Maaf lama。◕‿◕。
Tandai Typo Chagi 💚
"Nanti jadi main gak?" tanya Haikal saat keluar dari kelas.
"Jadi dong, nanti lo sama Jevano datang kerumah Renja aja," kata Nata.
"Ya udah."
Keempat anak laki-laki itu berjalan beriringan menuju parkiran. Bel pulang sudah berbunyi dari lima menit yang lalu.
"Lo sama siapa, Kal?" tanya Nata.
"Gak tau, tadi ke sekolah di antel sama Ayah. Telus bilangnya pas pulang di jemput supil," jawab Haikal.
"Terus supir lo dimana?" mereka tak melihat supir Haikal di sekitar sekolah.
"Belum nyampe mungkin," jawab Haikal.
"Sama Vano aja, Kal." usul Nata.
"Tapi nanti pak supil datang gimana? Kasian halus datang jauh-jauh malah gue ga ada di sekolah."
"Biar gue telpon Bunda dulu," kata Jevano.
Mengeluarkan handphone nya, mengotak-atik sebentar. Berjalan agak jauh dari tempat Haikal dan temannya.
Tak lama dia kembali dan memasukkan handphone kedalam saku celananya.
"Udah yok!" ajaknya pada Haikal. Haikal mengangguk dan memakai helm yang di berikan Jevano.
Setelahnya ketiga sepeda motor itu melaju meninggalkan parkiran sekolah.
Membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit, mereka sampai di persimpangan rumah masing-masing. Memang rumah mereka masih berada di kompleks yang sama, namun hanya berbeda blok saja.
Renja dan Nata satu arah, sedangkan Haikal dan Vano berbeda arah dengan keduanya.
Sepeda motor milik Jevano berhenti di depan gerbang rumah milik keluarga Haikal. Haikal turun dari atas motor Jevano dengan hati-hati. Takut ngegelinding.
Memberikan helm pada Jevano. Helm itu memang di bawa Jevano dari rumahnya, namun Haikal yang memakai.
"Nanti jemput, ya," kata haikal.
"Iya."
"Jangan lama-lama, ya. Gue gak mau nunggu lama-lama."
"Iya, Haikal. Masuk sana, gue pulang."
Haikal mengangguk dan berjalan membuka gerbang. Jevano menghidupkan kembali motornya, dan melajukannya kerumah keluarganya yang berada di samping rumah Haikal.
Setelah melihat Jevano sudah berbelok memasuki halaman rumahnya, Haikal pun masuk dan menutup kembali gerbang. Menatap halaman luas membuat Haikal mendesah lelah. Kenapa tadi dia tidak minta di antarkan Jevano sampai ke depan teras saja. Lihatlah jarak antara gerbang dan teras rumah lumayan jauh. Hampir berjarak 50 meter.
Tidak mungkin dia duduk di pos satpam hanya untuk menunggu orang yang akan membawanya ke pintu rumah.
Dengan sedikit berlari kakinya dia bawa menuju rumah. Dahinya mengernyit melihat sebuah mobil yang terparkir di halaman rumah. Seperti familiar dengan mobil putih itu.
Otak kecilnya mencoba mengingat siapa pemilik mobil itu. Setelahnya dia tersenyum lebar, larinya semakin kencang. Haikal senang saat ingat siapa pemilik mobil itu.
Saat sudah berada di depan pintu utama dengan tidak sabaran dia mendorong pintu dengan kuat hingga menimbulkan suara keras.
"HAIKAL PULANG!" teriaknya.
Berlari menuju ruang tamu saat mendengar suara tawa dari sana. Senyumnya tak luntur, apa lagi saat melihat orang yang ada di sana tengah berbincang.
"GLANDMA HAIKAL KANGEN!" teriakan itu membuat mereka yang ada di sana terlonjak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKAL [ TERBIT]
Ficção GeralPelkenalkan, nama saya Haikal Lesmana Platama. Anaknya ayah Joldan!