18 " Jadi..., siapa yang membunuh ayah kami?"

49 7 0
                                    


⚠️ Mengandung adegan kekerasan.

Flashback
.

.

.

Haechan terus berlari meski terseok-seok, tanpa memperdulikan rasa perih di kakinya yang sudah berdarah karena berlari tanpa alas kaki.

Nafasnya tersengal sambil sesekali menengok ke belakang, memastikan kalau ketiga pria yang mengejarnya tidak terlihat. Tapi harapan nya sirna, mereka justru semakin dekat dengannya.

Dengan sisa tenaganya yang mulai menipis, dia kembali berlari di antara tiang-tiang bangunan yang usang, tempat ia melarikan diri. Haechan berpikir jika dia berlari ke bangunan yang terbengkalai, akan mudah bersembunyi.

" Hiks, bunda! Haechi sudah tidak sanggup lagi" Isaknya perlahan. Ia kini bersembunyi di antara tong-tong besar dan tumpukan besi yang sudah tidak terpakai.

Dari jauh ia mendengar derap kaki berlari ke arahnya. Semakin dekat, jantung Haechan pun semakin berdetak dengan kencang. Ia membekap mulutnya sendiri meredam isakan nya agar tidak terdengar oleh para pengejar nya. Ia menangis dalam diam, air matanya sejak tadibtidak berhenti keluar membasahi wajah manisnya yang sudah kotor bercampur debu.

" Kita sudahi main petak umpet nya, manis. Keluarlah, kita akan bersenang-senang!"

Terdengar seruan salah satu dari mereka. Ketiganya berjalan berkeliaran di dekat tempat Haechan bersembunyi.

" Tenanglah, kita tidak akan bermain kasar kok. Kau hanya perlu mendesah di bawah kami, ha ha ha!!" Timpal yang lain di iringi gelak tawa teman-temannya.

Tawanya yang mengerikan menggema ke seluruh tempat sepi itu, hingga membuat Haechan semakin meringkuk kan tubuhnya, ke sela-sela tong yang berukuran besar itu.

" Ouw! Dia sangat manis dan gempal, aku tidak sabar untuk segera mencicipinya" sahut pria yang terakhir dengan seringai tipis di wajahnya.

' Bundaaa..., hiks!' Haechan semakin erat membekap mulutnya agar suara tangisannya tidak terdengar, tapi sayang sepertinya dewa keberuntungan tidak berpihak kepadanya, karena tiba-tiba sebuah tangan kekar menarik rambut nya dengan kasar.

" Ketemu kau!!"

"Aargh!!!"

Haechan pun memekik kesakitan, ia di tarik dan di gusur keluar dari persembunyian nya.

" Lihat ini kawan..., betapa cantiknya dia" Pria bertubuh tinggi itu mengelus wajah haechan dengan tatapan lapar.

Haechan memelototkan matanya karena selain mengelus wajahnya pria itu masih menjambak rambutnya dengan keras, hingga ia merasa kulit kepalanya merasa panas, bisa di pastikan kalau beberpa helai rambutnya ikut terlepas.

" Sshh, le-pas- kan..., hiks!" Rintih Haechan sambil terisak menahan sakit. Bukan nya merasa iba, ketiga pria itu tertawa senang melihat wajah kesakitan mangsa nya.

" Ha ha ha..., kau semakin manis saja, aku tidak sabar untuk menjamah mu!" Seru pria itu senang, matanya menatap jalang ke arah bibir Haechan yang memucat.

DARKSIDE #jeongcheol ft banginho & markhyukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang