17. Tidak NT guys

14 5 3
                                    

WARNING TYPO!

* * *

21 Oktober 2022

Siang ini di kelas sepuluh satu, suasananya cukup panas. AC-nya sedang mati, entah kapan akan diservice. Maka dari itu hampir seluruh penghuninya membuat kipas manual, pakai buku tulis.

Soalnya kalau pakai buku paket berat.

"Aduh kok puanas banget sih?" gerutu Heaven yang kepanasan.

Ditambah mereka baru selesai olahraga di auditorium yang juga sangat panas di sana.

"AC-nya mati, Ven," jawab Awang.

"Ck. Levanter ini lama banget kalo disuruh benerin AC. Katanya mahal tapi AC masih suka mati gini," dumel Heaven lagi.

Dia merasa menyesal masuk Levanter ini. Tapi ya mau bagaimana lagi?

"Kantin aja lah," ajak Zildan yang disetujui anak laki lain.

Berangkatlah sekumpulan anak laki-laki sepuluh satu ke kantin meski belum bel istirahat. Pasti beli es.

"Ganti sekarang apa nanti, Guys?" tanya Rahma.

"Ganti sekarang aja aku. Sekalian mandi," jawab Naizha yang sudah menenteng totebag nya.

"Yang bener aja kamu mandi di sekolah, Zha?" tanya Sasi terkejut mendengar pernyataan dari teman se-sirkelnya.

"Aku udah bawa sabun dari rumah," balas Naizha sambil menunjukkan botol mini berisi sabun cair.

Beberapa dari mereka hanya bisa menggeleng pelan. Kaget dong ada orang yang mau mandi di sekolah. Biasanya kan hanya BAB dan buang air kecil. Ini malah mandi? Yang bener aja!

"Gerah woy kalo cuma ganti itu," jelasnya lalu berangkat menuju kamar mandi.

Diikuti oleh teman-temannya yang lain. Tapi yang mandi hanya Naizha saja ya. Karena hanya gadis itu yang sudah menyiapkan keperluan untuk mandi dari rumah. Mulai dari sabun hingga handuk, semua dibawanya.

"An, ganti sekarang apa nanti?" tanya Fathya. Dia mah ikut aja apa kata Andini. Begitu pula sebaliknya kadang.

"Sekarang aja lah. Nanti ramai biasanya," jawab Andini sambil membawa baju gantinya.

* * *

S

elepas dhuhur, sepuluh satu hari ini ada jam kosong. Tadi waktu ekonomi juga jam kosong. "Jumat berkah banyak jam kosong," kata Mahdy begitu.

Jam kosong ini banyak menimbulkan pro dan kontra. Kalau sekali dua kali mah oke saja. Kalau hampir setiap minggu jamkos di pelajaran yang sama?

Repot juga muridnya. Apalagi kalau mendekati ujian, duhh. Materi aja nggak ada yang dipelajari malah dihadapkan dengan soal-soal membuat kepala pusing.

Itu yang dialami sepuluh satu saat ujian tengah semester pelajaran ekonomi. Bu Anisa jarang masuk, beliau sebagai waka humas tentu sangat-sangat sibuk. Kalau Andini hitung, beliau mengajar ekonomi pada kelas ini hanya empat kali dan tidak berturut-turut.

Kisi-kisi juga dapat dari kelas lain.

Kata bu Anisa, "Sepuluh satu ini kan kelas prestasi, jadi belajar sendiri ya."

Dalam hati Andini, "Ya tapi kalau nggak tau apa materinya percuma belajar. Ujung-ujungnya soal ujian sama yang dipelajari beda."

Dan benar terjadi saat ujian kemarin.

"Oh ya, besok masuk ya. Upacara hari santri," ucap Nadhira tiba-tiba yang membuat hampir satu kelas mengeluh.

Best(crox)Era [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang