Happy reading🦋
.............
Di kediaman megantara
Setelah dari rumah Ara, terlihat Alvin memasuki rumah yang mewah melewati pekarangan dengan motor kebanggaannya. Tak jarang terlihat beberapa bodyguard yang menjaga di tiap sisi mosium itu.
Setelah memarkirkan motornya digarasi, alvin memasuki rumah ya mungkin sebagian orang akan beranggapan bahwa rumah ini akan penuh dengan kebahagiaan tapi itu salah besar, tidak ada kebahagiaan sedikitpun semua orang hanya mementingkan pekerjaan saja. Alvin memikirkan itu merasa jengah.
"Eh den udah pulang?" tanya Bi Inah melihat tuan muda pemilik mosium ini.
"Hmm iya Bi, ayah sama bunda belum datang?" Ya sedingin apapun Alvin diluaran sana akan tetap menghormati orang yang lebih tua darinya.
"Belum den dari kemarin tuan sama nyonya tidak ada di rumah," jawab Bi Inah.
"Gitu ya, ya udah Alvin ke atas ya Bi." Setelah itu Alvin melanjutkan langkahnya menuju lantai atas tepatnya di kamar miliknya.
Bi Inah yang melihat itu kasihan dengan tuan mudanya. Bagaimana tidak bi Inah yang dari kecil merawat Alvin tidak pernah melihat kedua orang tuanya yang meluangkan waktu barang sedikit pun. Tapi di sisi lain orang tua Alvin menyayangi hanya caranya saja yang salah.
"Bibi nggak tega sama den alvin, Bibi harap dengan adanya non Ara di kehidupan aden bisa merasakan kehangatan yang jarang Aden rasakan dan Bibi harap keluarga ini kembali kayak dulu lagi," ucap Bi Inah sambil melihat punggung Alvin yang mulai perlahan menghilang di anakan tangga itu.
Tak berselang lama Alvin menaiki kamarnya, bunyi klakson dari mobil orang tuanya memasuki pekarangan rumah juga.
Tampak Arvin Megantara dan Vania Maheswari Mengantara orang tua alvin memasuki kediaman mereka. dilihat keduanya pasangan yang serasi hanya saja kasih sayang yang diberikan ke Alvin caranya yang salah, dan keduanya pun tidak sadar akan hal itu, hmm mungkin akan.
"Bibi," panggil Vania.
"Loh nyonya sama tuan kapan datang nya?" tanya Bi Inah.
"Baru aja kok bi, Alvin mana kok rumah sepi biasanya teman-teman Alvin berada di sini juga?" tanya Vania heran karena biasanya rumah ini tampak ramai dengan teman-teman Alvin.
"Itu Nya den alvin ada di kamarnya baru aja sampai. Kalau teman-teman den alvin emang sudah jarang Nya mampir ke sini," jelas bi Inah
"Oh begitu. Ya udh Bibi siapin makan malam ya, kami beres-beres dulu," ucap Vania
"Baik Nya," jawab Bi Inah dan berlalu dari sana.
*****
Di kamar Arvin dan Vania duduk di sofa yang tersedia tidak jauh dari kasur. Mereka tampak bicara dengan serius.
"Yah aku rasa selama ini kita jauh dari Alvin," ucap Vania sedih.
"Iya Bun, Ayah juga merasa begitu. Kita terlalu sibuk akan pekerjaan sampai-sampai lupa dengan anak sendiri."
Hadeh baru sadar orang tua ini."Bunda pengen kayak dulu lagi waktu Alvin masih bayi. Dulu kita sebahagia itu ya, Yah hiks hiks," tangis Vania mengingat momen itu.
"Udah-udah nanti kita perbaiki semuanya pelan-pelan ya, walaupun akan sulit karena Alvin yang sudah menutup diri dari kita," ucap Arvin menenangkan sang istri.
*****
Di dapur bi Inah dan beberapa maid disana tampak mempersiapkan makanan, terlihat juga Vania yang membantu keperluan makan malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlvinAra [END] || TERBIT
Teen FictionTERBIT DI TEORI KATA PUBLISHING *VOTE AND COMENT YA* [Proses Revisi || Part masih lengkap] "Bahagia? Gue belum pernah ngerasain itu. Tapi entah kenapa memilikimu adalah anugerah tersendiri bagi gue!!" <Alvin "Percayalah bahwa setiap manusia akan be...