06. Selasa yang...

40 17 4
                                    

WARNING TYPO!!!

⚠️⚠️⚠️⚠️

* * *

26 Juli 2022

Jam pertama, geografi. Sama seperti biologi kemarin, hari ini hanya diisi perkenalan dan cerita-cerita singkat tentang pendapat murid sepuluh satu di SMA Levanter ini walaupun belum ada satu bulan bersekolah.

"Bagaimana perasaan kalian masuk sini? Senang atau sebaliknya?" tanya bu Lia, sebagai guru geografi mereka selama satu tahun ke depan.

"Menyesal, Bu!" jawab Heaven asal. Yang tak disangka malah disetujui satu kelas, termasuk Andini. "Betul!"

Bu Lia terkejut dengan cantiknya kemudian bertanya lagi, "Loh, kok malah menyesal. Kenapa? Kan masuk sini itu pilihan kalian."

"Mana ada, Bu. Saya masuk sini disuruh orang tua."

"Sama, Bu. Disuruh masuk sini soalnya deket dari rumah."

"Kalau begitu kenapa setuju."

"Biar nggak dikira durhaka sama orang tua aja, Bu."

"Oh, begitu ya, haha. Tapi nggak apa, Levanter ini juga nggak kalah bagus kok sama SMA Megaverse."

Seperti itu percakapan pertama bersama guru geografi. First impression Andini terhadap beliau cukup baik. Pasti dia mengira kalau bu Lia ini tipe yang belajar tidak harus dari buku. Dan tugasnya tidak akan menyusahkan murid.

Belum juga mulai pelajarannya sudah berekspetasi seperti itu. Harapannya memang seperti itu bagi Andini. Karena dia akan menyukai sebuah pelajaran jika dia tertarik, nyaman, dan tidak terbebani otaknya oleh buku-buku paket yang tebal itu.

Karena otaknya sangat imajinatif. Jadi, Andini melakukan apapun yang dia suka dengan enjoy. Kalau tidak, ya ditinggalkan.

Seperti mantan.

Namun, sebelum pelajaran geografi berakhir, ada panggilan dari perpustakaan untuk mengambil buku pinjaman.

"Aduh, pasti tasku jadi berat," celetuk Andini yang melihat temannya berjalan keluar kelas.

Dan benar saja. Tiga belas buku paket sekaligus yang dipinjamkan oleh perpustakaan hari ini. Itu masih ada keringanan, karena beberapa pelajaran satu bangku satu paket.

Paket itu di antaranya ada ipa, ips, matematika, informatika, dan ppkn.

Agar adil, Andini membawa dua paket setebal 4 cm, ipa dan ips. Sedangkan Fathya membawa tiga buku paket yang ketebalannya lebih tipis sedikit dari buku ipa dan ips. Ingat, lebih tipis sedikit, hanya sedikit.

Andini kadang licik. Tapi biar tidak rugi jadi dia menumbalkan Fathya untuk membawa buku paket lebih banyak darinya. Dan teman sebangkunya itu tidak keberatan kok, jadinya biasa saja.

"Eh, ada Belanda ternyata. Keren banget Levanter ada bahasa Belanda. Biasanya kalau nggak Mandarin ya Jerman, atau nggak bahasa Perancis. Ini bahasa Belanda. Mau balas dendam kah?" cerocos Andini setelah kembali ke kelas dan melihat-lihat buku paket dari perpustakaan tadi.

"Di jadwalnya kan ada, An. Kata kak Nabila tiap angkatan bahasa asingnya beda-beda. Angkatannya kak Nabila bahasa Mandarin, kalau angkatannya kak Ryan kemarin bahasa Jepang kalau nggak salah," balas Fathya yang mendengar ocehan tak jelas Andini.

"Oh ya? Sugih tenan Levanter ini," decak Andini.

Pelajaran geografi berlanjut. Bu Lia menjelaskan mengenai materi yang akan dibahas pada semster satu ini dan menjelaskan secara singkat materi yang akan dibahas minggu depan.

Best(crox)Era [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang