03. Kenapa Harus Jojo?

4.8K 281 1
                                    

Minggu pagi yang cerah. Di kediaman keluarga Pratama, sudah terjadi keributan yang dibuat oleh si bungsu dan anak tengah Jordan. Sampai-sampai bunda pusing di buatnya.

"Makanya kalo udah tau kucing kecil begitu dikandangin  yang bener, biar ga ke injek," seru Alvero.

"Abang juga. Makanya kalo jalan matanya digunain. Masa Jojo diinjek." Haikal murka, kucing kecil nan imut kesayangannya di injak ekornya oleh Al.

"Namanya juga ga lihat, Haikal, anaknya Jordan."

"Abang juga anak Joldan."

"Gue anak Bunda. Lo yang anaknya Jordan. Nakal begitu."

"Belalti Abang jangan minta duit lagi sama Ayah."

"Dih! Suka-suka gue,dong. Ayah gue juga."

"TADI KATANYA BUKAN ANAK JOLDAN!!"

"Siapa yang bukan anak Ayah?" Suara bariton tersebut menghentikan perdebatan kakak beradik itu.  Memandang ke arah belakang sofa tempat ayah berdiri, dan memandang mereka datar.

Alvero terdiam kikuk. Menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sejak kapan ayah di sana, sedangkan si nakal Haikal tersenyum mengejek ke arah Abang tengahnya yang terdiam kikuk. Lalu menatap sang ayah yang juga menatapnya.

"Abang katanya bukan anak Ayah!" seru Haikal menunjuk Alvero yang melotot ke arah Haikal.

"Apa-apaan, mana ada gue bilang begitu," ucap Alvero membantah.

"Tadi Abang bilang gini ' Gue anaknya Bunda. Lo yang anaknya Joldan'. Abang bilang gitu tadi, ayah," kata Haikal membela.

Alvero kelabakan. Haikal Edann.

"Kalian ini dari tadi ribut terus. Emang kenapa sih?" Tanya Bunda lelah.

"Abang injek Jojo, Buna," adu Haikal.

"Ga ada, Bun.  Gak sengaja itu!" seru Alvero.

"Bohong banget Abang ini."

"Gue gak bohong, Haikal.  Suruh siapa kucing lo di situ."

"Kenapa malah salahin Jojo, Abang, "

"Terus gue harus salahin siapa?"

"Salahin Joldan."

Bunda speechless. Joldan katanya? Di depan orangnya langsung, apakah Haikal lupa ada ayahnya di sana?

Memandang wajah suaminya yang semakin datar. Bunda jadi ketar-ketir takut suami tampannya mengamuk dan tantrum. Lagian anak kecilnya ini berani sekali.

"Haik-"

Meong

Suara Ayah terhenti ketika terdengar suara kucing kecil kesayangan Haikal. Jojo.

"JOJO!!"

Haikal langsung mendekat ke arah kucing kesayangannya dan menggendong kucing kecil itu. Membawanya duduk di sofa ruang tamu tanpa memperdulikan orang-orang yang menatapnya tertekan.

"Jojo nanti jangan di depan kamal Abang Al lagi, ya. Nanti Jojo diinjek lagi sama Hulk jelek itu. " Haikal mengajak kucing kecil itu berbicara.

"Kenapa namanya harus Jojo?" tanya Al penasaran.

Haikal mengalihkan tatapannya dari kucing kecil dan menatap Al. " Kemalen Haikal dengel nenek panggil ayah pake sebutan, Jo. Dali situ Haikal tel-inspilasi buat bikin nama Jojo, bial sama kek Ayah. Jojo dan Joldan," jawabnya gamblang.

Mereka speechless. Sungguh, bahkan abang Arka yang baru turun dari lantai dua berhenti di anak tangga.

"Kelen 'kan Ayah?" tanyanya sambil menatap ayah.

Ayah hanya mampu tersenyum paksa dan mengangguk. Asalkan anak bontotnya senang.

Haikal tersenyum lebar melihat respon sang Ayah.  Berarti dia tidak salah pilih nama untuk kucing kesayangan nya.

"Ya udah, yuk kita sarapan dulu!" ajak bunda.
Harusnya mereka sarapan dari tadi. Tapi karna perdebatan panas anak nya sehingga terhalang.

"Ayok, Buna. Haikal udah lapel!" seru Haikal sambil menggandeng tangan sang bunda menuju meja makan.

Meninggalkan ketiga lelaki tampan yang masi diam saling pandang di ruang tamu.

Arka terlebih dahulu sadar dan mulai berjalan menuju meja makan. " Anak ayah emang beda," ucapnya dan berlalu dari hadapan ayah dan adiknya.

Ayah dan Al saling pandang sampai akhirnya Al memutuskan terlebih dahulu tatapan itu. Karna sang ayah menatapnya tajam. Dan buru-buru berlari menuju meja makan. Jordan menghela nafas kasar dan ikut bergabung di meja makan yang sudah di isi keluarga tercintanya.

...................

"Lenja nanti kalo ketahuan Om Bagas gimana?"

"Makanya lo diem jangan berisik. Biar ga ketahuan."

Kedua bocah itu, Haikal dan Renja kini berada di belakang rumah salah satu tetangga Renja, Om Bagas. Dengan Renja yang tengah berusaha memanjat pohon mangga yang tengah berbuah lebat.

Tadi selesai sarapan. Haikal minta diantarkan ke rumah Renja. Katanya ingin bermain balap sepeda.
Alvero yang diperintahkan sang Ayah, dengan ogah-ogahan mengantarkan adik nakalnya itu menuju rumah Renja. Dengan berjalan di belakang sedangkan Haikal menaiki sepeda nya. Tadi Haikal ingin bersama Jevano saja, tapi ternyata Jevano sedang dirumah nenek nya. Dan Nata juga sedang pergi bersama abangnya.

"Tapi nanti Om Bagas datang Lenja!" seru Haikal.

"Lo diem aja di situ. Tinggal tangkap aja. Lagian yang manjat juga gue," ucap Renja kesal.

"Ya udah, kalo gitu. Itu di atas kepala Lenja ada yang gede!" seru Haikal heboh.

Renja kesal dibuatnya. Sudah dibilang jangan berisik malah heboh.

"Kan udah gue bilang jangan berisik anaknya, Jordan. Nanti kedengaran Om Bagas."

"Iya, Lenja."

Tengah asik memetik beberapa buah mangga dan melemparnya ke bawah dan ditangkap oleh Haikal. Haikal senang bukan main, melihat buah mangga yang begitu menggiurkan.

"HEH! NGAPAIN KALIAN?"

Teriakan dari arah rumah Om Bagas membuat keduanya kalang kabut. Haikal dengan heboh memunguti buah mangga dan menampungnya dengan baju kaos nya.

"TULUN LENJA, OM BAGAS DATANG!" seru Haikal.

Renja langsung merosotkan badannya di batang pohon dengan tak sabaran. Lalu keduanya berlari begitu saja meninggal kan belakang rumah Bagas, Bagas yang melihat kedua bocah itu berlari pun mencoba mengejarnya.

"Lali, Lenja, Om Bagas ngejal!" seru Haikal.

"Ini juga lagi lari,Haikal sialan. "

"Lenja, jangan ngomong jolok, gak baik." Sempat-sempatnya Haikal mempermasalahkan itu di keadaan seperti ini.

Sampai akhirnya keduanya sampai di halaman luas rumah Renja dengan napas memburu dan tersenggal. Haikal langsung menjatuhkan buah mangga ke atas rumput dan terduduk.

Menetralkan nafas yang tadi memburu keduanya duduk dengan hening sampai akhirnya-

"Lenja, sendal Haikal tinggal di lumah nya Om Bagas."

Haikal anjj batin Renja.

Anak Jordan emang edan!
Selamat READING ✨🖕

HAIKAL [ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang