Bab 13: 🔞🔞

7.5K 148 5
                                    

Suara punggung yang terbentur dengan dinding terdengar, diiringi dengan pekikan rasa sakit. Napas ter engah-engah juga mengiringi dengan geraman jantan yang mengusik telinga.

Dress yang di kenakan Elena tersingkap dengan bagian dada yang sudah terbuka, memperlihatkan kulit putih dan bagian dadanya yang membusung. Sebalah kakinya terangkat, berada dalam cengkraman pria di depannya yang saat ini tubuhnya menyatu dengan dirinya.

"Kenapa anda melakukan ini?" Elena bertanya dengan suara serak. Orang yang sangat tidak ingin dia temui kini menyatu dengan tubuhnya. Mengunci diri mereka berdua di dalam kamar mandi dan tanpa mengatakan apapun berbuat hal yang menjijikkan. "Bukankah saya sudah memberikannya," sambungnya.

"Apa menurutmu itu hanya cukup dengan sekali?" Eizer balik bertanya. Dia menundukkan wajahnya, memperhatikan mata Elena yang saat ini menatapnya dengan kebencian. "Biaya operasi dan pengobatan ibumu yang berlangsung tidak akan sebanding hanya dengan sekali, Elena. Jadi, aku menginginkannya lebih, sampai aku merasa puas, atau bosan," sambung Eizer.

"Ngh...."

Erengan Elena membuat Eizer tersenyum puas. Dia beralih ke arah telinga Elena. Menggoda di bagian sana dengan melumat dan mengigitnya hingga turun ke leher Elena, melakukan hal yang sama hingga erengan Elena tak ter tahan.

"Apa ini yang kau maksud libur bekerja? Ataukah hanya untuk menghindariku dan menemui pria lain? Apa kau juga melakukan ini dengannya? Seperti ini Elena?" tanya Eizer secara berturut. Dia Mempercepat gerakannya hingga suara milik mereka yang menyatu semakin terdengar.

"Ti-tidak, Tu-tuan, saya mohon hentikan!" pinta Elena. Tangannya berusaha mendorong dada Eizer. Namun kekuatannya tidak akan pernah sebanding dengan Eizer.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Eizer lagi. Gerakannya secara perlahan memelan. Namun dia mencium dan mengigit bibir Elena hingga berdarah. "Jawab, Elena!" perintahnya ketika Elena masih diam.

Saya hanya menemaninya ke sini. Tidak ada maksud lain," jawab Elena. Bibirnya yang berdarah bergetar dengan napas yang tak beratur.

Setelah mendengar jawaban Elena, Eizer mencium kembali bibir Elena dengan dalam, membuat suara ciumannya terdengar nyaring. "Jangan melakukan apapun yang bisa membuatku marah, Elena. Kau berhutang besar padaku! Kau milikku. Jadi kau harus menurut kepadaku!" Eizer mendesis. Gerakan tubuhnya kembali cepat dan kasar.

"Ngh.... A-ahhh..."

Elena terus mengerang. Gerakan yang di buat Eizer membuat tubuhnya berguncang hebat. Otaknya terasa buntu dengan perut yang luar biasa bergejolak.

"A-ahhh... A-apa yang Anda lakukan?" pekik Elena ketika Eizer mengangkat tubuhnya dengan masih menghipitnya di dinding. "Ini sakit, to-tolong hentikan! Turunkan saya!" pinta Elena. Dia mencengkram dengan kuat bahu Eizer dengan napas yang memburu.

"Aku tidak akan melepaskanmu, jadi diam dan nikmati saja!" perintah Eizer. Pinggulnya bergerak dengan cepat.

Elena yang tak punya pilihan lain hanya bisa pasrah. Dia menyandarkan tubuhnya di bahu Eizer dengan rintihan yang terus terdengar. Di bawah sana miliknya terasa panas ketika milik Eizer menghantam dirinya dengan kasar.

Elena membekap mulutnya menggunakan bahu lebar Eizer ketika pelepasan menghampirinya. Sedangkan Eizer menggeram, tangan kekarnya memeluk tubuh Elena dengan Erat. Dia merapatkan tubuh mereka ketika pelepasan sama-sama menghampiri.

Keduanya mengatur napas masing-masing dengan posisi yang masih sama, sebelum pada akhirnya Erena bergerak, meminta di lepaskan.

Eizer menurut, melepaskan Elena dengan pelan. Dia juga memundurkan tubuhnya. Dia berjalan ke arah wastafel dan mengambil beberapa lembar tisu untuk membersihkan miliknya. Setelah itu dia membenahi celananya, merapikan dirinya hingga rapi seperti semula, seakan tidak terjadi hal apapun.

Troubled ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang