50.insyaallah ikhlas

6.7K 442 19
                                    

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــم

Happy reading
.
.
.
.

Pagi harinya pukul 5 pagi keluarga ndalem, mendengar berita tentang gus rasya, bahkan umi kulsum sudah menangis sendari tadi menunggu anak bungsu nya itu.

Ustadz Yusuf berjalan ke arah masjid, untuk mengumumkan berita duka ini kepada seluruh santri yang ada di ponpes al-imran.

"ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABAROKATU, inannilahi wainnailaihi Raji'un" toa masjid yang berada di ponpes al-imran bergema di seluruh sudut al-imran.

Semua santri yang sedang melakukan kegiatan nya, berhenti sejenak mendengar suara dari toa masjid tersebut.

"inannilahi wainnailaihi Raji'un, telah berpulang ke Rahmatullah, Gus kita anak dari kyai kita, guru kita, yaitu Muhammad Rasya al-gifari bin Ahmad al-gifari, beliau wafat pukul 11 malam tanggal 8 juni di jakarta, sekali lagi inannilahi wainnailaihi Raji'un telah berpulang ke Rahmatullah Muhammad Rasya al-gifari bin Ahmad al-gifari"

semua warga ponpes al-imran terkejut mendengar nya, bahkan ada yang menangis mendengar nya, pandangan mereka semua teralihkan saat melihat mobil ambulance masuk ke dalam ponpes al-imran.

Seluruh santriwan maupun Santriwati mereka berlari ke arah ndalem, terlihat umi kulsum yang menangis dalam dekapan citra.

"Rasya, ini umi nak, bangun nak" lirih umi kulsum di dalam dekapan citra saat melihat jasad gus rasya yang di bawa ke dalam Ndalem.

Semua santri menangis, apalagi melihat kondisi umi kulsum yang seperti itu.

"ikhlas yah" lirih bunda eka sembari memeluk besan nya itu

Pagi tadi pukul 1 malam bunda eka dan ayah hanan, langsung membawa jasad gus rasya dengan mobil ambulance menuju Surabaya, sedangkan Ayla dirinya masih pingsan, dan sekarang sedang di bawa oleh ilham dan juga kaila menuju ponpes Al-falah.

Jasad gus rasya di letakan di ruang tamu, semua orang menghampiri nya.

"Rasya bangun nak, ini umi" ujar umi kulsum dengan tangisan nya, dirinya menangis melihat wajah anak nya yang sudah tak bernyawa.

Air mata nya luruh Begitu saja, ibu mana yang tidak menangis saat melihat jasad anak nya yang sudah tak bernyawa, terbaring di depan nya.

"ikhlas yah, ka" ujar bunda eka sembari menenangkan umi kulsum

Bunda eka dan umi kulsum berpelukan mereka masing masing menangis, bahkan kyai Ahmad pun menangis melihat anak bungsu nya yang sudah tak bernyawa sedang terbaring di depan nya.

Citra menangis dalam dekapan suami nya, seluruh santri menangis, bahkan hampir semua orang yang berada disana menangis melihat umi kulsum yang terus menerus mencoba membangunkan kembali gus rasya.

"Rasya berpesan, dia ingin dimakam kan di  dekat makam almarhum kyai Haidar (kakek dari gus rasya)" ujar ayah hanan.

****

Pemakaman gus rasya sudah selesai sejak pagi tadi pukul 7, keluarga Ayla pun turut ikut mengantarkan jasad gus rasya ke pemakaman, sedangkan Ayla dirinya belum siuman dari pingsan nya, dan di temani oleh kaila di ponpes Al-falah.

Cahaya Cinta [END]+[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang