37.keguguran

9.6K 575 74
                                    

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم

Happy reading
.
.
.
.

"CITRA, AWWASSS" teriak Ayla sembari mendorong tubuh citra saat mobil hitam itu sudah dekat dengan citra.

"AAAAAAAAA" Teriak ayla

"BRAKKKKKK"

"AYLAA"

Teriak mereka yang melihat kejadian tersebut, tubuh Ayla terpental beberapa meter, darah segar mengalir dari kepala Ayla. Mobil yang menabrak nya melesat pergi dari tempat kejadian.

gus rasya Membalikan Badannya karna mendengar teriakan semua orang.

"A-ayla?" gus rasya berlari menuju Ayla, meletakkan kepala Ayla di atas paha nya.

"AKH, MAS RAYHAN SAKIT" pekik citra memegang perut nya yang terasa keram, gus Rayhan menghampiri istrinya dan mencoba menenangkan nya.

"HERMAN, CEPAT AMBIL MOBIL" Teriak kyai Ahmad kepada mang Herman selaku satpam ponpes al-imran.

"AYLAA, LO HARUS KUAT AY" Teriak Zia di dekat Ayla, perempuan itu sudah menangis melihat kondisi Ayla yang mengenaskan.

"Sayang maafin mas yah, plis dengerin mas, matanya jangan ditutup yah" darah dari kepala Ayla mengalir membasahi baju Koko putih gus rasya.

"M-mas Rasya, S-sakit" lirih Ayla dengan air mata yang mengalir.

"D-darah" seru Zia saat melihat darah mengalir dari kaki ayla.

Umi kulsum menangis melihat kedua menantu nya, apalagi citra yang kesakitan dengan perut nya.

"M-mas Ayla dan citra" lirih umi kulsum kepada kyai Ahmad,

****

Kedua brankar di didorong menuju UGD dan ruang persalinan, dengan suster yang berbondog bondong mendorong nya.

"Sayang kuat yah, demi anak kita" ujar gus Rayhan melihat kondisi istrinya. Yang meringis kesakitan.

Sedangkan dibelakang sana, gus rasya sedang membujuk Ayla untuk tidak menutup mata nya, air mata nya sudah mengalir. Baju Koko putih nya sudah berwarna merah akibat darah Ayla.

"S-sakit mas" lirih Ayla

"Mohon maaf kalian semua tunggu diluar, biar dokter yang menangani pasien" ujar salah satu suster sembari menutup pintu ruang UGD.

Sedangkan di depan ruang persalinan, terlihat gus Rayhan dengan umi kulsum dan juga kyai Ahmad.

Beberapa menit kemudian seorang dokter dan satu orang perawat keluar dari ruang persalinan.

"Kerabat dari pasien bernama, Citra Anindita"

"Saya suami nya dok"

"Kandungan Bu citra semakin melemah, jika tidak dikeluarkan sekarang, kemungkinan besar janin dalam perut bu citra akan meninggal"

Deg!!

Bagai tersambar petir, gus Rayhan merasa kaki nya seketika lemas mendengar kabar barusan.

"Silahkan bapak masuk untuk menemani Bu citra persalinan" gus Rayhan menatap umi kulsum, umi kulsum hanya mengangguk dan menguatkan putra sulung nya itu.

Cahaya Cinta [END]+[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang