15. Alvero & Haikal

3K 222 8
                                    

Tandai Typo Chagi 💚

"'Kan bunda udah bilang, sebentar lagi kita pulang. Tapi kenapa abang sama adek malah bikin keributan di bawah? Kasian yang lain pada keganggu. Ini masih pagi banget, tapi berdua udah bangun terus berisik." sudah hampir sepuluh menit bunda mengomel kepada putra tengah dan putra bungsunya.

Bagaimana tidak? Hari masi sangat pagi. Bahkan matahari saja belum menampakkan diri di ufuk timur. Tapi kedua anak Jordan sudah membuat keributan di rumah besar milik nenek.

Keduanya tak henti-hentinya menggedor satu persatu kamar yang di tempati keluarga. Kecuali kamar nenek pastinya. Mana berani, hehe. Jam Masi menunjukkan pukul 04.55 yang artinya semua orang masih nyaman dengan kasur dan selimut.

"Makanya ayo pulang, Buna," kata Haikal.

Bunda menghela nafas pelan. "Iya, kita bakal pulang hari ini. Tapi nanti, ini masi gelap, diluar juga masih dingin, Sayang." Kata bunda memberi pengertian.

"Kan kita naik mobil, gak akan dingin. Haikal udah lindu sama Jojo," ucap Haikal kekeh.

Padahal Bunda sudah bilang. Mereka akan pulang saat siang atau setelah sarapan. Tadi malam keduanya sudah setuju dan mengiyakan, tapi pagi ini mereka malah berisik.

"Abang, juga, kenapa ikutan? Gak kasian sama yang lain, mereka masih tidur terus kamarnya di gedor-gedor begitu," ujarnya sambil menatap anak tengahnya.

Saat Bunda terbangun ingin ke kamar mandi, kedua anaknya sudah tidak ada di kasur. Dan saat akan menuju kamar mandi, dia mendengar suara gedoran pintu dan gelak tawa dari luar. Dengan langkah cepat bunda keluar dari kamar dan apa ini? Dia malah melihat kedua putranya tengah asik menggedor pintu kamar yang lain sambil tertawa bahagia. Bunda jadi pusing di buatnya, padahal masih sangat pagi.

"Kita pulang aja deh, Bun. Abang ga betah di sini." Alvero ikut-ikutan seperti adiknya.

"Kan Bunda udah bilang, kita pulang nanti." ayah ikut buka suara. Dia juga terganggu dengan ulah putranya itu.

"Sekalang aja. Kenapa halus nanti? Bial sampe lumah gak lama, nanti kalo siang kan macet," kata Haikal pada ayahnya.

"Gak akan macet. Mending tidur lagi, nanti kita pulang," kata ayah. Sedangkan Arka? Dia tidak terganggu sama sekali. Dia bahkan tidur dengan nyenyak di bungkus selimut tebal.

"Haikal udah kangen Jojo. Pasti Jojo kesepian kalo ga ada aku," katanya sok sedih. Sedangkan Alvero mengangguk setuju.

"Gak akan kesepian. Di rumah ada Bik Jum, sama yang lain," ucap bunda.

"Abang Velo katanya mau kumpul sama temennya, jadi kita halus pulang sekalang, Ayah." dia tak menyerah membujuk ayah.

Bukan apa. Hanya saja keduanya tidak betah berlama-lama dirumah nenek. Karena jika di sini mereka hanya berdiam diri di rumah, mendengar nenek mendongeng seperti radio rusak.

Kan kalau di rumah sendiri lebih nyaman. Ngapain saja terserah, mau kemana saja bisa. Dan bisa berkumpul dengan teman-teman. Apa lagi Haikal, dia ingin melancarkan aksi memetik mangga milik om Bagas bersama Nata.

"Bisa nurut gak kalo bunda bilangin?" tanya bunda mencoba untuk tetap lembut.

Keduanya mengangguk cepat, tak ingin bunda sampai marah. Bisa panas telinga mereka nanti di omeli bunda sepanjang hari.

"Nah kalo bisa, sekarang balik tidur. Sekarang Masi jam lima!" suruh bunda pada keduanya.

"Tapi kita pulang kan?" tanya keduanya.

"Pulang, Sayang. Tapi nanti ya, kalau udah siangan," Kata bunda.

Keduanya akhirnya naik kembali ke atas kasur yang di sana masi ada Arka yang tidur, dan Ayah yang menatap perdebatan kecil mereka. Haikal tidur di samping Ayah, masuk kedekapan hangat milik Ayah. Sedangkan Alvero si samping Haikal. Bunda tersenyum melihat keduanya menurut. Menaikan selimut sampai sebatas dada kedua putranya.

HAIKAL [ TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang