Benevolence of fate (Tamat)

Undangan Dari Kaisar

Siang hari yang terik dengan gumpalan awan putih yang indah serta warna birunya yang menenangkan tak dapat membuat sang panglima merasa terhibur sedikitpun, justru sebaliknya, Arzean merasa bahwa hatinya tengah tidak sedang baik-baik saja, apalagi pikiran yang rasanya sudah sangat campur aduk dan tidak dapat ia jelaskan dengan detail bagaimana kondisinya sekarang.

Arzean menatap rombongan dengan sepuluh kuda yang menjadi dua barisan di bagian depan yang ditunggangi oleh para kesatria disusul kereta kencana dan dibelakangnya dengan lambang dua pedang berbentuk silang dan mahkota diatasnya lalu barisan belakang yang juga terdapat sepuluh kuda dengan para kesatrianya dan dilengkapi dua kantong untuk membawa barang di setiap bagian belakang punggung kuda.

Rombongan itu, tak lain dan tak bukan berasal dari kerajaannya sendiri. Kerajaan Kasatria. Arzean, keluarga inti kerajaan, dan beberapa pengawal sekaligus pelayan berbaris rapih untuk menyambut kedatangan rombongan tersebut. Terhitung sudah satu Minggu setelah kaisar Arzegas memberitahu Arzean bahwa orang tuanya akan diundang ke Castil kekaisaran, tibalah hari ini. Tepat setelah sampai di halaman depan Castil Diamond yang biasanya digunakan untuk pemberhentian kuda, rombongan yang berada di paling depan berhenti kemudian diikuti yang lain yang berada dibelakangnya. Para kesatria berbaris rapih, menunggu raja Arzata dan ratu Amanda keluar dari kereta kencana.

Ratu Amanda yang kini tengah memakai gaun merah marun dengan mahkotanya keluar dari dalam kereta dibantu oleh sang suami yang juga berpakaian dengan warna yang senada. Keduanya tampak sangat mencolok dengan gaya pakaian, keanggunan, serta wibawanya diantara para kesatria berseragam khasnya yang berwarna abu-abu tua di siang hari itu. Sedangkan kakaknya Edgar sengaja tidak diikutsertakan, raja Arzata memberinya tugas untuk menjaga kerajaan selagi ia berkunjung ke Castil kekaisaran.

"Hormat kami yang mulia kaisar Arzegas beserta keluarga, semoga kesejahteraan dan kesehatan selalu membersamai anda dan seluruh rakyat di kekaisaran." Ujar Arzata membungkuk hormat diikuti semua rombongan yang ada disana.

"Selamat datang di castil Diamond raja Arzata, ratu Amanda, dan rombongan. Aku menerima salam penghormatan dan doa mu." Ujar Arzegas. Kemudian melangkah turun melewati anak tangga yang menjadi pembatas antara dirinya dan rombongan kerajaan Kasatria.

Arzegas memeluk raja Arzata seakan mereka adalah teman lama yang baru saja bertemu setelah sekian tahun berpisah. "Selamat datang, aku sangat bahagia akan kehadiran mu di castil ku. Aku sudah tidak sabar untuk berkeluh kesah pada mu dan memberi tahu berita yang mungkin akan membuat mu marah pada leluhur ku." Kaisar Arzegas melepas pelukannya setelah berkata demikian.

"Maaf atas kelancangan hamba yang mulia kaisar, tapi saya benar-benar tidak mengerti maksud perkataan anda yang mulia." Ujar Arzata.

"Tidak masalah. Ayo bicara didalam saja."

Kaisar menggiring keluarganya beserta keluarga Arzata menuju ruang makan, mereka akan siang terlebih dahulu sebelum memulai obrolan.

Hanya ada dentingan sendok yang beradu dengan piring, tidak ada pembicaraan sama sekali selagi kegiatan makan siang itu masih berjalan. Tapi tidak ada satu orang pun yang menyadari, salah satu dari mereka tengah tersenyum miring penuh arti seraya memandang kearah Arzean yang sedang fokus dengan makannya, sedangkan Arzean sendiri juga sama sekali tidak tau ada yang memperhatikannya begitu intens dengan senyumnya yang penuh arti tersebut.

"Semua sudah selesai?." Tanya sang kaisar setelah memastikan tidak ada makanan yang tersisa di piring keluarga dan para tamunya.

"Sudah yang mulia kaisar." Jawab mereka serempak.

"Baiklah, langsung saja. Aku ucapkan selamat datang kembali kepada raja Arzata dan ratu Amanda."

"Terima kasih atas sambutan anda yang mulia kaisar." Jawab ratu Amanda. "Sungguh sebuah kehormatan bisa datang dan diundang ke Castil kekaisaran Diamond yang mulia."