-Happy reading Chagi 🐻-
Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu. Dimana hari ini adalah hari pembagian raport untuk siswa/siswi. Banyak yang tidak sabar menunggu dan banyak pula yang was-was dengan nilai nya.
Sama halnya dengan Haikal dan teman-temannya. Mereka berada di pinggir lapangan. Terlihat lapangan yang begitu ramai dan disana sudah terdapat banyak bangku yang di susun untuk acara pembagian raport.
Sudah banyak pula orang tua murid yang berdatangan.
"Lo yang datang siapa, Kal?" tanya Nata pada Haikal.
"Kayaknya Ayah, soalnya kemalin bilang gitu," balas Haikal.
"Kalau lo, Ren?" Nata bertanya pada Renja.
"Keduanya sih kayanya, gue suruh begitu. Biar kata gak juara tapi yang datang harus lengkap, haha." Renja tertawa.
"Pengen banget kaya nya lo yang goblok ini di liat sama emak bapak lo."
"Ya biarin, kan orang tua gue. Kalau orang tua nya si Asep, gak akan gue suruh datang."
"Libut Mulu, gak tau apa ini panas banget," gerutu Haikal kesal.
"Kasian, pake lotion gak tadi?" tanya Renja.
"Lupa," jawab Haikal.
Temannya itu hanya mendengus kesal. Selalu saja melupakan hal penting itu, dasar Haikal.
"Kenapa gak pake? Kan udah tau hari ini kita di lapangan lama, gak liat panas banget," omel Jevano.
"Lupa, Vano. Tadi bulu-bulu banget," jawab Haikal.
"Lupa Mulu, Lo," celetuk Renja.
Haikal hanya diam, bibirnya mengerucut kesal. Namanya juga manusia, pasti suka lupa. Karna itu sudah menjadi kebiasaan manusia.
"Jevano, yang datang siapa?" tanya Haikal.
"Papa," jawab Jevano.
"Mama dimana?"
"Om gue datang dari Makasar, jadi Mama harus di rumah," jawab Jevano. Haikal mengangguk paham.
"Kalau Nata?"
"Mami sama Papi gue kayanya."
Haikal mengangguk lagi, sudah berapa kali dia mengangguk. Hitung sendiri.
Mata bambinya meliar menatap penjuru lapangan. Dapat dia lihat di sebrang lapangan Abangnya tengah berkumpul dengan teman-teman nya.
Haikal yakin Abangnya pasti akan mendapatkan juara lagi. Karena Alvero pintar, dia mempunyai kemampuan di bidang akademik dan non-akademik. Haikal juga ingin, tapi dia tidak mampu.
Otaknya yang kapasitasnya hanya pas-pasan di akademi, dan fisiknya yang lemah jika di non-akademik. Maka dari itu dia tak mengikuti ekstrakurikuler manapun.
"Ayah Bunda pasti bangga sama Abang, gak kaya gue yang bodoh dan cuma bisa malu-malu in," batin Haikal.
"Seluruh murid di harapkan berkumpul di lapangan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKAL [ TERBIT]
Ficción GeneralPelkenalkan, nama saya Haikal Lesmana Platama. Anaknya ayah Joldan!