Bell pertanda istirahat telah berbunyi sejak 2 menit yang lalu, sementara Sky masih setia menunggu kaka dan adiknya untuk menjemput dirinya.
"Lo ga mau ikut gue aja? Dari tadi lo nungguin abang lo tapi ga nongol-nongol tu." ucap Reno yang sedari tadi menemani Sky di kelas mereka.
"Ga, kata abang harus tunggu di jemput." jawab Sky.
"Oh yaudah kalo gitu gue ke kantin deluan ya." ucap Reno, bertepatan dengan Al yang datang ke kelas mereka.
"Hay bocil, maaf ya membuat kamu menunggu." ucap Al ketika berada di hadapan Sky.
"Gapapa kok, abang Zian ga usah minta maaf ya. Aku ga marah kok." jawab Sky dengan lugu nya.
"Anak pintar. kalo gitu yok ke kantin, pasti ini perut nya udah minta makan kan." ucap Al, lalu menggendong Sky ala koala.
"Ish abang kok di gendong si, Sky udah besar tau! Leo aja di bolehin jalan sendiri." ucap Sky memprotes tindakan Al.
"Kamu itu masih bayi, sedangkan aku udah besar. Jadi kamu diam aja ok." tutur Leo pada Sky.
"Ish kok gitu, padahal kan aku kakak dari kamu hiks..." rungut Sky dengan isakan kecil.
"Hiks... Turun abang, mau turun hiks... Sky nda mau di gendong," ucap Sky sambil meronta turun dari gendongan Al.
"Cup, cup, diam ya, ga boleh nangis, nanti kamu sesek hm." ucap lembut Al menenangkan Sky.
"Turun tapi ya~~" ucap Sky sambil mengeluarkan puppy eyes nya. (Gitu kh tulisan nya?)
"Ok, ok kamu boleh jalan, tapi kalo cape bilang ya." pada akhirnya Al kalah oleh Sky.
"Lets go." seru Sky riang saat sudah di turun kan.
❁"Sini duduk di samping abang." titah Al ketika sudah berada di meja sahabatnya dan Leo.
Sementara Sky masih diam berdiri memandangi satu persatu orang yang duduk bersama abang dan adiknya dengan tatapan polos. Lalu tatapannya jatuh pada seseorang yang sedari tadi menatap dirinya intens.
"Aku boleh duduk di samping kakak tidak?" tanya Sky pada seseorang yang menatap nya.
Sementara seluruh penghuni meja itu di buat ketar-ketir oleh permintaan Sky, sebab seseorang yang di tanya oleh Sky tidak menyukai bila ada yang duduk di sebelah nya, biar orang terdekatnya sekalipun.
"Kok, kalian diam saja. Apa aku tidak boleh ya duduk bersama kakak itu, abang?" tanya Sky dengan mata yang mulai berkaca-kaca, siap untuk menitikkan air matanya.
"Eh, cup, cup, ga boleh nangis cil. Nanti kamu sesek, kan tadi abis nangis juga, jadi diam ya. Kamu duduk sama abang aja." ucap Al menenangkan Sky yang akan menangis lagi.
"Huaaa, hiks... Abang, mau duduk bareng kaka itu huhu." pecah Sudah tangis Sky.
Sementara semua murid yang berada di kantin berusaha untuk menahan gemas terhadap Sky, namun ada satu remaja yang menatap Sky dengan kilatan tidak suka.
'Seharusnya aku yang disana." batin remaja itu.
(Kembali lagi pada meja Al dkk)
satu dari mereka mulai beranjak mendekati Sky yang sedari tadi masih menangis, dengan lembut ia menggendong tubuh mungil Sky untuk menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Sky [Hiatus]
General Fiction(Silakan difollow terlebih dahulu. Dan selamat membaca) ──────── Dia Narelian Sky, remaja yatim-piatu yang polos dan sedikit lugu. Memiliki jalan hidup yang sedikit pilu, di tinggal untuk selamanya oleh kedua orang tuanya dan terpaksa harus tinggal...