24. MENGHILANG

24 8 2
                                    

Di waktu yang sama Elzio berjalan menuruni anak tangga satu persatu dengan langkah yang begitu pelan karena kondisinya yang masih belum terlalu baik.

"Kok sunyi gini ya, kemarin kan rame," kata Elzio seraya memegang perutnya yang terus saja berbunyi karena rasa lapar yang terus menggorogoti perutnya.

Elzio melangkahkan kakinya mencari keberadaan dapur, tetapi bukannya mendapati dapur, ia malah masuk ke dalam sebuah gudang yang ada di pojok markas.

Saat masuk terlalu dalam ke gudang itu Elzio melihat ada sebuah album besar yang terletak di atas meja bersama dengan barang-barang lainnya. Merasa penasaran Elzio mengambil album besar itu kemudian membawanya keluar.

"Ini album foto kan? Kenapa di gudang?" Heran Elzio kemudian mendudukkan dirinya di kursi yang terletak di depan gudang tadi.

Saat membuka halaman pertama album itu Elzio melihat sebuah foto anggota Blaze juga ada dirinya. "Ternyata gue seganteng itu ya, " kata Elzio dengan pedenya.

Lembar demi lembar telah di bukannya, lalu saat membuka lembar selanjutnya Elzio di buat terpaku dengan sebuah foto yang menggambarkan dua orang anak laki-laki dan satu perempuan, Elzio tidak mengenali ketiga anak kecil itu, tetapi ada rasa aneh di dalam sana saat melihat foto lama itu.

Merasa sangat penasaran dengan ketiga anak itu Elzio kembali membuka lembar selanjutnya yang membuat dia tambah kebingungan lagi dengan gambar satu anak laki-laki bersama dengan anak perempuan tadi.

Aarrgghh

Kepalanya tiba-tiba saja sakit, Elzio mengerang hebat karena sakitnya tidak main-main. Dia memkul-mukul kepalanya berharap sakitnya akan hilang.

"Kak Ider ayo main bang Andra udah nungguin kakak dari tadi."

Arrgghhh...

Bukannya berhenti sakit di kepalanya semakin bertambah dan kembali lagi dengan bayang-bayang anak perempuan itu.

"Kak, ayo beli es krim."

"Kakk Ider, sila mau yang coklat aja ya." Anak itu tertawa dengan sangat gembira.

"Bang Andra, sini."

Arrrggghhh...

"Kak Ider tolongin sila."

"Kak Ider jangan tinggalin sila kak... "

"Kak Ider... "

"Argghhh," erangnya lagi lalu segera mengambil obat di saku bajunya kemudian segera meminumnya. Samalam Elzio menemukan obat itu di samping bantalnya, ia tidak tahu itu obat apa dan siapa yang meyimpannya di sana. Tadinya Elzio ingin bertanya tapi karena tidak ada orang yang di temui nya saat bangun terpaksa ia tidak jadi menanyakan tentang siapa pemberi obat itu.

Saat akan naik lagi ke atas tiba-tiba saja seseorang membekap mulutnya dari arah belakang, Elzio berusaha melepaskan tangan kekar itu tetapi karena pengaruh obat bius sehingga membuatnya lemah. Dan tak lama kemudian Elzio kehilangan kesadarannya.

***

Shania memasuki markas yang terlihat ramai karena adanya beberepa anggota Blaze di sana. Ia berjalan lebih dalam lagi dan menoleh kesana kemari mencari keberadaan Elzio tetapi ia tidak melihat cowok itu di manapun, karena tidak mendapati Elzio di lantai bawah Shania naik ke atas berpikir kalau Elzio ada di sana namun sama saja Elzio juga tidak ada di kamarnya, kemudian ia kembali turun menghampiri Reza dan teman-temannya.

"Reza." Reza berbalik melihat Shania yang sudah berada di belakangnya.

"Iya Kak Shan, kenapa ya?"

"Elzio kemana?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Elzio And ShaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang