Bab 31

2.2K 178 19
                                    

Beberapa jam sebelumnya, tepatnya di gedung perusahaan 'SH Resort Group' berkepemilikan Eizer Sebastian. Berita mencengangkan membuat seluruh penghuninya berbisik-bisik tak percaya. Para Karyawan membuka masing-masing gadget mereka, mencari-cari kebenaran tentang berita yang beredar, meletus, mengguncangkan rasa ketidak percayaan mereka mengenai berita perselingkuhan Seorang pria sempurna dan pelayan rumahnya. Kini, semua berita itu telah tersebar keseluruh penjuru. Sedangkan di bawah sana, di depan gedung itu, beberapa Wartawan terlihat berdatangan, mencoba menerobos masuk untuk mengumpulkan informasi yang lebih banyak.

Sedangkan di ruangan pribadinya bertempat di lantai dua puluh, Eizer tengah berbaring di sofa. Kepalanya berdenyut sakit dengan perut yang bergejolak. Dia merasa mual tetapi tidak bisa mengeluarkan isi di dalam perutnya, sehingga hanya membuatnya menjadi lemas. Karena itulah dia tidak tahu apa yang tengah terjadi sebelum pada akhirnya Bobby menerobos masuk dengan tidak sopan. Tidak seperti biasanya, membuat dirinya merasa sedikit kesal.

"Tuan," panggil Bobby. Dari nada bicaranya terdengar khawatir. Dia juga membawa ponsel beserta surat kabar di kedua tangannya.

"Kau sungguh tidak sopan, Bobby! Apa kau tahu bahwa hari ini aku sedang tidak ingin melakukan apa pun? Jika menyangkut pekerjaan lebih baik kau pergi saja, aku akan memeriksanya nanti!" Eizer berkata dengan kesal. Dia juga memejamkan matanya.

"Tuan, ini bukan tentang pekerjaan. Anda harus melihat ini!" ucap Bobby cepat. Dia mendekati Eizer dan menyodorkan surat kabar beserta ponselnya kepada Eizer.

Pada awalnya Eizer malas meladeni Bobby, namun ketika melihat isi berita di ponsel Bobby, Eizer seketika terbangun dengan rahang yang mengeras. Tangannya terkepal dengan kuat dan giginya saling menggigit.

"Cari tahu saluran media mana yang menyebarkan berita ini!" titahnya kepada Bobby. "

"Baik, Tuan," ucap Bobby. Dia keluar dari ruangan Eizer dan tak lama kembali lagi dengan membawa laptopnya. Dia duduk di sofa dan mulai mengotak-atik laptop maupun ponselnya.

"Sepertinya berita ini bermula dari akun palsu, Tuan. Namun, ada kemungkinan juga akun ini mendapatkan dukungan yang berpengaruh di belakangnya hingga bisa menyebar luas bahkan dengan waktu cepat seperti ini," ucap Bobby.

"Tidak ada yang tahu selain kau, kepala pelayan, dan wanita itu, Bobby," ucap Eizer.

"Anda tidak mungkin mencurigai saya, Tuan!" Bobby berucap dengan terus mengotak-atik laptopnya. "Begitupun dengan Nyonya Sally," sambungnya. Bahkan dia saja baru mengetahui beberapa hari yang lalu bahwa Sally sebenarnya sudah mengetahui tentang Tuanya dan Elena.

"Tidak, tetapi dia," balas Eizer. "Aku akan pulang, kau tangani kericuhan di sini!" titahnya kepada Bobby.

"Saya akan ikut, Tuan. Kita juga harus menggunakan pintu darurat karena di bawah banyak para wartawan," ucap Bobby.

"Baiklah," balas Eizer. Saat ini dia terlihat lebih tenang dari seblumnya. Namun, siapa sangka bahwa matanya melayangkan tatapan mematikan. Dia ingin sekali segera sampai di rumah dan meneriakkan nama wanita itu.

**

Deborah tidak memperdulikan teriakan Eizer yang terus memanggilnya. Dia saat ini fokus mengoleskan lipstik berwarna merah menyala ke bibirnya. Hingga ketika pintu dibuka dengan kasar, barulah dia menoleh dan sudah mendapati Eizer berjalan ke arahnya dengan tatapan tajamnya.

"Aku tidak tuli, suamiku. Lihat, aku sedang berdandan," ucap Deborah. Dia masih duduk dengan bergaya anggun dan tersenyum ramah kepada Eizer.

"Kau tidak takut dengan apa yang aku katakan waktu itu?" tanya Eizer dengan mendesis, menahan emosinya.

Troubled ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang