Pertemuan Dua Keluarga

838 55 0
                                    

Tiga hari setelah insiden malam perampokan tersebut serta masalah yang terjadi di desa Flower terselesaikan seluruhnya, siang hari yang terik itu keluarga kaisar dan keluarga Arzean tengah menunggu kedatangan rombongan dari kerajaan Rhodium. Seperti yang sudah direncanakan oleh sang kaisar, pertemuan dua keluarga sekaligus dua kerajaan yaitu kerajaan Kasatria dan kerajaan Rhodium kini akan terlaksana untuk membahas tentang perjodohan kedua anak mereka.

"Apakah kau merasa gugup?." Tanya Amanda berbisik pelan kepada Arzean. Sang panglima itu berada di tengah-tengah antara ayah dan ibunya.

"Tidak. Mungkin nanti."

"Nanti?."

"Hm. Saat bertemu dengannya."

"Dan sepertinya itu hanya akan terjadi saat pernikahan kalian diselenggarakan." Kedua anak dan ibu itu dengan kompak menghela nafas secara berbarengan, seakan dapat merasakan perasaan yang tengah dirasakan satu sama lain, padahal sudah jelas bahwa Arzean lah yang paling menderita disana dan Amanda hanya merasa khawatir. Ingat! Sang ibu memang tidak akan pernah berhenti untuk mencemaskan anaknya, meskipun ia tau bahwa anaknya sendiri yakin bahwa segalanya akan baik-baik saja.

Rombongan dari kerajaan Rhodium akhirnya tiba, kehadiran mereka tidak terlalu menonjol namun masih memperlihatkan bahwa mereka adalah rombongan bangsawan. Dengan barisan kuda dibagian depan dan belakang untuk melindungi kereta kencana yang menjadi tunggangan bagi raja dan ratu mereka, serta satu gerobak berisikan barang-barang bawaan mereka yang sepertinya hadiah untuk sang kaisar dan keluarga. Seperti biasa, putri mahkota mereka tidak diikutsertakan dalam rombongan sebab sang kaisar hanya mengundang mereka datang ke Castil tanpa mengatakan tujuan yang sebenarnya.

Semua rombongan berbaris rapih menjadi dua baris sedangkan raja dan ratu mereka berada dibagian paling depan.

"Hormat kami yang mulia kaisar Arzegas. Semoga kesejahteraan dan kemakmuran selalu membersamai anda dan keluarga." Ujar raja Nevan.

"Terima kasih atas salam dan doa mu." Sang kaisar kembali menuruni anak tangga untuk menyambut langsung kedatangan rombongan tersebut. Arzegas memeluk raja Nevan secara jantan sebagai tanda bahwa ia telah menerima kedatangannya.

"Bagaimana kabar mu dan keluarga?." Tanya Arzegas. Tangannya masih berada dipundak raja Nevan, layaknya seorang teman yang sudah lama tidak bertemu.

"Menjawab yang mulia, kabar hamba baik."

"Tidak perlu terlalu formal."

"Apa kau akan membiarkan tamu mu disana seharian?." Tanya permaisuri Aileen, ia memperingati suaminya untuk menyuruh para tamunya masuk, apalagi hari sedang sangat panas.

"Maafkan aku. Mari masuk. Silahkan... Silahkan... "

"Tidak mengapa yang mulia kaisar."

Raja Nevan dan ratu Milan digiring masuk menuju ruang makan. Sudah menjadi sebuah adat dan tradisi sepertinya, para tamu yang hadir pada siang hari itu dipersilahkan untuk makan siang terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan obrolan mengenai sesuatu yang akan dibahas.

Seperti de javu. Ruang makan itu kembali dihiasi dengan dentingan sendok dan piring yang saling beradu setelah kaisar Arzegas mempersilahkan para tamunya untuk menikmati hidangan yang telah dipersiapkan para pelayan di kekaisaran. Semuanya makan dengan tenang dan fokus pada hidangan masing-masing, sampai lagi-lagi tidak ada yang menyadari bahwa ada seseorang yang tengah tersenyum miring setelah melihat seluruh pemandangan yang berada diruang makan. Kini senyum yang terbit disebelah bibirnya semakin melebar setelah melihat raja Nevan dan ratu Milan.

Setelah menghabiskan hidangan penutup dan sang kaisar sudah memastikan bahwa seluruh tamunya telah menyelesaikan sesi makannya, kini ia berucap.

"Ada yang ingin menambah hidangan?." Tanyanya. Dari sekian banyak pertanyaan.

Benevolence of fate (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang