11. Abang sakit

3.1K 204 4
                                    

"Hidupmu belat? Belapa kilo btw, kalo kulang belat nanti gue tambahin"
-Haikal naks tamvan💋

Tandai Typo Mek 💗💃

Alvero pulang dengan basah kuyup. Diluar sedang hujan deras, tadi dia sedang membuat tugas di luar dengan temannya di rumah Saka. Tadi juga Saka sudah menyuruh untuk menunggu hujan reda baru Alvero pulang. Namun Al menolak karna hari sudah semakin gelap, jadilah dia menerobos hujan deras.

Setelah memasukkan motor ke dalam garasi. Alvero berjalan ke arah teras. Semua basah, bahkan tasnya juga basah.

"Aden, kok, basah-basahan," kata bik Jum yang datang membuka pintu.

"Iya, bik. Habis bikin tugas diluar malah hujan."

"Ya udah, masuk dulu atuh, kasian kedinginan."

Keduanya masuk ke dalam rumah. Dengan cepat bik Jum mengambilkan handuk untuk anak majikannya.

"Bunda di rumah bik?" tanya Alvero.

"Ada, lagi di dapur bikin kue," jawab bik Jum.

"Al keatas dulu, bik. Mau ganti baju."

"Sok, atuh."

Alvero menaiki anak tangga dengan hati-hati. Takut jatuh karna badannya basah, otomatis air dari seragamnya menetes ke lantai.

"Abang dali mana kok basah?" tanya Haikal yang baru keluar dari kamarnya.

"Habis kerkom diluar."

"Kenapa ga tunggu hujan leda? Nanti sakit, Abang.

"Gue gak sakit cuma karna kena hujan.  Emang nya kaya lo," ledek Alvero.

"Ya udah, liat aja nanti kalo sakit. Lasain sendili," kata Haikal.

"Mau kemana lo?"

"Mau tulun ketemu Buna. Kenapa emangnya?" tanya Haikal.

"Ga ada. Udah sana gue mau ganti baju."

"Dih! dasal Alvelo Jancok."

"Heh! mulutnya," tegur Alvero.

"Hehehe..peace, Abang." Mengangkat jari telunjuk dan tengahnya sambil menyengir.

"Udah sana, hus." Berjalan memasuki kamarnya meninggalkan Haikal yang mencibir nya.

"DASAL ALVELO ANAK ANJING!"

"HAIKAL! LIAT AJA, LO."

Haikal berlari menuruni anak tangga sambil tertawa bahagia. Bahagia karena sudah berhasil membuat abnagnya emosi.

"Jangan lari-lari nanti jatuh," kata bunda.

Haikal hanya tersenyum lebar. Berjalan mengekori bunda yang berjalan ke arah ruang keluarga, dan duduk di sofa panjang.

Menghidupkan tv membuka siaran kartun kesukaannya, dua bocah botak. Merebahkan dirinya di atas sofa dan memperhatikan tv dengan serius tanpa terganggu.

HAIKAL [ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang