sekolah bersama Sean. Sekarang dia sudah berada di atas motor cowok itu dan mereka sudah hampir sampai di gerbang Starlight High School.

"Sean gue turun di sini aja"

"Kenapa hm?"

"Gue nggak nyaman aja kalo jadi pusat perhatian orang-orang karena berangkat bareng lo," jelas Shania lalu bersiap akan turun dari motor Sean, tapi belum sempat kakinya menginjak tanah Sean menahannya agar tetap berada di boncengannya.

"Nggak usah peduliin mereka, lo cukup duduk tenang aja. Kalau gue turunin lo di sini, itu berarti gue nggak bertanggung jawab," Sean kemudian menjalankan kembali motornya menuju parkiran sekolah. Sementara Shania hanya bisa pasrah saja. Kemudian berbagai tatapan mengarah pada mereka, mengisyaratkan kebencian juga rasa iri.

"Wihh gercep juga lo Sean," teriak Gavin karena melihat Sean berangkat ke sekolah bareng cewek untuk pertama kalinya.

"Ini gue nggak salah liat kan," Aziel mengucek matanya karena setahunnya ketua mereka itu tidak pernah berangkat ke sekolah bareng cewek juga tidak pernah tertarik dengan perempuan sama seperti Elzio.

Elzio tersenyum penuh arti saar menyadari perempuan yang berangkat bareng temannya itu adalah orang yang kemarin merusak moodnya.

"Sean, jelasin," tuntut Vano saat Sean baru saja menuruni motornya.

Sementara Shania merasa tidak nyaman melihat tatapan-tatapan penuh tanya dari teman-teman Sean kemudian ia mendekati Sean dan berbisik "Kok gue ngerasa kayak orang yang kepergok selingkuh ya."

Sean sedikit terkekeh mendengar itu.

"Dia tetangga gue, jadi sekalian aja gue ajak dia berangkat bareng," jelas Sean.

"Oh gitu," kata mereka bersamaan

"Yaudah, kelas." Elzio kemudian berjalan mendahului teman-temannya. sebenarnya Elzio masih menyimpan dendam pada Shania, dan dia pikir ini bukan saat yang tepat untuk membalas perempuan itu.

"Gue duluan, makasih Sean" pamit Shania lalu berlari menuju kelasnya.

***

Tiba di kelas Shania melihat di sana sudah ada teman-temannya yang sibuk dengan kegiatan masing-masing, ada Freya yang asik dengan ponsel nya bagitupun Amara, ada Luna yang sedang bicara bersama Shena.

"Hai Nia, lo kok lama banget?" tanya Luna sambil melambaikan tangannya.

Shania melangkahkan kakinya mendekati Luna dan Shena "hehe, gue telat bangun."

"Makanya jangan begadang biar nggak telat," kata Shena mengingatkan lalu menarik tangan sahabatnya itu untuk duduk.

Saat sedang asik bercerita tiba-tiba mereka bertiga di kagetnya dengan teriakan Freya.

Elzio And ShaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang