Sikap Yang Tidak Pasti

1K 66 0
                                    

"Cobalah ini."

"Kau punya jepitan perempuan?."

"Aku benar-benar tidak bermaksud untuk menghina mu atau apa. Aku membeli itu awalnya untuk Larissa sekaligus akan menyatakan perasaan ku, tapi dia terlebih dahulu melakukannya sedangkan aku sudah jelas menolak karena aku hanya ingin dia tahu bagaimana perasaan ku tanpa harus dibalas nantinya, maka dari itu aku bingung akan aku apakan jepitan itu. Tidak mungkin aku memakainya."

"Aku mengerti. Kau tidak perlu gugup seperti itu."

"Karena aku tidak ingin kau salah paham."

"Aku sudah mengatakannya bukan? Semua orang memiliki masa lalu apalagi dalam hal percintaan."

"Tapi kau tidak."

"Aku hanya sedikit berbeda."

"Apa kau benar-benar tidak memiliki seseorang yang kau cintai di masa lalu? Pengawal mu misal atau seseorang yang tidak sengaja kau temui disaat kau sedang menyamar atau siapa? Tidak?."

"Tidak."

"Hati mu terjaga sekali."

"Apa ada yang mengetahui soal jepitan ini?."

"Tidak. Hanya aku dan pemilik tokonya saja. Bahkan perasaan ku padanya saja tidak ada yang mengetahuinya. Aku juga meminta agar toko itu tidak membuat model seperti itu lagi. Sehingga akan ku pastikan hanya kau satu-satunya yang mempunyai jepitan yang katanya model terbaru itu."

"Kau merahasiakan perasaan mu dengan sangat baik dan berkorban banyak."

"Aku merasa itu ejekan bukan sebuah pujian."

Razella tersenyum mendengar ucapan lirih Arzean. Kini keduanya sedang berada di kamar mereka, masih di kerajaan Kasatria tentu saja. Mereka tengah melanjutkan kerajinan tangan berupa hiasan dari benang rajut yang sempat tertunda karena undangan pesta dari Larissa kemarin dan Arzean memilih untuk memberi tahu serta memberikan jepitan rambut tersebut kepada Razella.

"Bagaimana?." Tanya Razella setelah ia memakai keduanya dibagian kanan dengan posisi sejajar.

"Seperti biasa." Jawab Arzean seadanya kemudian menundukkan kepalanya. Ia tidak kuasa menahan rasa kagumnya jika terus menatap Razella.

"Seperti biasa?." Beo Razella kurang paham maksud perkataan Arzean.

Arzean memejamkan matanya sejenak. "Apa aku harus memperjelasnya?." Tanyanya.

"Hm. Katakan saja. Aku akan menerimanya." Arzean menatap kedua mata Razella tepat pada maniknya, cukup lama ia melakukan hal itu sampai mulutnya berucap sesuatu yang mampu membuat pipi Razella lagi-lagi memerah hanya karena pujian sederhana yang Arzean ucapkan.

"Kau selalu cantik. Bagaimanapun keadaan mu dan kapanpun itu waktunya. Kau selalu cantik."

"Hmm... Kita lanjutkan saja membuat hiasan kamarnya." Ujar Razella gugup kemudian segera sibuk dengan peralatan yang ada didepannya. Arzean tersenyum hingga memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapih, menarik juga melihat tingkah Razella yang seperti ini. Sangat lucu menurutnya.

Keduanya sama-sama sibuk untuk mengerjakan bagian masing-masing, dengan penjelasan yang Razella instruksikan sedangkan Arzean hanya bisa menurut. Cukup lama mereka bergelut dengan benang rajut itu hingga akhirnya dua buah hiasan dinding yang mirip dengan penangkal mimpi buruk berhasil mereka buat.

"Cantik." Puji Arzean.

"Hm. Sangat cantik." Ujar Razella seraya mengangkat hiasan tersebut.

"Hm. Memang sangat cantik." Puji Arzean yang kali ini tertuju pada Razella yang tengah menatap hiasan dinding dengan senyum yang mengembang diwajahnya tanpa ia sadari.

Benevolence of fate (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang