10. Rumah Renja

2.8K 220 3
                                    

Tandai Typo Mek 💗💃

"Selamat siang, Haikal ganteng datang!"

"ANAK MAMI! MAMI KANGEN BANGET SAYANG"

Teriakan menggema itu terdengar dari seorang wanita paruh baya yang terlihat sedang berjalan cepat menuruni tangga.

Memeluk erat tubuh Haikal sambil di goyang-goyang kan kesamping.

"Haikal juga kangen Tante Mami," kata Haikal membalas pelukan hangat itu.

"Kenapa gak pernah main lagi kesini?"

"Maaf, Tante Mami. Haikal sibuk banget."

Terkekeh ringan wanita itu mendengar jawaban bocah itu. "Sok sibuk kamu. Renja nya mana?"

"Dilual lagi palkilin motol."

Ya, saat ini Haikal berada di rumah Renja. Tadi di sekolah dia merengek ingin ikut dengan Renja kerumah. Awalnya Jevano tidak mengizinkan, karena Haikal belum izin kepada bunda.

"Renja pulang!"

"Sini, Sayang. Kamu ganti baju gih abis itu turun, biar kita makan siang," kata Tante Mami pada putra bungsunya.

"Iya, Mi. Lo, ikut ke atas gak?" tanyanya pada Haikal.

"Enggak. Mau di sini aja temenin Tante Mami," jawab Haikal.

"Ya udah, gue ke atas dulu."

Haikal mengikuti Yara, Mami Renja. Berjalan menuju ruang makan. Terlihat di atas meja sudah banyak jenis makanan terhidang.

Haikal duduk di salah satu kursi di sana sambil menunggu Tante Mami menyiapkan minum. Memandang wanita cantik itu, dia bahagia karna Tante Mami menerimanya dengan hangat di rumah ini. Bahkan dia sudah di anggap seperti anak sendiri. Haikal bahagia.

"Tante Mami, Om Papi belum pulang?" tanya Haikal pada wanita yang tengah menuangkan air minum ke gelas.

"Belum, Sayang. Kayanya pulang sore, deh, " jawab Yara.

"Kalau abang Aska?"

"Lagi bikin tugas di luar sama temen nya." Aska adalah anak pertamanya, Abang Renja.

Haikal cukup dekat dengan keluarga Renja. Sejak pertama kali Renja dan Haikal berteman. Haikal sudah sering main kerumah Renja, dan keluarga Renja menerimanya dengan baik.

Bukan hanya keluarga Renja saja. Keluarga Jevano dan Nata juga senang jika Haikal bermain kerumah mereka. Terlebih lagi mama Jevano. Biar pun rumah mereka bersebelahan tapi mama Jevano sangat senang jika Haikal datang kerumah nya, bahkan sering menyuruh Haikal untuk menginap.

"Papi sama Abang belum pulang, Mi?" tanya Renja yang baru saja datang ke ruang makan.

"Kayak nya bakal pulang sore," balas Yara.

"Haikal, lo ga mau ganti baju?" tanya Renja pada Haikal yang sedang meminum jus jeruk.

"Enggak. ini aja Masi nyaman,"balas Haikal.

"Ya udah, sekarang ayo kita makan," kata Yara.

Ketiganya pun akhirnya memulai acara makan siang, sesekali di selingi dengan percakapan random yang membuat suasana meja makan siang ini lebih berisik.

Hari sudah menjelang magrib. Tapi Haikal masi berada di rumah keluarga Renja. Tidak perlu khawatir, karna Tante Mami sudah menelepon Buna nya dan mengatakan jika Haikal di rumahnya, dan akan di antar nanti.

Sudah berganti pakaian dengan menggunakan pakaian milik Renja. Saat ini Haikal dan Renja senang asik bermain PS di ruang keluarga.

"Tante Mami gak capek gambal-gambal telus?" tanya Haikal pada Yara yang tengah menggambar desain pakaian di iPad nya.

"Kan udah biasa. Jadi Tante Mami gak capek," jawab Yara sambil tersenyum ke arah Haikal.

"Kayak nya, selu. Haikal mau coba boleh?" melihat Yara menggambar seperti nya seru.

"Emang kamu bisa?"

"Bisa. Haikal seling gambal, kok. Iyakan, Lenja," kata Haikal pada Renja.

"Iya, gambar manusia lidi." Yara tertawa mendengar perkataan anaknya. Sedangkan Haikal memberenggut kesal.

"Mana ada gambal manusia lidi!" seru Haikal kesal.

"Terus apa? Gunung yang cuma garis bentuk segitiga doang?"

"Kayanya Lenja suka buka aib gue."

"Hahaha..udah udah jangan debat. Haikal kalau mau coba, nih." Yara memberikan iPad nya pada Haikal dan di terima dengan senang hati oleh Haikal.

Mencoret-coret pada layar iPad dengan abstrak ntah gambar apa yang dia buat. Yara tak keberatan yang penting Haikal senang dan nyaman, agar betah di rumahnya.

"Papi pulang!" seruan dari pintu masuk membuat Yara dan Renja mengalihkan pandangan ke arah pintu.

Terlihat pria paruh baya berjalan memasuki rumah dengan stelan jas kerjanya. Dia Yuda, ayah Renja.

"Loh! ada anak Jordan toh," kata Yuda saat memasuki ruang keluarga dan melihat Haikal yang tengah sibuk menggambar.

"Gak boleh gitu. Dosa namain olang tua," kata Haikal tanpa menatap Yuda.

"Kan Om Papi juga orang tua. Kamu ngapain sih?" Yuda menghampiri Haikal dan duduk di samping anak itu.

"Menggambal. Bial bisa kaya Tante Mami," jawab Haikal.

"Gambar apa?"

"Gambal kaya, Tante Mami," jawab Haikal.

"Itu mah bukan gambar kaya Tante Mami. Orang-orang sawah itu mah." Yuda terkekeh melihat gambar Haikal.

Haikal langsung menjauh dari Yuda. Ia tak ingin gambarnya di lihat jika belum selesai. "Jangan liat dulu, Om Papi," kata Haikal.

"Udah keliatan anak Jordan."

"Om Papi kok suka banget namain Ayah? Ayah Haikal gak salah loh."

"Suka-suka, Om, dong. Temen juga."

"Bacot,Yuda."

"HEH!" ketiga orang di sana serempak berseru.

"Siapa yang ajarin begitu?" tanya Yara.

"Lenja, Tante Mami," jawab Haikal.

Renja yang mendengar namanya di bawa-bawa melotot tak terima. "Mana ada. Bohong dia, Mi. "

"Mana ada bohong. Lenja suka panggil ayah Haikal pake nama doang," kata Haikal.

"Bohong banget."

"Haikal gak boleh ya kaya gitu. Sebut-sebut nama orang tua," peringat Yuda.

"SIAP YUDA!!" seru Haikal semangat.

Yuda sedikit terkejoed. Sisanya terkejoed banget. Sedangkan Yara hanya bisa tertawa bahagia melihat wajah masam suaminya.

Mo HIAT tapi hari ini banyak yg baca+vote, jadinya Masi mikir 28363938384783 kali sampe pusing. Ya udah deh, gatau.

Selamat Reading Mek 💗😽

HAIKAL [ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang