13. Demam

1.2K 85 8
                                    

Happy Reading 💝

“MALL….” saat tubuh hampir jatuh. Rakha segera menangkapnya. Suara petir makin menggelegar. Rakha dengan sigap membawanya pulang.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di rumah. Rakha membawanya ke kamar tergesa-gesa. Saat sampai di kamar Rakha menidurkan Mala dengan pelan, Rakha pun mengganti pakaiannya dahulu.

Setelah beberapa menit, Rakha membawa pakaian istrinya. Untuk menggantinya, dengan pelan Rakha membuka semua pakaian Mala. Ia harus menahannya, ia harus ingat bahwa istrinya sakit.

Selang beberapa menit telah selesai. Rakha pergi ke dapur untuk meminta bibi membuat teh, sedangkan Rakha membawa wadah untuk mengompres. Kini Rakha sudah berada di kamar.

“Mal, bangun sayang!” ucap Rakha lirih.

“Kamu udah tidur dari tadi lho…” lanjutnya.

Tak lama kemudian Mala tersadar.

“Mas…” ucapnya lirih.

“Sayang kamu udah bangun? Apa yang kamu rasakan? Pusing? Atau apa, hmm ?” tanya Rakha panik.

“Di-dingin…” ucapnya menggigil. Sebab hujan sedari tadi tanpa henti.

“Aku peluk ya ?” Rakha langsung memeluknya dengan erat. “Masih dingin ?” Mala pun mengangguk.

“Gimana nih, ya Allah…” ucapnya tanpa sadar air matanya jatuh.

Rakha panik, ia pun mengambil handphone nya untuk menghubungi seseorang. Tanpa melepas pelukannya.

“Assalamualaikum Bun…”

“Waalaikumsalam, ada apa Rakh ?”

“Ini Bun, Mala demam. Rakha udah mengompresnya tapi masih demam.”

“Astagfirullah ya allah, eumm gini aja. Kamu coba metode skin to skin. Dulu waktu bayi ayah sering melakukannya waktu Mala demam.”

“Ya udah Bun Rakha coba ya…”

Sambungan tersebut terputus. Rakha pun melakukan apa yang mertuanya bilang.

“Mal… aku coba ya metode itu ?” Mala pun mengangguk.

Rakha pun membuka bajunya dan baju istrinya. “Tahan Rakh…” batinnya. Mereka pun berpelukan sampai Mala nyaman.

“Nyaman sayang ?”

“Iya…”

Mala yang mencari kenyamanan di bidang Rakha. Mereka pun tertidur ke dalam mimpinya.

♡♡♡♡

Kini tengah pukul 03.00, Rakha terbangun. Ia mengecek kondisi Mala. “Alhamdulillah….” gumamnya. Suhu tubuh Mala kini membaik.

Rakha pun membersihkan diri lalu sholat tahajud. Setelah itu, Rakha menghampiri Mala.

“Eugh…”

“Sayang…”

Mala membuka matanya, ia melihat suaminya tersenyum tipis.

“Mas…” lirihnya.

“Apa sayang ? Mau apa? Hmm..?”

“Haus.” Rakha dengan segera memberikan minum pada Mala.

“Peluk…” manjanya.

Rakha tersenyum, ia langsung memeluk istrinya itu.

09.00

Tok

Tok

Tok

“Iya bentar…” jawab bi Ami. Ia pun segera membuka pintu. “Eh..non, den silahkan masuk.”

Mereka pun masuk. “Bentarnya, saya panggilkan aden Rakha.” mereka pun mengangguk.

Tok

Tok

Tok

“Den… ada tamu di depan.” ucapnya.

“Iya bi, bentar…” sahutnya.

Rakha pun membuka pintunya dan segera turun.

“Rakh, mana Mala ?” tanya Vio.

“Dia demam…”

“APA DEMAM !” syok Serly.

“Ser, bisa pelan nggak ?” ungkap Zayyan.

“Sorry… eh kita boleh kesana ?” tanya Serly.

“Hemm…”

Serly dan Vio pun menuju kamar Mala

Clek

Serly dan Vio melihat Mala yang sedang bersenden serta membaca buku.

“Mal…” panggil Serly.

Mala yang merasa di panggil langsung menengok ke sumber suara. “Eh…kalian ? Sini duduk aja.”

“Mal.. lo nggak papa kan ?” tanya Vio.

“Gue nggak papa…”

“Lo sih! Dibilangin kemarin bareng kita kagak mau.” ucap Serly.

“Santai aja. Kalian berdua ?”

“Nggak, sama yang lain juga.” jawab Vio. Mala pun mengangguk.

“Tapi lo udah enakan kan ?” tanya Serly.

“Udah kok. Ini mendingan.”

♡♡♡♡

“Rakh, lo kapan ke kantor bokap lo ?” tanya Afan.

“Nunggu Mala sembuh mungkin.”

“Bukannya lo habis ini jadi CEO ?” tanya Zayyan.

“Gue, sebelum itu belajar dulu. Untuk permulaan.” ungkap Rakha yang diangguki semua.

“Bisa nih kita-kata daftar kerja di kantor lo.” ucap Rehan.

“Daftar-daftar emang sekolah ?. Melamar pekerjaan kali.” jelas Eby.

“Sama aja lah.” mendengar itu Rakha menggelengkan kepalanya.

♡♡♡♡

Jam berputar begitu cepat. Setelah sholat isya’ Mala sudah sembuh. Kini ia menemani suaminya mengerjakan pekerjaannya. Mala kini sedang menatap Rakha seraya tersenyum.

“Kenapa ? Hmm…?”

“Mas udah selesai ?”

“Ini kurang dikit. Mau apa ?”

“Aku mau Bakso yang di pertigaan itu lo…”

Rakha tersenyum. Ia menutup laptopnya serta membereskan dokumen-dokumen. “Yaudah ayo…” ajaknya.

Mala langsung antusias duduk. “Beneran ?”

“Iyaa…” mendengar itu Mala bergegas mengganti pakaian. Rakha melihat itu tersenyum. “Dasar…”

Kini mereka menuju tempatnya. Mereka menggunakan motor. Mala ingin merasakan angin malam. Sebenarnya Rakha kurang setuju, karena habis sakit. Tapi Mala kekeh ingin naik motor.

Tak lama kemudian mereka sampai dan turun. “Kamu duduk sini aja ya..” Mala pun mengangguk.

Rakha pun memesan bakso tersebut. Tak lama Mala mendengar cibiran-cibiran yang tak ia suka.

____________

Hay guys ⚘️🌷

Ini yaa... udah aku up lagi 😁

Jangan lupa vote, follow, komen, dan share 💝💝

Makasih ya 🌷 see you....😙😊

Disatukan oleh ikatan pernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang