-Tandai Typo Chagi 💚-
Vote+komen juseyo💗
SIDER? Hus..huss jauh jauh kamu🐾________________
"Haikal, solly, Buna."
Sudah hampir dua puluh menit Haikal mengucapkan kata yang sama. Dan bunda hanya diam tidak menanggapi. Bahkan rengekan anak bungsunya tidak di hiraukan.
Haikal juga sudah bosan, tapi demi mendapatkan maaf dari Buna, akan Haikal lakukan. Nanti jika Bunda masih marah bisa saja dia tidak di keloni saat tidur.
Alasan Bunda marah, bukan marah lebih tepatnya hanya mendiami Haikal saja. Di sebabkan tadi saat dia sedang memasak untuk makan malam, Anak Abah Deden dan Pak Dadang datang. Awalnya Bunda bingung, tumben sekali mereka datang dan di waktu yang bersamaan.
Saat di tanyai oleh Bunda mereka pun mengatakan apa yang terjadi. Bunda terkejut, saat Pak Danang mengatakan jika Haikal dan teman-temannya melepas anak ikan lele di Empang nya. Dan lebih terkejut saat anak Abah Deden bilang kalau Haikal dan teman-temannya mencuri buah jeruk milik Abah Deden.
Mereka tak minta rugi, hanya ingin memberi peringatan saja agar mereka tak mengulangi lagi. Bunda mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya kepada kedua pria itu dan di terima dengan baik. Bunda mengomel pada Haikal dan setelah itu bunda mendiamkan anak bungsunya.
"Buna, jangan diem aja, ngomong sama Haikal dong," ucapnya Masi membujuk bundanya.
Masih tak ada jawaban. Bunda hanya diam sambil menatap ke arah lain. Haikal menoleh ke arah sang Ayah seolah meminta bantuan, sayangnya Ayah hanya diam saja.
"Buna, Haikal janji gak ulangin lagi."
"Buna, jangan diam, nanti gak bisa ngomong lagi loh."
"Buna, kok, gitu? Kan Haikal ga jadi bawa jeluknya Abah Deden."
"Ayah, bantu aku. Buna ga mau ngomong," kata Haikal sambil menatap ayahnya.
"Ayah gak ikutan. Salah siapa nakal banget hari ini, nyuri punya orang itu gak baik."
"Haikal telgoda, Ayah. Soalnya jeluk Abah Deden kuning semua."
"Halah! Itu mah maunya, elo." Alvero ikut-ikutan.
"Enggak, salahin jelukknya kenapa dia kuning."
"Salah lo, lah. Ngapain nyuri punya orang?"
"Haikal gak nyuli."
Perdebatan itu terdengar di ruang keluarga. Haikal yang tak mau di salahkan padahal salah, dan ayah dan Alvero yang suka menyudutkan Haikal sampai menangis nantinya.
"Siapa yang mengajarimu mengambil milik orang lain? Tidak bisa jika meminta lebih dulu?" Suara itu, suara yang tak ingin Haikal dengar. Arka berbicara dingin padanya.
"Di ajak Lenja dan Nata. Bukan Haikal yang ajak."
"Lalu kenapa kamu ikutan?" tanya Arka.
"Kan udah Haikal bilang, kalau Haikal telgoda."
"Ya, sudah berarti kamu mencuri. Bunda marah itu jadi urusanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKAL [ TERBIT]
Fiction généralePelkenalkan, nama saya Haikal Lesmana Platama. Anaknya ayah Joldan!