23. TUAN SON

17 7 0
                                    

Mendengar kabar dari Sean mengenai kejadian yang terjadi kepada Azka kemarin membuat Shania khawatir dengan keadaan bayi Blaze itu.

Shania berjalan dengan tergesa-gesa mencari ruangan tempat Azka di rawat, setelah beberapa menit akhirnya dia sampai di ruangan itu dan langsung menerobos masuk ke dalam.

Semua mata memandang aneh Shania, karena melihat kekhawatiran yang begitu jelas di wajahnya.

"Kenapa, kenapa dia bisa ngelakuin hal yang nekat kayak gitu? Kalian nggak bisa apa jagain dia, kalian itu temannya masak jagain Azka aja kalian nggak bisa." Ucap Shania dengan satu tarikan nafas.

"Shan, tenang dulu."

"Gimana gue mau tenang saat liat Azka terbaring lemah kayak gitu." Marahnya.

"Lo kenapa, lo nggak kayak biasanya Shan." heran Gavin.

"Sekarang Azka, besok-besok siapa lagi, Gavin? Aziel? Atau Vano?" ujar Shania lagi menghiraukan pertanyaan Gavin barusan.

"Maksud lo apa? kok nyebut nama kita?" tanya Aziel.

Shania melirik Aziel kemudian tersadar dengan perkataannya barusan. Bego banget sih lo, hampir aja keceplosan. Batinnya.

"Kenapa emang, nggak boleh?" tanya Shania melupakan topik sebelumnya.

Aziel berpikir sejenak sembari menatap Shania, "Ya boleh sih, kan nyebut aja." jawabnya

"Elzio mana?" tanya Shania lagi karena tidak melihat keberadaan cowok dingin itu.

"Lah iya ya, si El lagi di markas, kita lupa bawa dia kesini." sambung Aziel sambil menepuk jidatnya.

Sean yang dari tadi hanya diam mengarahkan pandangannya ke salah satu temannya.

"Vano," Panggilnya.

"Iya Sean, kenapa?"

"Lo udah ngabarin Elzio."

"Belum," jawab Vano dengan santainya yang membuat Aziel serta Gavin menganga melihat tampang tanpa dosa itu.

"Santai banget lo Van, kayak orang yang gak punya dosa aja tampang lo." tukas Aziel.

"Terus gue harus gimana?" 

"Ya lo harus gini, nih liat ya...," Aziel mengikuti gaya duduk Vano sambil memegang ponselnya seperti yang di lakukan Vano barusan.

"Vin, Action."

Gavin yang paham langsung berdiri mengikuti gaya Sean. "Udah siap Zil?" Tanya Vano yang di balas acungkan jempol oleh Aziel.

Segera Gavin merubah raut wajahnya seperti yang dilakukan Sean saat akan bertanya pada Vano.

"Vano," panggil Gavin mengulangi perkataan Sean tadi.

"Iya Sean, kenapa?" Jawab Aziel menatap serius Gavin

"Lo udah ngabarin Elzio?"

"OMG gue lupa Sean, sumpah gue benaran lupa, maafin gue ya, gue masih mau hidup Sean, maafin gue ya Sean sayang." Katanya sambil menyatukan kedua tangannya di tambah ekspresi wajah yang sangat alay menurut mereka.

Bukk

"Aaww, sakit bego" keluhnya sembari mengusap-usap kepalanya.

"Ngaco" kata Sean setelah melempar Aziel dengan buku.

"Drama lo bikin gue sakit perut." Vano yang juga jenggah dengan mereka berdua.

Berbeda dengan Shania yang sudah tertawa sedari tadi melihat tingkah konyol Aziel Dan Gavin. Shania pikir anak geng motor seperti mereka tidak bisa bercanda seperti tadi, tapi ternyata dia salah. Mereka malah lebih pintar membuat lelucon yang bisa buat orang-orang tertawa bahagia.

Elzio And ShaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang