05. Haikal sakit

5K 263 2
                                    

Tandai typo!!

Coba agak klen komen-komen kan dulu, biar ga kosong kali!

Olahraga. Satu kata yang paling Haikal malas melakukannya. Dia itu orang nya mageran, biar di kata Haikal anak yang aktif tapi Haikal lebih memilih untuk balap sepeda dari pada olahraga di sekolah.

Tapi apa lah daya, hari ini setelah jam istirahat pertama kelas Haikal masuk mata pelajaran olahraga. Sudah lah hari sedang terik, malah di suruh olahraga.

"Cabut aja yuk" ajak Haikal kepada ketiga sahabatnya.

"Cabut mulu lo, ga ada nilai baru tau rasa" kata Renja.

"Gue males banget, mana panas banget lagi hali ini" kata Haikal. Memang hari begitu panas, padahal belum terlalu siang.

"Alah lebay lo, cuma panas begini doang" Nata yang diam pun mulai berbicara.

Haikal mencebik kesal. Apakah mereka tidak tau kalau Haikal tak bisa terlalu lama terkena panas matahari?. Ck.. menyebalkan.

"SEMUANYA KUMPUL DI LAPANGAN" teriakan dari seorang guru olahraga membuat teman satu kelas Haikal langsung berkumpul di lapangan.

Haikal semakin gelisah, bukan apa dia hanya tak mau kulitnya kembali merah-merah dan berakhir perih nanti nya.

"Ayok itu pak Budi udah panggil" kata Renja mengajak ketiga anteknya.

"Jevano, gue izin ya" kata Haikal.

Renja yang mendengar ucapan Haikal langsung menarik bocah itu ketengah lapangan, dimana satu kelas mereka sudah berkumpul. Haikal pasrah, mungkin setelah ini dia akan menahan perih pada kulitnya.

Jevano melihat Renja menyeret paksa Haikal ke lapangan hanya bisa mengikuti dari belakang. Sebenarnya dia juga tak ingin Haikal olahraga, karna dia tau bagaimana Haikal jika terkena panas matahari terlalu lama. Tapi bocah itu sudah terlalu sering bolos pelajaran olahraga, sampai-sampai wali kelas menegur Haikal.

Jam pelajaran olahraga berjalan lancar, terlihat di lapangan murid kelas Haikal tengah melakukan beberapa kegiatan seperti bermain futsal, voli, dan basket.

Haikal mulai Merakan perih di kulit nya yang sedari tadi terkena panas matahari. Jari-jari nya tak henti menggaruk bagian yang sekiranya gatal dan berakhir perih. Ingin menangis rasanya berada di situasi seperti ini.

Memilih meninggalkan lapangan dan teman-teman nya yang sibuk bermain futsal. Haikal berlari ke pinggir lapangan. Tangan nya tak henti menggaruk kulit nya hingga kini terlihat sudah memerah.

Mata nya memerah menahan tangis, air mata sudah membendung di pelupuk matanya. Sekali berkedip sudah pasti air mata itu jatuh.

"Bunda pelih" gumam nya pelan.

"Haikal kenapa?" tanya seorang gadis satu kelas Haikal.

"Kulitnya pelih Mila" adu Haikal kepada Mira bendahara kelas.

"Astaga..ayok ke UKS biar di obatin" kata Mira sambil membawa Haikal ke UKS.

Sebelum pergi dari sana Mira sempat meneriaki Jevano yang masi asik bermain di lapangan.

Saat sampai di UKS pun Haikal tak henti-hentinya meringis. Sungguh sekarang badannya terasa perih hingga wajah. Mira meminta Haikal untuk duduk di atas ranjang. Haikal patuh.

"tunggu bentar ya gue ambilin obat dulu, soalnya di sini lagi habis" kata Mira. Haikal hanya mengangguk patuh.

Tak lama Jevano datang dengan tergesa-gesa. Dapat dia lihat Haikal tengah menggaruk beberapa bagian kulit yang di rasa gatal.

HAIKAL [ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang