Bab 20

2.1K 149 20
                                    

Pada sore harinya, cahaya matahari mulai meredup di iringi dengan semilir angin yang berhembus halus. Kupu-kupu yang berterbangan terlihat hingga di atas bunga. Mereka hinggap di atas bunga satu hingga ke satunya.

Elena terlihat membawa gembor dan mulai menyiram bunga dengan bersenandung kecil. Dia menyumbangkan suaranya sehingga kupu-kupu yang mendengar suara dan pergerakannya mulai berterbangan menjauh dari bunga.

"Indahnya." Elena berucap dengan pelan. Dia membelai bunga matahari yang begitu subur. Rambut cokelatnya yang sedikit keriting terkepang dengan berantakan, sedangkan rok dan bajunya terlihat kusut dengan tanah yang menempel. Itu wajar saja karena Elena baru saja selesai membantu Aran dan Rose menanam bibit bunga baru.

"Elena," panggil Rose dari arah belakang . Dia berjalan sedikit terburu-buru dengan tangan yang membawa wadah pupuk.

"Ada apa, Bibi?" Elena bertanya dengan sedikit kebingungan. Pasalnya wajah Rose sore ini terlihat begitu senang.

"Aku mendapatkan kabar bahwa Tuan memberikan libur di akhir musim panas untuk semua pelayan. Beliau berharap para pelayan bisa menikmati akhir musim panas dengan baik. Tadi Tuan Bobby yang menyampaikannya kepada kepala pelayan melalui sambungan telepon," ucap Rose. Dia menjelaskan kepada Elena dengan begitu senang.

"Benarkah?!" tanya Elena. Dia sedikit tidak percaya. Liburan akhir musim panas, bukankah biasanya liburan awal musim panas. Itu terdengar sedikit aneh.

"Benar, Elena. Untuk itu aku senang. Kamu bisa libur bekerja lagi selama seminggu," ucap Rose.

"Bagaimana dengan, Bibi?" tanya Elena.

"Aku baru kemarin ijin. Jadi, aku akan tetap di sini dan membiarkan Aran yang pergi. Kasihan dia hampir setahun ini tak pernah berhenti bekerja," balas Rose. "Dan kamu, Elena, kamu juga harus memanfaatkan kesempatan emas ini. Aku tahu kemarin kamu tidak puas kan? Jadi, sekarang segeralah bersihkan dirimu dan pulang kerumahmu! Aku tahu kamu juga ingin menghabiskan waktumu dengan ibumu," ucap Rose.

Elena tersenyum kepada Rose. Dia selalu merasa nyaman bersama dengan Rose yang begitu pengertian kepadanya. "Baiklah, Bibi, setelah ini aku akan pergi, tetapi aku akan menyelesaikan menyiram bunga dulu," balas Elena.

Rose tersenyum dan mengangguk. Mereka sama-sama menyiram bunga dengan sesekali mengobrol hangat.

Setelah selesai menyiram bunga, Elena berjalan ke arah kamarnya dimana di sana juga sudah terdapat banyak pelayan. Mereka sepertinya juga sedang bersiap-siap untuk pergi dari sana.

"Elena, apa kau akan mengambil libur lagi?" tanya Sally, si kepala pelayan.

"Iya, Nyonya, saya ingin mengambil kesempatan ini untuk menemani ibu saya," jawab Elena.

Sally tersenyum. Dia menganggukan kepalanya mengerti. "Baiklah. Sampaikan salamku kepada ibumu," pintanya.

"Akan saya sampaikan, Nyonya." Elena menjawab dengan tersenyum cerah. Setelah itu dia segera masuk kedalam kamarnya. Ketimbang membersihkan diri dan membawa beberapa barang miliknya, Elena lebih memilih mengambil tas jeraminya dan keluar dari kamarnya. Dia berencana akan membersihkan diri di rumah dan setelahnya memasak, lalu pergi untuk menemani ibunya di rumah sakit.

'Bibi, paman, aku akan duluan." Elena sedikit berteriak kepada Aran dan Rose yang saat ini terlihat mengobrol di kebun bunga.

"Ya, pergilah, Elena. Hati-hati di perjalanan." Rose berteriak, sedangkan Aran terlihat melambaikan tangannya.

Setelah itu Elena kembali menemui kepala pelayan dan berpamitan untuk pergi dari sana. Dia memang harus berpamitan kepada Sally dikarenakan Nyonya mereka masih berada di rumah sakit, dan mempercayakan apapun kepada Sally sebagai kepala kepala pelayan.

Troubled ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang