Jangan ikut campur urusan orang lain jika tidak tahu fakta sebenarnya. Karena nanti bisa jadi kamu yang menyesalinya.
**Shania memandangi kepergian Elzio yang sudah menghilang dari pandangannya. Dia sebenarnya tidak ingin ikut campur dengan urusan mereka tetapi entah kenapa hatinya tidak tenang kalau hanya diam saja. Tapi karena semua itu dia membuat Elzio marah.
Shania tidak tenang di tempatnya, ia pikir yang di katakan Elzio memang benar, dirinya tidak tahu apa-apa tapi malah ikut campur dan malah memojokkan Elzio seperti tadi. Karena gelisah dia memutuskan untuk mengikuti Elzio tetapi saat sampai di depan shania melihat di anatara jejeran motor yang ada di sana dia tidak melihat motor Elzio lagi, itu tandanya laki-laki itu sudah pergi.
Bodoh banget sih lo Nia, nggak tau apa-apa malah ikut campur, jadinya gini kan. Batinnya merutuki diri sendiri.
Shania berjalan keluar gerbang, dia memutuskan untuk menyusul Elzio dan meminta maaf pada lelaki itu. Setelah sampai di pinggiran jalan dia langsung menghentikan Angkutan umum untuk pergi ke rumah Elzio. Tunggu-tunggu, gue kan nggak tau rumahnya di mana? huffttt..., Shania membatin lagi sambil menghela nafas panjang.
Lama berpikir dia meraih ponselnya yang berada di saku bajunya lalu mulai mengklik salah satu nomor yang ada pada ponselnya, tanpa menunggu lama suara seseorang di seberang langsung terdengar.
"Hallo Shania, kenapa? Tumben banget lo nelpon gue? Kangen ya? "
"Geer banget lo Vin."
"Yaelah, becanda kali, lagian lo aneh banget, masak nelpon gue padahal kita kan satu rumah!"
"Sejak kapan kita satu rumah?"
"Haha, maksud gue kita kan sama-sama ada di rumah Sean, tapi kenapa lo nelpon gue? Ohh gue tau, lo pasti mager kan?"
"Nggak Vin, gue sekarang udah di jalan nih gue mau ke rumah Elzio tapi gak tau alamat rumahnya, makanya gue nelpon lo buat nanyain alamatnya di mana?"
"Oohh gitu? Ngomong dong dari tadi. Yaudah gue serlok aja yah, eh tapi Elzio kenapa pulang? Nggak bilang-bilang lagi."
"Tadi katanya nyokapnya sakit, jadi harus cepat-capat pulang."
"Oh gitu."
"Yaudah, makasih ya Vin."
"Iya, Sama-sama Sayang."
"Strees lo!" Shania mematikan panggilan telepon secara sepihak setelah mendengar tawa Gavin dari seberang sana.
Sampainya di alamat yang di kirimkan Gavin tadi, Shania turun dari angkutan umum dan memberikan Ongkosnya kemudian dia berjalan agar lebih dekat dengan bangunan yang besar itu.
"Ini benaran rumah Elzio?" Tanya Shania pada diri sendiri, nggak mungkin juga kan Gavin kasih alamat yang salah. Kemudian dia berjalan menuju pintu utama.
Ting nong... Ting nong...
Menunggu beberapa manit akhirnya pintu terbuka dan menampakkan sosok seorang perempuan dengan celemek yang masih menempel di lehernya.
"Hai tante," sapa Shania pada wanita paruh baya itu yang langsung membuat wanita itu terkekeh sendiri.
"Cari siapa Neng?"
"Umm... Elzionya ada nggak tante?"
"Saya pembantu di sini neng," Bi ina terkekeh lagi melihat wajah kaget Shania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elzio And Shania
Teen FictionElzio Ryder Mahagra, panggil saja dia Zio. siswa paling berpengaruh di SMA Starlight High School, cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Wakil ketua BLAZE yang di takuti seantero sekolah. BLAZE adalah geng motor yang di pimpin oleh...