Festival Dan Salah Paham

1K 71 0
                                    

"HORMAT KAMI KEPADA TUAN PUTRI LARISSA."

"Aku terima penghormatan kalian, duduklah! Nikmati pesta ini." Ujar Larissa kemudian menuruni anak tangga untuk menyapa lebih dekat setelah mengatakan hal tersebut dan setelah matanya menangkap sosok asing yang datang bersama Sandra.

"Hai Sandra! Audika! Belgiana!." Sapanya begitu sampai di meja yang Sandra duduki.

"Salam hormat tuan putri Larissa." Ujar mereka secara bersamaan setelah berdiri dari duduknya dan membungkukkan tubuhnya sejenak, begitu pun Razella, ia tidak mungkin tidak memberi hormat kepada tuan putri dari kekaisaran Diamond itu.

"Tidak perlu sungkan. Jika aku boleh tahu, siapa yang bersama dengan kalian? Aku baru melihat wajahnya kali ini." Ujarnya.

"Perkenalkan, dia Razella." Jawab Sandra, ia memberi peluang agar Razella mengenalkan dirinya secara sempurna.

"Salam hormat tuan putri Larissa, saya Razella dari kerajaan Rhodium dan istri dari panglima Arzean." Ujarnya setelah membungkuk sejenak memberi hormat.

"A..ah... Kau istri Arz.. Maksud ku panglima Arzean? Kau cantik sekali. Aku ucapkan selamat atas pernikahan kalian, waktu itu aku tidak bisa datang karena sedikit pusing." Ujar Larissa gugup. Kentara sekali jika ia terkejut. Bagaimana tidak? Ia sengaja membuat alasan itu agar ia tidak datang ke pernikahan Arzean dan melihat orang yang cintanya menikah apalagi dengan wanita lain yang buruk rupa, hatinya sudah pasti sakit ditambah ialah penyebab pernikahan tersebut terlaksana. Tapi apa yang dia lihat sekarang? Wanita yang telah berhasil ia jadikan 'korban' justru secantik dan seanggun ini. Larissa benar-benar menggali lubang untuk liang lahatnya sendiri.

"Salam hormat tuan putri Larissa." Beberapa suara menginstruksi membuat semua orang yang ada di meja tersebut ikut menoleh, bukan hanya Larissa.

"Wah.. tuan putri sangat cantik hari ini." Pujinya.

"Terima kasih pujiannya, anda terlalu berlebihan putri Liana." Ujar Larissa. Razella tentu saja dapat menangkap sedikit ketidak pedulian di setiap kata yang dilontarkan Larissa, karena mungkin saja ia merasa waktu berbincangnya dengan orang baru diganggu. Razella tersenyum dalam diam, ini kesempatan bagus agar ia tidak perlu menjawab ini-itu jika ditanya nanti, sebab ia jelas tahu bahwa hal itu pasti akan terjadi.

"Tuan putri memang yang terbaik. Ia memang sempurna dan memiliki segalanya." Puji Marsha. Razella kembali menahan senyuman. Mereka benar-benar bermuka dua.

"Terima kasih."

"Maukah tuan putri Larissa bergabung dengan kami? Kami akan meracik dan menuangkan teh untuk anda." Tawar Feredica. Razella tersenyum dengan jelas. Senyum yang menawan untuk menyembunyikan tawanya yang akan meledak. Mereka jelas sekali sedang menjilat sang penguasa dengan cara rendahan dengan sikap mereka yang dibuat semanis mungkin dan meremehkan orang lain agar terlihat lebih berkuasa.

"Maafkan aku, aku ingin bergabung dengan Sandra untuk kali ini." Jawab Larissa. Niatnya antara jelas juga terselubung, dan yang pasti salah satu alasannya adalah karena keberadaan Razella yang membuatnya penasaran.

"Apakah anda tidak ingin bersama kami? Padahal kami sangat mengharapkan anda duduk bersama kami." Ujar Marsha dengan nada yang dibuat sesedih mungkin.

'Apakah kebanyakan wanita melakukan hal menjijikan seperti ini atau hanya mereka bertiga? Tidak punya harga sekali.' Batin Razella. Muak sekali dengan sikap mereka, padahal baru pertama kali bertemu. Segera menunjukkan taring tanpa tahu malu.

"Bukan seperti itu... Baiklah.. aku akan bergabung dengan meja kalian." Ujarnya kemudian. Tentu saja karena ia tidak ingin dicap sebagai tuan putri yang tidak peduli dan membuat putri bangsawan lain sedih dengan sikapnya. Namun, jelas sekali jika ia terpaksa meski dengan senyum tulus yang berusaha ia tampakkan.

Benevolence of fate (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang