Obrolan Ringan?

859 65 0
                                    

Razella memasuki sebuah ruangan pribadi milik Larissa setelah pengawal yang mengantarkannya memberitahu bahwa ia telah bersamanya dan juga setelah Larissa mempersilahkan. Razella memasuki ruangan itu dengan percaya diri, meski pikirannya sudah berkelana entah kemana saja.

Ruangan pribadi milik Larissa sama seperti ruangan pada umumnya yang identik dengan seorang putri bangsawan, ada banyak buku yang sudah pasti berisikan sejarah dan juga ilmu pengetahuan, ada meja yang berisikan alat-alat yang digunakan putri bangsawan dalam menyibukkan diri seperti alat jahit atau merajut, alat lukis, dan lain sebagainya. Razella pun juga memiliki ruangannya sendiri yang tidak berbeda dari ruangan milik tuan putri kekaisaran Diamond ini, yang sedikit membedakan adalah ia membuat sebuah ruangan lain untuk tempat tidur sehingga jika ia merasa lelah dan malas untuk menuju kamar ia bisa beristirahat diruang pribadinya.

"Kau datang." Ujar Larissa setelah melihat kedatangan Razella.

"Hormat saya tuan putri Larissa."

"Duduklah."

Razella duduk diatas sofa yang berhadapan langsung dengan Larissa.

"Bagaimana kabar mu?."

"Saya baik tuan putri."

"Ayolah.. jangan terlalu formal, panggil saja aku Larissa."

"Saya merasa kurang nyaman dengan hal itu."

"Setidaknya jangan memakai aksen formal mu, anggap saja kita sudah berteman lama."

"Baik tuan putri, saya akan mencobanya."

"Bagus." Jawab Larissa kemudian memberikan senyum terbaiknya. "Kau merasa nyaman tinggal di istana?." Tanyanya lagi.

"Aku cukup nyaman, hanya belum terbiasa saja." Balas Razella seraya mengganti panggilannya agar tidak terlalu formal seperti yang Larissa sarankan.

"Kau sudah makan?."

"Sudah tuan putri."

"Ku dengar kau sakit sampai tidak bisa makan bersama kami. Apa sakit mu parah?."

"Sebenarnya tidak separah itu tuan putri."

"Lalu?."

"Aku hanya terjatuh dan lututnya sedikit memar, tapi selainnya tidak ada masalah yang serius."

"Apa Kau sampai tidak bisa berjalan?."

"Tidak."

"Apa sekarang kau masih sakit? Aku pasti melakukan kesalahan dengan mengundang mu dan membiarkan mu berjalan kemari."

"Aku baik-baik saja sekarang dan aku tidak masalah dengan hal itu."

"Syukurlah."

Razella memperhatikan setiap inci yang Larissa katakan ataupun yang dia lakukan, semuanya seakan tengah menunjukkan kepada dirinya bahwa ialah tuan putri bangsawan sejati. Sopan santun dan perhatiannya sangat baik serta anggun. Razella sendiri merasa sedikit iri dengan segala sesuatu yang dimiliki Larissa, bukan masalah keturunan dan kekayaannya, tapi lebih kepada kecantikan alaminya dan juga sikapnya. Ia juga perempuan yang bisa saja merasa hal seperti itu kepada perempuan lain, meskipun ia tidak sepenuhnya mengetahui apa yang ada dibalik kehidupan Larissa, tapi diluar itu semua Razella merasa bahwa menjadi Larissa adalah suatu anugerah yang patut disyukuri.

"Kau baik-baik saja bukan bersama pangeran Arzean?." Tanya Larissa, meskipun tidak terkesan mendadak karena sempat ada basa-basi dan sapaan yang ia ucapkan sebelumnya, tapi tetap saja Larissa bertanya sesuatu yang sebenarnya tidak perlu sebab hal itu adalah masalah pribadi antara ia dan Arzean.

"Iya tuan putri. Kami baik."

"Yah.. tentu saja, pangeran Arzean sangat baik. Dia tidak akan mungkin menyakiti mu."

Benevolence of fate (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang