Sudah hampir seminggu semenjak kejadian di koridor hidup Shania benar-benar tidak tenang. Perkataan Elzio memang tidak main-main, dia membuktikan semua perkataan yang di lontarkan Shania kepadanya, dia membuat perkataan itu menjadi nyata. Dia tidak segan-segan membuli gadis itu bahkan meminta beberapa gadis agar ikut andil dalam pembalasannya. Elzio sangat marah.
"Heh cewek gatel, lo mau ke mana hah?" perempuan itu menarik rambut Shania cukup keras.
"Aaww sakit," rintih Shania tapi tidak ada yang peduli, mereka terus saja menyiksa nya tanpa ampun juga rasa kasihan.
"Makanya jadi cewek nggak usah sok-sokan, mampus kan lo, hahahhaha."
"Kita akan buat lo nggak betah di sekolah ini!"
"Lo sangat menjijikkan tau nggak."
"Sekarang, nikmati saja permainan dari kita." kelima cewek itu kembali menyiksa Shania, menampar nya, menyiramnya dengan air selokan, juga mencoret-coret wajahnya dengan spidol "HAHAHAHA, lo tambah cantik kalau seperti ini."
Shania menangis, merasa harga dirinya di injak-injak oleh mereka, Shania ingin melawan tapi dia tidak bisa, dia tidak bisa melawan mereka sendirian, dia hanya bisa menangis berharap agar ada yang datang menolongnya, tapi harapan itu harus dia tepis jauh-jauh karena mengingat tempat nya sekarang adalah gudang sekolah yang sangat sepi, juga tidak pernah ada orang yang berkunjung, dia hanya bisa pasrah saja menerima semua perilaku mereka padanya.
Sementara di tempat lain seorang pemuda tengah tersenyum puas melihat gambar yang di kirimkan seseorang padanya, gambar itu sangat indah menurutnya, pemuda itu kemudian melangkahkan kakinya berjalan di koridor dengan senyuman yang sangat mengerikan Itu kan yang lo maksud? Batinnya.
__"Frey, Shania kok lama banget ya?" tanya Shena khwatir.
"Iya, gue juga nggak tau kenapa tuh anak lama banget, padahal kan jarak toilet dengan kelas kita tuh nggak jauh-jauh amat kan?!"
"Iya, benar tuh, apa jangan-jangan... "
"Jangan-jangan apa Lun, lo jangan mikir yang nggak-nggak deh," kata Shena.
"Hehe, gue cuman becanda doang," kekeh Luna.
Amara yang dari tadi hanya memperhatikan teman-temannya, tiba-tiba berdiri dari duduknya "Kita susul dia."
"Woi Mar tungguin dong," teriak Freya, lalu menarik tangan Shena dan Luna yang masih bengong di tempatnya.
Mereka sekarang sudah berada di toilet, tetapi orang yang di cari tidak ada di sana, lantas ke mana Shania pergi jika di toilet tidak ada?.
"Kok nggak ada sih!"
"Kita cari, siapa tau dia jalan-jalan kan?" kata Luna yang membuat semua mata mengarah padanya.
Freya menoyor kepada Luna cukup keras "lo goblok apa gimana sih Lun, gak mungkin lah dia jalan-jalan, lo pikir ini mall."
"Yakan, siapa tau."
"Kita ke kantin aja mungkin dia lagi makan," putus Shena karena tidak mau berlama-lama.
Setelah dari kantin mereka juga tidak menemukan Shania di sana.
"Lo telfon dia aja Shen," kata Amara.
Shena kemudian menelfon sahabatnya lalu tertulis panggilan di tolak.
"Dia nolak telfon gue."
"Chat aja," Freya sudah sangat panik karena tidak biasanya Shania menghilang seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elzio And Shania
Teen FictionElzio Ryder Mahagra, panggil saja dia Zio. siswa paling berpengaruh di SMA Starlight High School, cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Wakil ketua BLAZE yang di takuti seantero sekolah. BLAZE adalah geng motor yang di pimpin oleh...