Our Promise 30 - A Secret

3 1 0
                                    

Aku menghela napas bosan. Pasalnya saat ini seluruh siswa Mega Buana dikumpulkan di lapangan karena ada pengumuman yang akan disampaikan oleh pihak sekolah. Seharusnya saat ini aku sudah bersantai ria di rumah. Karena memang sekarang sudah waktunya pulang.

Dulu, saat bersekolah di GHS, jika pihak sekolah ingin menyampaikan pengumuman mereka langsung saja memberi tahu melalui speaker. Tidak perlu sampai mengumpulkan seluruh siswa seperti ini.

"Selamat sore, semua! Mohon maaf telah menyita waktu kalian." Suara seorang guru perempuan mulai menggema.

Semua siswa yang tadinya sibuk berbicara kini mulai menutup mulut dan memperhatikan guru yang berada di podium. Termasuk aku sendiri.

"Saya Bu Selena sebagai Wakil Kepala Sekolah di bidang Kesiswaan ingin memberitahukan beberapa pengumuman kepada kalian. Untuk itu, dimohon perhatiannya agar pengumuman yang saya sampaikan dapat kalian dengar dengan baik." Guru itu berdehem sebentar.

"Pengumuman yang pertama yaitu terkait tentang HUT Mega Buana yang akan diadakan pada bulan depan. Tepatnya tanggal tujuh Februari nanti."

Aku mulai terusik pada suara-suara beberapa siswa yang saat ini mulai berseru heboh. Namun, untung saja Bu Selena dengan cepat menyuruh para siswanya untuk kembali tertib.

"Kami dan seluruh staf SMA Mega Buana rencananya ingin mengadakan perubahan pada perayaan HUT Mega Buana tahun ini. Biasanya kan kita cuma ngadain pertunjukkan atau pensi aja. Terus malamnya ditutup sama penampilan musik dari band resmi sekolah."

"Nah, untuk perayaan HUT kali ini, kami para guru dan staf berencana membuat acara yang lebih berfaedah. Yang lebih bisa untuk mengasah bakat-bakat kalian di bidang akademik maupun non-akademik. Yaitu dengan mengadakan beberapa perlombaan yang akan terbagi dalam beberapa tema."

Aku mendengar banyak keluhan yang para siswa keluarkan. Bahkan beberapa ada yang menyerukan protes tapi tidak ditanggapi oleh Bu Selena. Aku sendiri yang notabene-nya seorang siswa pindahan hanya dapat menyimak tanpa tahu harus bereaksi seperti apa.

Bu Selena terus melanjutkan pengumunan yang ingin disampaikan. Lebih kurang ada empat pengumuman yang guru tua itu sampaikan sebelum menutup kata-katanya.

"Oh iya, untuk informasi mengenai lomba apa saja yang akan diadakan, kalian bisa lihat web resmi sekolah. Pengumuman lebih lengkapnya ada di sana. Kali ini hanya itu yang bisa saya sampaikan, lebih dan kurang mohon dimaafkan dan selamat sore."

"Silahkan pulang semua ...." Bu Selena tersenyum manis. Setelah guru itu turun dari podium barulah kami semua bubar dari masing-masing barisan.

Aku belum bisa menghela napas lega. Karena selanjutnya aku harus menyelip-nyelip di gerombolan para siswa yang sama-sama menuju gerbang. Ck! Ini yang aku benci jika harus berkumpul dulu sebelum pulang. Ujung-ujungnya saat telah dibubarkan pasti berdesak-desakkan seperti ini. Walau di GHS aku tidak merasakan, tapi di SMP dulu aku merasakannya.

Mungkin di SMP masih mending karena siswanya tidak sampai dua ribuan. Tapi di Mega Buana?! Hah! Aku aku tidak bisa berkata-kata. Entah bagaimana SMA ini bisa menyandang sekolah paling tertib dengan para siswanya yang mencapai angka tiga ribuan.

Aku menghela napas lega setelah akhirnya berhasil keluar dari gerombolan para siswa. Kaki kubawa mendekati halte dan duduk di sana sambil menunggu jemputan.

Untuk menghilangkan bosan, aku memainkan handphone. Aku membuka aplikasi WhatsApp dan pesan dari Barsha menjadi perhatian pertamaku.

•Barsha•
Offline

|Kk, di mana?

16.42

Di halte bar. Kmu di mn?|

Our PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang