Kehidupan Baru

1.2K 75 0
                                    

Silau matahari pagi itu menembus pada celah ukiran kayu yang ada pada dinding kamar membuat sang putri yang tengah tertidur dengan posisi miring ke kanan itu terbangun. Ia mengucek matanya sejenak untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Razella menghela nafas sebentar, tidurnya cukup nyenyak semalam apalagi kondisinya yang memang  sedang lelah. Ia memperhatikan sekitar kamarnya, terasa asing baginya namun ia tidak akan lupa bahwa sekarang ini ia sudah berstatus menikah dan sedang berada di kamar milik suaminya.

"Suami?." Gumamnya pelan.

Razella mencoba menolehkan kepalanya untuk melihat apakah Arzean sudah bangun dari tidurnya, tapi yang ada ia justru terkejut sebab Arzean masih terlihat sangat tenang dalam tidurnya. Namun bukan itu yang terpenting sekarang, wajah Arzean saat ini tepat berada dibelakangnya, maka dari itu saat ia menoleh tadi wajah Arzean benar-benar tepat berada di depan wajahnya, bahkan sekarang tidak ada jarak diantara keduanya.

Razella melirik sekilas pada posisi tempat tidur Arzean semalam. Miliknya masih sama, ia tidak bergeser sedikit pun dari posisinya. Akan tetapi Arzean lah yang mendekat kearahnya, bahkan saat ini ia tengah memeluk pinggang Razella tanpa ia sadari.

Razella pelan-pelan membalikkan tubuhnya menghadap kearah Arzean sepenuhnya kemudian secara diam-diam memperhatikan pahatan wajah Arzean yang memang terlihat sangat tampan, seakan Tuhan sendiri yang memahatnya. Tidak mengherankan jika ia dijuluki pria tertampan di kekaisaran Diamond, karena kenyataannya memanglah demikian. Razella merasa sangat beruntung dijodohkan dengan Arzean, dan seketika ia merasa minder dengan dirinya sendiri. Apakah ia pantas disanding dengan orang setampan dan sehebat Arzean?

Razella hanya diam memperhatikan tanpa melakukan apapun pada Arzean. memandangi wajah tersebut seakan tidak akan pernah bosan. Ia juga masih tidak menyangka bahwa ia sudah menikah, apalagi ia belum pernah dekat dengan satu pri pun sebelumnya, ini adalah pengalaman pertamanya dekat dengan pria selain ayahnya. Razella bahkan belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta, ia sebenarnya sedikit bingung harus bersikap bagaimana didepan Arzean, ia takut jika suaminya ini tidak nyaman dengan sikapnya.

Pergerakan kecil dari Arzean membuat Razella reflek menutup matanya kembali. Ia tidak ingin kecolongan tengah memperhatikan sang suami, akan sangat malu jika sampai ia tertangkap basah.

"Tidurlah lagi! Aku masih sangat mengantuk." Ujar Arzean dengan suara khas bangun tidur, serak. Lalu semakin mengeratkan pelukannya. Entah ia sadar atau tidak saat mengatakan itu, dan Razella pun tidak tau apakah Arzean sadar bahwa Razella sudah bangun sejak tadi dan memperhatikannya secara diam-diam. Semoga saja tidak.

Razella pelan-pelan membuka kembali kedua matanya untuk memastikan keadaan Arzean. "Arzean?." Panggil Razella lirih.

"Hm." Gumam Arzean, tapi kedua matanya masih tertutup rapat.

"Kau masih tidur?."

"Hm."

"Kita harus bangun."

"Hm."

"Kita ada ritual minyak wangi." Ucap Razella dengan suara pelan.

Barulah Arzean membuka matanya meski perlahan dan terlihat terpaksa. Ia bergumam sebentar mungkin karena cahaya matahari yang menyorot ke arah matanya secara langsung lalu memperhatikan wajah Razella sejenak, ia juga melirik kearah tangannya yang berada diatas pinggang Razella, tapi bukannya terkejut ia justru semakin mendekatkan kepalanya menuju leher Razella hingga sang istri yang dibuat kaget dengan tingkah laku Arzean yang terkesan tidak terprediksi itu.

"Aku malas sekali." Ujar Arzean sedikit tidak jelas sebab suaranya yang terbenam di leher Razella.

"Tapi kita harus bangun." Ujar Razella memberi pengertian dengan suara yang sebisa mungkin terdengar biasa, meski rasa gugup masih menyerangnya detik ini akibat ulah Arzean.

Benevolence of fate (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang