Seperti biasa, maaf kalau ada typonya
⚠️🙏⚠️🙏⚠️🙏
* * *
10 Agustus 2022
Dua hari setelah diumumkan peserta yang lolos dari tes osis tahap pertama, kini sepuluh satu disibukkan dengan kegiatan tahunan yang ditunggu-tunggu satu negara.
Memeriahkan kemerdekaan.
Ngomong-omong, sesuai dugaannya dari awal, Andini tidak lolos seleksi tahap satu. Hahaha, jelas sekali tidak lolos. Tulisan sulit dibaca, pembina osis pun tak tahu. Bagaimana bisa peserta seperti itu lolos?
Kecuali kalau ada uang lebih ya.
Dikarenakan jam kosong pada pelajaran kimia, hal itu membuat inisiatif Hanif dan Nadhira untuk mendiskusikan tentang lomba dan pawai yang akan dilaksanakan dari tanggal 15 sampai 19.
"Jadi gini, Rek. Minggu depan tuh kita full kegiatan tanpa KBM. Tanggal 15-16 buat lomba makan kerupuk, estafet balon air, badminton ganda, estafet bola gelas, PES, sama voli. Tanggal 17 kita cuma upacara. Terus tanggal 18 buat final badminton sama voli. Nah kanggal 19nya pawai." Nadhira menjeda sejenak kalimatnya. "Itu aku udah kirim digrup juknis lombanya. Bisa dibaca ya. Lomba voli sama PESnya hanya cowo, badminton ganda, estafet balon air khusus cewe, sisanya bebas. Ada yang mau jadi tumbal lombanya nggak? Selain voli ya, soalnya yang cowo ikut voli semua," ucap Nadhira yang diprotes sebagian anak laki.
"Awang sama Hilman itu loh ikut voli aja. Soalnya mereka tinggi," celetuk Heaven.
"Kok ngatur?" protes Awang tak terima.
"Ya harus lah!" balas Nadhira yang setuju dengan Heaven.
"Ayo-ayo diisi listnya! Kalau nggak aku pilih acak nanti," ancam Nadhira.
Suasana kelas mendadak ramai dengan pemilihan lomba ini. Rara, yang dulu teman SMP Fathya pun menawarkan untuk ikut lomba estafet air pada gadis itu. Fathya-nya juga mau-mau aja, toh itu lombanya pertim, bukan individu.
"Nadhira, aku, Noemens, Syifa, Rara, Salva, sama Fathya ikut yang estafet balon air," seru Cahya yang langsung dicatat nama-namanya oleh Nadhira digrup.
Ikut jangan?
Nggak usah deh. Paling banyak yang minat...
"Lombanya bisa diatur nanti, Nad, digrup. Sekarang kita bahas pawainya aja dulu mumpung jamkos," usul Naizha yang diangguki Nadhira.
"Ada usulan nggak tema pawainya apa?" tanya Hanif.
Hampir semuanya mengusulkan saran-saran untuk pawai. Mulai dari yang paling masuk akal sampai tema yang melenceng dari tujuan pawai untuk memeriahkan kemerdekaan.
Satu, dua, tiga usul tema ditulis di papan oleh Denisa. Mulai dari pekerjaan di zaman dahulu, peristiwa sepuluh November, dan profesi masa kini.
"Nadhira! Gimana kalau konsepnya itu gabungan dari ketiganya? Jadi satu kelas ini itu ada yang jadi tentara, dokter, sama korban. Terus yang cewe ada yang jadi bakul jamu," jelas Sasi memberikan opininya.
"Biar makin seru tambahin dukun, Nad! Itu profesi juga kan?" sahut Naizha.
"Boleh-boleh. Yang lain gimana? Setuju nggak?"
"Setuju aja wes, biar nggak ribet."
"Iya, Nadh, itu aja buat pawainya."
"Siapa yang mau jadi tentara? Yang cowo!"
"Aku, Den." Ketua kelas yang baik adalah Hanif, tanpa disuruh pun dia mengajukan diri untuk menjadi tentara dalam pawai pertama mereka.
"Siapa lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Best(crox)Era [TERBIT]
Teen FictionEra terbaik itu di masa SMA, tepatnya di kelas 10. Itu kata Andini. Soalnya pas kelas 11 gak seasik dulu. Nggak ada solid-solidnya di kelas 11, sirkelnya kuat banget pula. Kalau di kelas 10 walaupun banyak sirkel tapi tetep asik dan solidaritasnya t...