33. With Abang Arka

2K 206 27
                                    

-Happy reading Chagi 🐻-


Sepulang sekolah Haikal berniat mengajak Arka untuk berkeliling. Pulang tadi dia di antarkan oleh Alvero, lalu pemuda itu pergi untuk berkumpul dengan teman-temannya.

Memang Arka hari ini hanya ada kelas pagi, maka dari itu siang dia sudah kembali kerumah. Bunda pergi arisan dengan teman-teman nya.

Setelah selesai berganti pakaian, Haikal menghampiri Arka yang sedang berada di kamarnya. Saat membuka pintu kamar Arka, Haikal lihat dia sedang duduk memainkan ponselnya.

"Abang!" panggilnya memasuki kamar Arka.

Arka menoleh ke arah pintu, alisnya terangkat menatap Haikal.

"Ayo kita pelgi jalan-jalan." Ajak Haikal.

"Kemana? Lagi mendung," balas Arka.

Haikal memandang ke luar jendela kamar Arka, benar saja langit sedikit mendung.

"Enggak kok, sebental aja, pengen naik motol gede." Anak itu masih mencoba membujuk Haikal.

"Tadi kan sudah dengan Alvero,"

"Sebental aja tadi, ayolah Abang, Haikal mau keliling sambil jajan cilok," mohon anak itu.

Arka menghembuskan nafas nya, dan akhirnya menyetujui, membuat Haikal berjingkrak senang. Arka memakai jaket lalu mengambil dompet lalu memasukkan kedalam sakunya.

Saat ini keduanya berada di taman tempat biasa Haikal jajan cilok. Taman tak terlalu ramai, mungkin karena sedang mendung dan orang-orang takut turun hujan. Haikal sudah memegang beberapa kresek berisi jajanan.

Anak itu memanfaatkan Arka, dengan cara membeli banyak jajan dan di bayar oleh Arka. Sedangkan Arka? Dia tak masalah, toh uang nya banyak, kartu di dompetnya ada beberapa yang isinya tak sedikit.

Menjalani Haikal tak akan membuat uangnya habis, lagi pula Haikal jarang mengajaknya jajan seperti ini.

"Sudah?" tanya Arka.

"Udah kok, jajannya udah banyak," jawab Haikal. Hari ini dia akan kenyang dengan jajan.

"Kita pulang." Arka berjalan sambil menarik lembut lengan Haikal.

Sedangkan Haikal hanya pasrah saja saat Arka menariknya. Keduanya tiba di parkiran, Arka memakaikan helm di kepala Haikal, lalu menyuruh adiknya naik.

Di perjalanan pulang hujan turun, membuat keduanya harus berteduh di depan ruko tutup. Arka membuka helm yang Haikal pakai, lalu keduanya duduk di bangku panjang yang ada di depan ruko.

Langit semakin gelap, dan hujan semakin deras. Hawa dingin menusuk di kulit, membuat Haikal menggigil. Dia hanya mengenakan sweater dan celana training, dia tak memakai jaket.

"Dingin?" tanya Arka, pertanyaan bodoh sebenarnya, Haikal hanya mengangguk.

Arka mengambil alih kresek di tangan Haikal dan meletakkan di bangku di sampingnya. Menarik Haikal mendekat ke arah nya, tangan kecil dan dingin itu ia genggam memberi kehangatan.

"Kan Abang tadi sudah bilang, gak usah keluar kamu ngeyel," ucap Arka.

"Pengen jajan, udah lama ga makan cilok," balas Haikal.

Arka hanya diam tetap menggenggam tangan Haikal, membalas perkataan Haikal akan membuat perdebatan panjang nantinya, jadi dia memilih untuk diam dan mengalah.

"Cilok nya mana? Aku mau makan." tangannya menengadah ke arah Arka.

Arka menyerahkan kresek berisi cilok ke hadapan Haikal dan langsung di terima anak itu. Haikal sibuk memakan ciloknya, matanya menatap ke arah jalanan yang di jatuhi air hujan.

HAIKAL [ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang