Benevolence of fate (Tamat)

persiapan Pernikahan Dan Kenyataan

Tiga hari setelah mendapat kabar secara langsung dari raja Nevan dan ratu Milan bahwa putri mereka pun menerima perjodohan tersebut, kini seluruh pelayan bahkan pengawal kerajaan Kasatria bergotong royong mempersiapkan pesta pernikahan pangeran mereka. Meski ada bisik-bisik menyebalkan tentang calon istrinya itu, Arzean tidak ingin ambil pusing. Ia jelas sangat tau bahwa semua orang kini membicarakannya, bahkan ada yang secara terang-terangan menyuruh dirinya untuk membatalkan pernikahannya tersebut, tapi ia hanya bisa membiarkan mereka dan membalasnya dengan senyuman.

Semua orang bebas menunjukan ekspresinya, semua orang punya hak untuk berpendapat, semua orang juga diizinkan untuk mengutarakan pendapatnya, dan Arzean tidak dapat mengatur itu semua. Biarlah mereka hidup dengan berprasangka dan pendapat mereka, selagi tidak merugikan dirinya dan tidak membahayakan orang-orang disekitarnya itu tak akan menjadi masalah. meski agak menyebabkan jika sampai terdengar.

Arzean memandangi pelayan dan pengawal yang tengah sibuk dengan dekorasi pernikahannya dari balkon kamarnya yang terletak di bagian atas. Arzean benar-benar menepati ucapannya bahwa ia tak akan melihat calon istrinya sebelum keduanya resmi menjadi suami istri. Kini ia sudah tidak lagi memikirkan apapun, ia sudah sangat pasrah dengan keadaan dan segala yang menimpa dirinya.

Sesuai adat yang ada di kekaisaran Diamond, pesta pernikahan akan diadakan di calon mempelai yang lebih tinggi kekuasaan, kekayaan, dan keturunannya, maka dari itu pesta pernikahan antara Arzean dan putri kerajaan Rhodium diadakan di kerajaan Kasatria karena ia memenuhi semua persyaratan tersebut.

Setelah keduanya resmi menjadi suami-istri, mereka diberi waktu atau privasi selama tiga puluh hari supaya bisa lebih mengenal satu sama lain dan  lingkungan baru dari masing-masing keduanya dalam bentuk pasangan, karena kasus mereka yang tidak pernah bertemu sebelumnya itulah adat tersebut diadakan secara khusus oleh sang kaisar dan akan tetap tertulis dalam sejarah kekaisaran Diamond dibawah kepemimpinannya.

Sang putri akan melayani dan mengurus semua keperluan Arzean selama tiga puluh hari itu tanpa bantuan pelayan, begitu pun sang panglima yang akan melindungi sang putri jika mereka nantinya bepergian dan itu semua tanpa pengawasan dari pengawal. Kaisar Arzegas benar-benar memberikan peraturan dan waktu khusus untuk keduanya agar saling mengetahui secara keseluruhan tentang pasangannya masing-masing.

"Putri Razella?." Gumam Arzean menyebut nama sang calon istri seraya menatap lurus langit biru yang hanya sedikit dipercantik dengan gumpalan awan putih, siang hari kala itu sangat cerah. "Nama mu sangat cantik. Razella Tiffany Shandraya. Semoga nama, karakter, juga tata krama mu secantik nama mu, meski aku tidak ingin berharap tentang apapun, tapi sudah seharusnya kau mengetahui hal itu bukan?."

Sudah tiga hari ini ia dipulangkan oleh kaisar untuk fokus mengurus pernikahannya, padahal di kerajaannya sendiri ia sama sekali tidak diperbolehkan membantu bahkan saat ia hanya menyentuh barangnya pun sang ibu, ratu Amanda langsung mengomel.

"Kau fokuslah mempertampan diri, pelayan akan membantu mu! Lakukan perawatan agar kulit mu sehat dan tidak terlihat pucat saat pernikahan mu nanti! Ibu tidak ingin kau terlihat memikul banyak beban di hari bahagia mu." Katanya.

Tentu saja Arzean tidak mendengarkan ucapan ibunya, bukan soal perawatan kulit yang harus ia jalani, melainkan tentang pelayan yang akan membantunya melakukan perawatan. Hey! Ia tidak semanja dan selemah itu hingga para pelayan harus memandikannya dengan air susu sapi dan air yang dipenuhi oleh bunga nanti, ia bisa melakukan semuanya sendiri, dan ia memang sudah biasa melakukan semua itu sendiri.

Arzean menghela nafas, kali ini ia teringat dengan kaisarnya sendiri. Sungguh ia terkadang merasa kesal pada sikap humoris yang dimiliki oleh Kaisarnya, bagaimana tidak? Tiga hari sebelum ia benar-benar dipulangkan untuk kembali ke kerajaannya, sang kaisar berkata