-Happy reading Chagi 🐻-
Sudah hampir seminggu Haikal di rawat di rumah sakit. Dia begitu bosan dan muak, ingin rasanya cepat-cepat keluar dari ruangan terkutuk ini.
Beberapa hari yang lalu, saat Alvero membawanya kerumah sakit dengan keadaan tak sadarkan diri, dokter mengatakan bahwa hal yang terjadi dengan Haikal adalah hal biasa, bagi orang yang menderita penyakit hemofilia. Badan yang nyeri, kadang susah di gerakkan, dan juga mimisan. Hal itu juga di sebabkan karena penderita yang sering kelelahan, kekurangan air, dan mungkin bocah nakal itu malas meminum obatnya.
Kini Haikal tengah duduk di atas bangsal rumah sakit, di temani oleh bundanya. Sedangkan keluarganya yang lain tengah sibuk dengan urusan masing-masing.
"Buna, kapan boleh pulang?" tanya Haikal.
"Tunggu adek sembuh dulu, ya" balas bunda.
"Gak akan sembuh."
Ucapan itu membuat bunda terdiam, dadanya seperti di timpa benda besar, sangat sakit dan sesak. Memang benar penyakit yang anaknya derita anak sulit sembuh, atau bahkan tidak bisa sembuh.
"Jangan ngomong gitu, Buna ga suka, Buna sedih," ujar bunda.
Haikal merasa bersalah membuat Bunanya sedih. "Jangan sedih, maaf Haikal ngomongnya gak baik." Anak itu memeluk sang ibu dengan erat.
Bunda mengusap Surai putranya," gapapa, asal jangan ngomong gitu lagi, ya. Buna gak suka." Haikal mengangguk di dekapan bundanya.
°°°°°
Ruangan tempat Haikal saat ini ramai, sebab ayah dan abangnya sudah kembali dari urusan masing-masing. Di tambah kedatangan kakak dari Nayla yang datang dari Kalimantan.
Haikal, anak itu tengah tidur, tak terganggu dengan keributan yang ada di ruangan miliknya. Tadi setelah makan dan meminum obat nya, anak itu mengeluh mengantuk dan akhirnya tertidur.
Suara tawa khas anak bayi terdengar di ruangan itu, terlihat balita tengah bermain dengan seorang pemuda. Bayi itu tertawa tak kala tubuh nya di gelitik oleh pemuda itu.
"Abang, udah nanti adek nya batuk, kata Bunda kepada Arka, putranya.
"Lucu soalnya," balas Arka singkat.
"Kamu ini, dari dulu sampe sekarang kalo ngomong singkat-singkat banget," kata wanita yang mungkin seumuran dengan bunda.
Arka hanya diam, melengos dan kembali bermain dengan bayi kecil itu. Sedangkan wanita tadi melotot garang, bisa-bisa nya dirinya di cueki oleh keponakan tampannya.
Bunda terkekeh, "yang sabar ya mbak" ucap bunda pada wanita itu.
Wanita yang di panggil mbak itu memberenggut Kiara, nama wanita itu, kakak dari Nayla sendiri.
"Sabar aku mah, udah dari dulu dia begitu" kata Kiara.
Mereka kembali larut dalam obrolan mereka, ayah dan suami Kiara yang tengah membicarakan tentang bisnis.
Alvero, pemuda itu tengah duduk di kursi samping ranjang adiknya. Pemuda itu memandang wajah damai milik Haikal, ingatan saat Haikal kambuh kembali berputar di pikirannya, segera dia tepis pikiran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAIKAL [ TERBIT]
Fiksi UmumPelkenalkan, nama saya Haikal Lesmana Platama. Anaknya ayah Joldan!