Maaf guis kalau ada typo
🙏⚠️🙏⚠️
* * *
16 Agustus 2022
Setelah pukul tujuh, Andini mengganti bajunya dengan seragam olahraga. Karena ia akan lomba, sendirian pula. Sebelumnya badminton ganda putri main terlebih dulu.
"Rara, Salva, regis dulu ya," ucap Nadhira santai.
"Ayo ke audit semua! Jangan ada yang di kelas!" seru bendahara satu yang menjabat sebagai penanggung jawab kelas.
"Yang laki! Ayo jangan males-malesan!"
Andini sudah berada di tangga menunggu teman-temannya turun juga. Kurang dari satu menit anak-anak sepuluh satu sudah berjalan menuruni tangga satu persatu. Kemudian Andini mengikuti mereka dari belakang.
Sesampainya di auditorium Levanter yang sangat luas, Rara dan Salva yang menjadi perwakilan badminton ganda putri croxera segera melakukan pemanasan terlebih dulu. Serta berlatih lagi sembari menunggu giliran bertanding.
Cukup lama ternyata urutan main kelas sepuluh satu. Sampai ada beberapa anak kelas yang jajan ke kantin.
"Pertandingan selanjutnya sepuluh satu melawan sebelas enam!" seru sang pj lomba badminton dengan mic.
"Semangat-semangat!"
"Ayo, Rara, Salva!"
"Semangat sayangkuu!"
Oh jelas setelah nama mereka dipanggil, banyak yang memberikan semangatnya pada kedua pemain. Setelah diberi penjelasan oleh wasit, kedua tim bersiap dengan semangat untuk menang.
"Go go let's go let's go Croxera!"
"Go go let's go let's go Croxera!"
"Go go let's go let's go Croxera!"
"Go go let's go let's go Croxera!"
Poin mulai berpindah-pindah pada orang yang menjatuhkan shuttle cock terlebih dulu. Poin sementara, 4-8 untuk tim lawan.
"Go go let's go let's go Croxera!"
"Go go let's go let's go Croxera!"
"Go go let's go let's go Croxera!"
"Go go let's go let's go Croxera!" Tim penyemangat terus mengeluarkan jargon-jargonnya. Siapa tahu nggak menang dilomba tapi menang di suporter kan?
Priittt!
"Alah..."
"Nggak papa, nggak papa. Masih ada satu game lagi."
"Go go let's go let's go Croxera!"
"Go go let's go let's go Croxera!"
Game pertama croxera kalah dengan skor 10-6. Dan game kedua dimulai dengan servis tim sebelah.
Bunyi benturan cock dengan raket terdengar menggema di auditorium. Ditambah suara kedua pihak suporter yang bersemangat hingga suara hampir habis menambah suasana panas dalam ruangan multifungsi tersebut.
"Nadhir, aku turun dulu ya. Liat lombanya," ucap Andini yang berpamitan pada Nadhira.
Biar nggak hilang-hilangan. Dia peserta lombanya, makanya nggak boleh asal pergi gitu aja. Harus izin sama penanggung jawab kelas.
"Oh, iya, An. Nanti kalau ini udah selesai kita ke bawah langsung kok," balas Nadhira.
"Oke." Itu yang diucapkan secara lisan. Berbanding terbalik dengan hatinya. Nggak usah dilihat nggak papa kok, Nadh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best(crox)Era [TERBIT]
Teen FictionEra terbaik itu di masa SMA, tepatnya di kelas 10. Itu kata Andini. Soalnya pas kelas 11 gak seasik dulu. Nggak ada solid-solidnya di kelas 11, sirkelnya kuat banget pula. Kalau di kelas 10 walaupun banyak sirkel tapi tetep asik dan solidaritasnya t...