Bab 45

3.8K 306 105
                                    

Binar cahaya matahari mulai meredup dengan langit berwarna jingga sebagai pendampingnya. Suara burung yang hinggap dari dahan ke dahan lainnya terdengar, dengan sekompok kupu-kupu cantik berterbangan di sisi sungai. Sedangkan di atasnya capung terlihat melayang, lalu mencelupkan ujung perutnya ke permukaan air.

Seperti orang yang tidak dianggap ada, Eizer kembali duduk di kursi kayu setelah keluar dari rumah Elena. Dia sempat ikut masuk untuk melihat kedatangan Jackson yang disambut dengan sangat baik oleh Moana maupun Elena. Dan saat ini dia melihat ke arah kandang domba, di mana di sana memperlihatkan Elena dan Jackson yang sedang memberi makan empat domba milik Elena. Mereka memberikan rumput-rumput hijau kepada domba itu dan sesekali terlihat tertawa.

"Jackson C, anak pertama pemilik perusahaan Champion," ucap Eizer pelan. Tentu saja dia tahu karena sering bersinggungan dengan pemilik perusahaan Champion dalam setiap acara. Dia juga sering mendengar pemilik perusahaan Champion itu selalu membicarakan putranya.

"Tidak ingin berkecimpung di perusahaan karena lebih memilih menjadi dokter hewan," ucap Eizer lagi. Tatapan matanya menajam, melihat bagaimana interaksi Elena dan Jackson.

"Kaka!" Eizer mengucapkan panggilan itu dengan rasa tidak percaya, teringat bagaimana Elena memanggil Jackson.

"Dia memanggilnya Kakak, sedangkan memanggilku dengan, Tuan dan Anda," sambungnya kesal dengan tangan yang tersilang di depan dada.

"Nah, bawa ini! Tadi Jackson memintaku untuk memberikan ini juga kepada Anda. Dan sekarang, akan lebih baik jika Anda segera pulang. Matahari sudah akan tenggelam dan jalanan juga akan menggelap," ucap Moana. Dia menyodorkan paper bag berukuran kecil kepada Eizer.

"Bagaimana dengan dia?" tanya Eizer dengan dagu menujuk ke araj Jackson.

"Tentu saja Jackson akan tinggal di sini," jawab Moana. Setelahnya dia meletakkan baper bag kecil itu di sisi Eizer karena Eizer sepertinya tidak berniat mengambilnya.

"Sudahlah, lebih Anda segera pulang, dan jangan pernah datang lagi ke sini!" setelah mengatakan itu Moana segera pergi dari sana. Dia berjalan ke arah Elena dan Jackson, ikut bergabung dengan mereka berdua. Mereka terlihat berbicara dan tertawa dengan begitu akrab.

Eizer segera menundukkan kepalanya, setelahnya dia berdiri, melangkah pergi, menjauh dari sana, meninggalkan tiga orang yang terlihat begitu senang ketika mereka berbicara. Sangat berbeda ketika dirinya ada di antara mereka. Jadi, Akan lebih baik dia pulang untuk saat ini.

Eizer tidak tahu jika sedari tadi Elena sesekali melihat ke arahnya. Bahkan kini Elena melihat kepergiannya, memperhatikan punggung lebarannya yang mulai menghilang tak terlihat lagi.

"Ibu, Kak Jackson, aku akan masuk kedalam rumah," ucap Elena.

"Baiklah, masuklah segera. Biarkan aku dan Bibi yang melanjutkan memberi makan dombamu," balas Jackson. Dia juga tak segan mengusap kepala Elena dengan tersenyum lembut.

Elena menganggukan kepalanya dan kini segera berlalu dari sana, dia masuk kedalam rumah dan masuk kedalam kamarnya.

"Huh...." Elena menghembuskan napasnya dengan kasar. Dia mendudukkan dirinya di sisi ranjang, memperhatikan dirinya melalui pantulan kaca.

"Ada apa denganku," ucap Elena pelan. Entah kenapa dia merasa tak enak hati kepada Eizer, terlebih ketika Eizer pergi tanpa berpamitan kepadanya.

"Kehadiranmu benar-benar mengacaukan segalanya, Tuan." Elena berkata lirih. Dia kini merebahkan tubuhnya, sedangkan tangannya mulai mengusap perutnya sendiri ketika dia merasakan pergerakan bayinya.

***

Langit berwarna jingga kini sudah menghilang, tergantikan langit berwarna hitam dengan butiran salju yang mulai berjatuhan.

Troubled Man(END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang