19. Sadar

1.2K 96 11
                                    

Happy Reading 💝😉


Kini pukul 03.00 Rakha terbangun dari tidurnya. Ia melihat Mala masih memejamkan matanya. Ia menghela nafasnya, tangannya setia mengusap pucuk kepalanya. Sesekali menciumnya.

Rakha melihat masih pukul 03.00, ia melaksanakan sholat tahajud. Setelah sholat ia berdoa.

"Ya Allah, sembuhkan istri hamba. Hamba tidak mau kehilangannya, cukup anak hamba ya allah. Hamba tidak tau ini kabar baik atau buruk. Kami memang ingin mempunyai anak. Namun, setelah dia berada engkau malah mengambilnya lagi. Hamba tidak tau gimana reaksi istri hamba jika, ia tau bahwa ia keguguran. Ya Allah ikhlas kan hati hamba dan istri hamba." tak terasa air matanya sudah lolos.

Tanpa sadar disana ada seseorang yang mendengarkan Rakha bedoa. Dia merasa sesak bahwa ia keguguran ? Ia menangis dalam diam.

"Mas..." ucapnya lirih sedikit bergetar.

Rakha mendengar itu langsung menengok.

"Sayang, kamu sudah sadar ? Alhamdulillah..." ucapnya syukur. Rakha menuju brankar istrinya langsung ia peluk.

"Mas aku...?" ucapannya tercekat tak menyangka bahwa ia hamil.

"Iya sayang, maaf aku ya. Aku nggak becus jadi suami sekaligus calon ayah yang baik." ucapnya yang diiringi oleh air mata di pipinya.

"Hiks, hiks aku gagal jadi ibu." ucap lirih Mala.

"Aku nggak pantes jadi ibu." lanjutnya dengan bibir bergetar di pelukan Rakha.

"Nggak sayang, kamu pantas jadi ibu." ucapnya menenangkan istrinya. "Kita harus ikhlas ya..." lanjutnya. Rakha melepas pelukannya dan menghapus air mata Mala.

"Mas sudah memberi dia pelajaran." ucapnya dan mencium kening Mala.

♡♡♡♡

Kini pukul 10.00 pagi semua teman-temannya menjenguk Mala. Orang tuanya datang beberapa jam yang lalu.

"Sabar ya Mal..." ucap Sherly prihatin.

"Iya Mal, mungkin ini belum waktunya." lanjut Vio.

"Dan mungkin Allah memberi waktu untuk berduaan." timpal Rehan. Semua mendengar itu tertawa, Mala dan Rakha hanya tersenyum.

"Bener tuh, nikmati aja waktu berduaan ye kan..." lanjut Afan.

"Makasih ya, udah mensupport kita." ungkap Mala.

"Santai Mal. Kita kan bestie..." jawab Zayyan.

"Kita yakin kok. Kalau udah waktunya pasti dikasih." ucap Eby.

Mereka pun bercanda-canda, agar Mala bisa mengikhlaskan semua dan mengobrol hal lainnya. Waktu begitu cepat, mereka sudah pulang beberapa menit lalu. Para orang tua pun pamit pulang. Kini tersisa pasangan suami istri tersebut.

♡♡♡♡

"Mas..." lirihnya.

Rakha yang tadi berada di sofa kini menuju ke istrinya. "Kenapa sayang ? Butuh apa ? Hmm.."

"Pengen pulang." rengeknya.

"Masih nggak di boleh in sayang. Kamu belum sembuh total." ucap Rakha seraya mengelus rambutnya.

Disatukan oleh ikatan pernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang