20 | Rumah Sakit pt2

664 38 7
                                    

"BABY/SKY!" seru mereka terkejut.

"B-baby, ada apa dengan mu?" tanya daddy Ken khawatir.

"S-sesek." hanya itu yang bisa terlontar dari bilah bibir tipis Sky, dan setelahnya ia jatuh tak sadarkan diri.

lantas daddy Ken langsung membopong tubuh Sky yang mulai banyak bintik ruam memenuhi kulit putih susunya. Mereka semua langsung berlari menuju parkiran, dimana mobil mereka di parkir.

.........

Drap!
Drap!
Drap!

Suara langkah kaki yang beradu dengan marmer rumah sakit membuat suara yang agak bising, membuat suster yang tak jauh dari sana segera berlari mendekat membawa brangkar.

"DOKTER! DOKTER!" teriak daddy Ken tak sabaran.

"Baring kan disini tuan." ucap suster yang membawa brangkar.

"Selamat kan anak saya! Jika terjadi sesuatu padanya, maka saya akan meratakan rumah sakit ini!" tekan daddy Ken setelah meletakkan tubuh lemah Sky.

"Di mohon untuk salah satu keluarga pasien mengurus administrasi terlebih dahulu." ucap resepsionis yang memang tak terlalu jauh dari mereka.

"Biar Vino yang urus." potong Vino cepat. Dan yang lainnya hanya mengangguk saja, dan segera mendorong brangkar Sky menuju UGD.

....

Sesampainya didepan UGD, sudah ada Dokter dan suster yang stembay didepan ruangan. Lantas mereka segera memasukkan Sky kedalam dan menutup pintu UGD, dan tak lama lampu yang berada tepat diatas pintu itu pun menyala, menandakan operasi berjalan.

Saat ini suasana didepan ruang UGD benar-benar suram, dengan Federick family yang terus menatap kearah ruang UGD. Hingga tak lama terdengar suara langkah kaki yang mendekat kearah mereka.

"Bagaimana? Apa Dokter masih belum keluar?" tanya Vino yang telah mengurus segala administrasi.

"JAWAB!" bentak Vino tak sabaran.

"Dokter masih berada di dalam." jawab Al lesuh, dengan muka yang amat kentara khawatir nya.

Mereka sudah sejam lebih berdiri didepan ruang UGD, namun sang dokter belum ada tanda-tanda untuk keluar dari ruangan tersebut.

Mendengar jawaban itu, lantas tubuh Vino langsung lemas tak bertenaga, membuat keseimbangan tubuh nya hilang, ia jatuh terduduk dengan wajah pias. Segala pikiran negatif mulai merensek memasuki pikiran nya. Segala Exskpikulasi terus berdatangan memenuhi pikiran nya. Seandainya, Seandainya ia tak menyuruh Sky untuk memakan makanan tersebut, maka hal ini tak akan terjadi.

Ia terus menyalahkan dirinya atas musibah yang menimpa Sky. Dan tak terasa cairan bening mulai menetes dari mata elang nya. Terus jatuh melewati pipinya. Tatapannya kosong, menatap kearah lampu ruangan yang masih menyala.

Grebb

Sebuah pelukan hangat menerjang tubuh nya, pelukan yang amat ia butuhkan. Pelukan itu berasal dari daddy Ken. Ia mengetahui bahwa sang anak menyalahkan dirinya atas apa yang menimpa anaknya yang lain. Sebenarnya yang harus disalahkan itu dirinya, ia tak becus menjaga anaknya sampai-sampai tak mengetahui bahwa anaknya memiliki alergi terhadap kacang-kacangan. Ya seperti itulah pikiran daddy Ken.

"Tenang nak. Semua akan baik-baik saja. Berhenti menyalahkan dirimu." bisik daddy Ken.

Bukannya tenang, Vino semakin menintihkan air matanya. Ia membalas pelukan hangat daddy Ken sambil terisak pilu. Sungguh ia tak ingin lagi kehilangan sosok yang paling berharga di hidupnya. Cukup satu kali saja Tuhan. Jangan kau ambil lagi seseorang yang berharga
untuk ku-batin nya.

Baby Sky [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang