16. KEBENARAN

97 52 12
                                    

Setiap konflik adalah kesempatan untuk memperbaiki hubungan, memahami sudat pandang orang lain, dan menemukan solusi yang lebih baik.

**

Seorang gadis keluar dari mansion Mahagra sambil memegangi buku yang menjadi alasannya datang kembali ke rumah itu, yah Shania kemarin melupakan bukunya di rumah Elzio dan hari ini dia mengambilnya karena besok buku itu akan di stor pada guru. Saat sedang berjalan Shania berpapasan dengan kedatangan Aziel dari arah gerbang rumah Elzio, tetapi Shania melihat dengan jelas kalau ada yang berbeda dari cowok itu.

"Hai Aziel, lo nyari Elzio?" tanya Shania membuka obrolan karena dari tadi Aziel hanya menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam menurut Shania.

"Ngapain lo di sini?" tanya Aziel balik dengan nada bicara yang berbeda seperti biasanya, dan itu membuat Shania tidak nyaman.

"Gue ngambil buku yang ketinggalan kemarin, kenapa emang?" Shania Bertanya karena penasaran.

"Kemarin lo kesini? Ngapain?" Lagi-lagi Aziel bukannya menjawab pertanyaan Shania tapi dia malah bertanya balik yang membuat Shania makin tidak nyaman berbicara dengan cowok itu.

"Gak ngapa-ngapain, cuman mau nyapa aja."

"Jangan sok akrab, lo cuman orang baru yang masuk ke lingkup kita, jangan merasa kalau kita itu suka sama kehadiran lo, justru kita terganggu karena adanya lo di tengah-tengah kita dan karena lo juga El sama Sean jadi gak dekat kayak dulu lagi. Dan lo," tunjuk Aziel tepat di depan wajah Shania "__jangan pernah datang ke rumah Elzio lagi apapun alasannya, gue gak mau liat lo dekat-dekat dengan Elzio dan malah nambah beban dia karena kehadiran lo itu."

Setelah melemparkan kata-mata pedas pada Shania Aziel langsung masuk ke rumah Elzio lalu menghilang dari pandangan Shania.

Mendengar perkataan Aziel tadi membuat Shania terdiam cukup lama, dan tanpa sadar air matanya jatuh dari pelupuk matanya, entah kenapa kata-kata Aziel barusan berhasil menyayat hatinya, perkataan itu benar-benar pedas dan cukup membuat dada Shania sesak seketika. Jadi selama ini gue cuman jadi pengganggu buat mereka? Terus gue juga yang buat kekacauan sampai buat Elzio keluar dari Blaze, tapi kenapa? Kenapa gue?. Batinnya kemudian berjalan meninggalkan kediaman Elzio.

Aziel berjalan dengan raut wajah yang masih datar. Sampainya di depan kamar dengan pintu yang berwarna hitam, dia kemudian mengetuk pintunya berulang kali.

Tok... Tok... Tok...

"El, lo di dalem kan, cepat bukain pintunya kalau nggak gue dobrak sekarang juga!" ucap Aziel sambil terus mengetuk-ngetuk pintu kamar yanng membuat pemilik kamar itu merasa geram padanya.

Tok... Tok... Tok...

Tanpa menunggu lama lagi akhirnya Elzio membuka pintu kamarnya dan yang pertama dia lihat adalah wajah menjengkelkan Aziel.

"Nah gitu dong," ujar Aziel dengan senyumannya.

"Kenapa?"

Mendengar pertanyaan Elzio membuat Aziel seketika merubah raut wajahnya menjadi serius. "Gue mau lo balik."

"Balik?"

"Iya, balik lagi ke Blaze."

"Gue gak bisa."

"Kenapa? Kenapa lo keluar gitu aja El, lo bahkan gak ngasih tau gue kalau mau keluar."

Gue punya alasan yang gak bisa lo atau yang lain tau Zil, maaf. Batinnya.

"Gue mau istirahat," ucap Elzio.

"Gue juga mau istirahat," kata Aziel lalu mulai membaringkan badannya dikasur empuk Elzio.

Elzio And ShaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang